Cerita Seks Terbaru 2017 Silahkan Baca Sampai Lemas, Di Tulis dan di sadur dari kisah nyata yang beredar di mana-mana, kategori dewasa, cerita ngentot dengan cewek berjilbab hot dewasa seligkuh sekolah masih pakai seragam SMA dan SMP Update Setiap Harim
Home » , , , , , , , » Cerita Sex Dengan Kakak Sepupuku Amel Yang Binal - [Part 2]

Cerita Sex Dengan Kakak Sepupuku Amel Yang Binal - [Part 2]

Download Bokep

Cerita seks terbaru Cerita Sex Dengan Kakak Sepupuku Amel Yang Binal - [Part 2] 2018 update setiap hari silahkan simpan halaman ini, cerita bokep sex bergambar terbaru.
cerita sex terbaru ml dengan kakak sepupuku di rumah lagi sep, kakak seupuku ini sangat hot dan binal baca cerita sebelumnya di part 1:






Amel bangkit dari ranjang dan agak setengah berlari kekamar mandi kamar kostku. Dengan malas akupun bangun dan menyeka sebisanya lelehan spermaku dianjang dan tubuhku dengan tissue, lalu menarik lagi celanaku yang melorot ke posisi seharusnya.
Cukup lama Amel dikamar mandi sampai akhirnya dia muncul lagi juga di hadapanku.


Pandangan mata kami bertemu saling menatap tanpa cukup lama, masih tanpa kata terucap. Amel begitu cantik dan indah masih selalu mampu membuatku tertegun mengaguminya.

"Mel ..." aku menarik nafas. Aku bahkan tidak tahu ingin berkata apa sampai dia tersenyum manis melihat reaksiku. Dia menggigit bibir bawahnya, membuatnya terlihat benar-benar seksi.

"Kemarilah," bisik Amel lembut dan singkat.

Aku bergerak ke arahnya, terpesona. Amel membalik badannya memunggungiku hingga jadi aku berada tepat di belakangnya. Ketika aku cukup dekat, Amel meraih tanganku dan, meletakkan pelukan tanganku di perutnya. Aku malu, merasa seperti anak kecil bodoh saat Amel membimbing apa yang harus aku lakukan sebagai lelaki.

"Kamu pengen, ya Ric?" Tanya Amel pelan, dia bersandar saat aku memeluk tubuh rampingnya sedikit lebih erat.

"Apa masih kurang jelas?" Aku balik bertanya.

Amel tersenyum menahan kikik geli dengan begitu mempesona, dan penisku berdenyut kembali mengeras di antara kami. Dia tidak menggerakkan pinggulnya, tapi aku bisa merasakan pantatnya yang padat menekan himpitanku hanya dengan beberapa lapisan helai kain calana di antara kami.

"Gede banget sih, Rico" bisik Amel padaku, Ego dan penisku secara bersamaan merespon menjadi makin pede Aku meraih membawa jariku merogoh kembali ke gundukan belahan kemaluannyanya, membuat Amel menggeliat.

Amel terengah-engah saat aku menekan jari-jariku membelai klitorisnya.

"Aku gak bisa menahannya lagi ... kamua cantik sekali ... aku ingin ..." Aku berhenti mencoba mencari rangkaian kata-kata untuk aku ungkapkan.

"Aku tahu apa yang kamu inginkan Rico ..." katanya manis, dia menoleh dan mencium pipiku.

"Aku tahu kamu sudah lama memikirkannya, karena aku juga ... Akhirnya, Amel mencium bibirku. Kami belum pernah melakukannya, rasanya begitu hangat dan lembut ... aku berharap ini tidak akan pernah berakhir.

"Tapi kita ... tidak bisa ..." katanya, dengan nada penyesalan yang dalam. Aku membalik tubuh Amel menatapnya, dan kami berdiri di sana kembali dalam diam.

"Ini salah Rico …dan kita sudah terlalu jauh"

Tentu, Amel benar, tapi bukankah dia sendiri yang yang memulai? Aku sudah sangat lama mengagumi, memuja, mengidamkan, bahkan mencintai Amelia kakak sepupuku ini. Tapi aku selalu berusaha menahan diriku pada batas-batas norma susila. Dan bukanlah Amel sendiri yang telah meruntuhkan batas sakral itu? Apakah Amel sengaja mempermainkan aku?

Alih-alih berdebat dengannya, aku melakukan apa yang insting tubuhku katakan kepadaku. Aku mendorong pinggulku ke arahnya, mengangkat Amel sedikit duduk ke tepi meja belajarku. Aku sangat keras dan bernafsu, dan aku tahu Amel merasakannya.

"Sudah …Hentikan Rico! ..." Amel menuntut.

Tapi aku tidak ingin berhenti, aku menyukai pinggang ramping kakak sepupu perempuan ini di tangan aku dan perasaan tak terbantahkan yang kami berdua miliki, terlepas dari protesnya. Aku sadar ini mungkin kesempatan terakhirku untuk bersama Amel.

Memang, nafsu telah menguasaiku. Amel, dengan kecantikannya yang sempurna, membuatku merindukan untuk menyentuhnya lebih banyak, merasakannya, membawanya, memilikinya... Tapi muncul kegetiran murni dari hasrat hatiku didorong oleh cinta dan kasih sayang yang telah begitu lama aku pendam. Aku sangat ingin bercinta dengannya, menemukan dan merengguk lebih banyak segala misteri keindahan yang ada padanya.

Aku merenggut celana pendek sekaligus celana dalam Amel. Aku mengulurkan tangan. Amel menangkap pergelangan tanganku, tapi tidak sebelum jariku bisa mendarat dengan sempurna di atas klitorisnya dan diposisi tepat untukku mendesaknya.

Aku menggoda di sekitar pembukaannya selama beberapa detik. Cengkeramannya menegang di lenganku saat kuletakkan jari tengahku ke arahnya..

"Fuuuucck ...!!" desisnya saat aku menusukkan lagi jari tengahku di dalam dirinya.

"Ric ... serius ... ahhhhhh ... RICO!"

Aku merenggut memelorotkan celanaku sendiri, melepaskan penis keras laparku dari kurungannya.

Penisku terasa sangat dekat dengan belahan bibir bawahnya yang basah namun, jari tengahku masih terbenam di vaginanya yang rapat.

"Jangan ... jangan ... ouhhhhh ... Sudahhh ... tolong Rico ... fuckk ..."

Payudaranya terasa luar biasa, tubuhnya terasa luar biasa, dan saat bibir kami bersentihan Amel gemetar, rasanya juga luar biasa.

Tangan Amel yang halus mendorong menahan perutku dan tangan yang menggenggam batang penis kerasku yang terus menekan menggesek paha mulus lembutnya.

"Kamu sangat menyebalkan Rico…" maki Amel diantara napas yang pendek

"Kenapa sih kamu jahat sama aku?"

"Karena aku tahu kamu menginginkannya sayangku ..."

"Ayo Amel, kenapa kamu tidak membiarkan aku?!"

Amel memutar matanya, kesal. Tapi sekilas aku melihat senyumannya.

Amel mulai mengocok-ngocok batang penis kerasku dalam genggamanya

"Ini sejauh aku akan membiarkan kita lalukan, Rico, aku serius." Katanya.

Sialan, kupikir, dia sudah akan menyerah.

Aku mengujinya, mendesak pinggulku ke depan agar penisku menekan di antara kedua selangkanganna. Amel menggelengkan kepalanya. Ujung penisku mengesek melewati klitorisnya dan disela belahan bibir vagina yang sangat ingin kunamun Amel mencegahnya dengan dorong tangannya.

"Itu tidak akan terjadi Rico ..."

Sepertinya sangat tidak adil. Aku tidak memulai semua ini. Amel yang telah menyebabkan evolusi pikiranku dan resolusi akhir tentang betapa cantik dan menggodanya kakak sepupuku. Amel yang telah memamerkan tubuhnya dan memulai sentuhan nakal menggoda itu..

Aku meraih pinggulnya erat-erat, merasakan tulang pinggul di bawahnya. Aku merasakan cengkeramannya pada penisku melonggarkan saat dia merasakan apa yang sedang kulakukan. Jika Amel melepaskannya, aku bisa saja mendorong ke depan dan mengubur diri aku ke dalam dirinya, mengakhiri permainan bodoh ini dan menerobos dinding penghalang yang berada di antara cinta kita.

"Jangan berani coba-coba," kata Amel memperingatkan.

Aku mendorong, Amel tidak cukup kuat untuk menghentikanku. Aku bisa merasakan bibir memeknya terbelah saat ujung penisku menguakkan. Amel memegangi penisku sehingga dia masih memegang kendali. Meskipun aku mencoba berbagai posisi, Amel dengan cepat membimbing aku sehingga ketika pinggul aku bertemu dengannya, aku berada di antara pahanya lagi. Aku sudah merasakannya; Aku ingin lebih

Aku pikir Amel tahu saat dia melihat ke mataku bahwa aku tidak berniat untuk menyerah. Dia memelototi aku, taki aku tahu bahwa dia tidak sepenuhnya berkomitmen untuk menghentikan aku; Jantungku berdebar kencang di dadaku.

Aku menahan napas dan merasa sangat gugup. Aku bertanya-tanya apakah nanti Amel akan menyalahkanku karena memaksa dan memperkosanya? Aku begitu menginginkannya. Sekarang adalah kesempatanku.

Aku menarik pergelangan tangannya yang mengenggam menehan penisku dengan kuat. Amel bisa saja menghentikanku. Dia bisa saja berontak, tapi aku tahu Amel juga menginginkannya. Cepat atau lambat Amel akan membiarkanku menyetubuhinya.

Amel masih pura-pura menolakku. Aku melihatnya menggigit bibirnya, merasakannyatubuh Amel gemetar tegang. Dia bergoyang-goyang erotis lemah, dengan setengah hati berusaha melepaskan tangannya dari cengkramanku.

Ujung kepala penisku mendesak belahan bibir luar memeknya, dan dengan cepat meluncur dengan enteng ke celahnya yang licin dan basah, mengesek-gesek mencari pintu liang vagina kakak sepupu cantikku Amelia.


***

Amel menggeliat meronta turun dari posisi duduknya di sisi meja belajarku. Namun aku cepat meringkusnya kembali dan memeluk pinggang rampingnya dari belakang dan mendorongnya kembali ke arah meja belajarku.


"Sialan Rico! …."Rico, aku peringatkan!" Amel mengerang.

"Memperingatkan apa Amel? Bahwa kamu mengoda aku dan puas setelah mendapat semua yang kamu inginkan dan kemudian pergi begitu saja?"

Gundukan pantat Amel menempel ketat mengesek penis kerasku. Begitu lembut,halus namun sekaligus juga padat, kencang dan kenyal.

Dengan kasar aku mendorong punggung Amel hingga membungkuk berpegangan di sisi meja belajarku. Aku menggenggam penis kerasku menggesek dan mengarahkan ke gundukan belahan memek kakak sepupu cantikku itu

" Rico ... eghhhh ... ooouwwhhhhh!!!."

Aku tidak akan pernah melupakan erangan manja suara Amel yang begitu merdu saat pertama kali merasakan penisku mendesak menyusup ke dalam liang vagina sempit kakak sepupu cantikku itu.Vagina ketat Amel yang membungkus rapat batang penisku sama sekali tidak seperti apapun yang pernah kurasakan atau bayangkan sebelumnya dalam hidupku.

Penis kerasku akhirnya di dalam tubuh kakak sepupuku sendiri. Ini sangat salah, tabu, penuh resiko dan konsekuensi.. Tapi aku sangat menginkannya.

Aku tidak kejam, aku tahu bahwa Amel perlu menyesuaikan diri dengan batang kerasku yang menusuk dalam tubuhnya. Kali ini, Amel tahu bahwa aku memegang kendali. Selama beberapa saat kami sama-sama tidak bergerak, karena kami sama-sama menerima kenyataan bahwa kami akhirnya melakukan hubungan terlarang ini.

Aku mencengkeram pinggul Amel, perlahan aku menekan mendesak memaksakan mili demi milimeter batang penis kerasku menyusup lebih dalam ke liang vaginanya yang mungil.

"Ouuuwwww ... Aduh Rico ... berhenti ... ... tolong …sakit Rico …udah cukup" rintih Amel memelas.

Vaginanya sangat ketat hingga terasa menyesakkan dan agak membuatku ngilu. Aku pikir aku mungkin klimaks segera. Perlahan aku menarik beberapa cm penisku dari dalam tubuhnya sebelum menusukkannya kembali sedalam-dalamnya.

"Ouuuuuwahhhhh ... fuckk Rico ... ughhh ...jahat ….tega kamu memperkosa aku!!.."

"Kamu sudah tahu bahwa aku akan melakukan ini Amel ..." Aku berdebat, "kamu terus menggoda dan menggoda aku"

"Cobalah untuk jangan terlalu tegang supaya gak menyakitkan sayang" bujukku

Aku tidak mengharapkan Amel akan menuruti saranku, tapi dalam beberapa detik aku bisa merasakan bagian dalamnya mengendurkan cengkeramannya. Benar-benar seperti dia mengizinkan aku melanjutkan.

Aku memompakan penisku dengan perlahan-lahan, menikmati sensasi gesekan-gesesan ketat kedua kelamin kami yang menyatu. Amel nampak sangat cantik. Dia lebih sempurna dan lebih nikmat dari pada yang aku impikan dan khayalkan sekian lama sebelumnya….

"Aghhh ……..you are fucking asshole Rico…." Maki Amel meringis.

"Apa itu Amel," tanyaku sinis dengan nafas sesak, "kamu mau aku gituin pantat kamu?"

Aku segera meraih pinggulnya untuk berpegangan erat dan terus memompa menyetbuhi Amel karena mungkin ini adalah kesempatan terakhirku untuk melakukannya.

Dengan sia-sia tangan kanan Amel masih berusaha mendorong pinggul dan perutku yang menempel ketat dipantatnya dari belakang.


Setelah beberapa dorongan aku akhirnya ikut membungkuk menindih, tanganku memeluk sambil meraih buah dadanya yang sempurna. Aku merenggut kancing kemejanya dan bra nya yang menghalangiku dari payudaranya dan kemudian meremasnya gemas. Jari-jariku menemukan putingnya dan aku mencubitnya, mendengar erangan merdu manjanya .

"Ahhhhhh ... oh fuck Rico ... aku ... ohhh …shit ...udah…. berhenti ….aku mau ..."

Tidak mungkin. Tidak mungkin aku akan berhenti. Aku hanya menahannya lebih erat. Amel menggeliat dengan satu tangan mencoba mendorongku menjauh. Usaha Amel sangat tidak terkoordinasi, dan masing-masing dorongan hanya membuat gerakannya semakin putus asa.

"Rico jangan ... ouhf...fuckkkk ... Ric ... Rico ... tolong ..." rintihnya. Amel tidak tahu apa yang dimintanya; Kami sama-sama tidak pernah merasakan hal seperti ini. Ini adalah dunia baru asing yang belum pernah kami kunjungi Aku tidak bisa berhenti. Aku akan membawa Amel kepuncak tertinggi disini bersamaku, walaupun harus dengan cara menyeretnya.

"Ohhh tolong Rico ... pleaaaase .. oooOOOUUUW."

Aku memeluknya lebih erat karena aku bisa rasakan lututnya menyerah lemas di bawah tubuhnya. Tanganku melingkari dadanya dan perutnya; Pinggulku terus berayun menyodoknya.

Amel gemetar dan kejang di pelukanku. Amel meraih lenganku yang memeluknya dan menahannya erat-erat. Kukunya mencengram erat tanganku sampai sakit. Kepalanya kembali terkulai, lehernya yang anggun begitu dekat denganku sehingga aku bisa mencium bau sisa wangi parfumnya.. Aku memegangi tubuh lemas gadis muda yang cantik itu begitu kencang sehingga tubuh kita saling menyatu dalam gairah.

Terowongan cintanya berkedut meremas penisku dengan kegemasan yang hampir menyakitkan. Aku bisa merasakan dinding rongganya bergetar. Orgasme Amel akhirnya perlahan mereda. Aku bisa merasakan kekuatan kembali ke tubuhnya. Napasnya yang terengah-engah semakin dalam, dan cengkraman kukunya akhirnya terlepas dariku. Aku telah berhenti menggerakkan pinggulku, sesaat aku merasa kasihan dan ingin membiarka Amel beristirahat, namun aku seperri tersangkut didalam pelukan erat liang mungilnya.

Aku bisa merasakan tubuh kecil Amel berjuang untuk untuk pulih sepenuhnya; Kerentanannya sangat menggemaskan. Aku juga tidak keberatan, karena aku mengambil kesempatan untuk terus memijat lembut payudaranya.


Yang membuatku cemas, Amel meraihnya kembali dan meletakkan telapak tangannya di pinggulku. Dengan usaha yang cukup, dia mendorongku menjauh dan berdiri tegak, penis bengkak tergelincir kesat perlahan. Setiap sentimeter yang terpapar terasa dingin dan tidak nyaman saat tidak lagi dalam cengkraman kakak sepupu cantikk. Aku khawatir, saat ujung kepala penisku akhirnya muncul dari lubang kecil Amel dengan suara isapan samar. Aku tidak akan pernah masuk lagi.

Sekarang giliranku untuk menahan napasku. Aku rindu untuk menyelesaikan gairah birahi di dalam Amel dan aku cemas tentang apa yang akan kakak sepupuku itu katakan saat dia berbalik ke arahku.

Saat dia berbalik, awalnya Amel tak melihat wajahku, dia hanya menunduk menatap penis kerasku ku menempel di perutnya. Penis adik sepupunya yang telah menyerang vaginanya dan memaksakan orgasme padanya.

Ketika akhirnya Amel mendongakke atas, aku tidak bisa menebak membaca ekspresi di wajah cantknya. Kami kembali terdiam, tatapannya membuatku kikuk salah tingkah dipenuhi rasa bersalah yang mendalam. Amel mengulurkan tangan untuk berpegangan dipundakku padaku saat bibirnya dan bibirku bersatu. Aku merasa penisku tergelincir ke celah yang sangat basah di antara kedua kakinya.

"Kamu bajingan Rico..." katanya sambil cemberut manja saat aku mencoba untuk memperpanjang ciuman kami namuan diamengelak menarik wajahnya menjauh.

"Apa?" Tanyaku dalam kegalauan mencoba membela diri.

"Aku tidak percaya kamu melakukan ini!" Kakak sepupu ku itu melanjutkan

"Melakukan apa?"

"Kamu memperkosa kakak sepupu kamu sendiri, dan kamu meniduriku tanpa kondom ..." katanya dengan alis terangkat. "Belum lagi sangat kasar memaksa."


"Tapi, …aku pikir ..."

Amel mencubit pinggangkuu dengan gemas dan tertawa terbahak-bahak, "Kamu adik sepupu yang terburuk!"

Amel terlihat sangat cantik dan telanjang indah mempesona, di bersandar manja di dadaku. Aku menariknya erat-erat dalam dekapanku dan sempat melihat wajahnya bersemu memerah.

"Apa kamu khawatir akan lemas orgasme sebelum aku klimaks?" Tanyaku sarkastis.

"Oh, astaga, sombong sekali kamu Rico!"seru Amel.

Dengan gerak tiba-tiba Amel mendesak dan mendorongku hingga terduduk di atas ranjangku. Tanpa ragu, Amel duduk mengangkangiku dengan gerakan yang sangat erotis.

Aku terpesona oleh si cantik binal yang sulit dipahami ini. Otak sadar aku masih berjuang untuk menerima bahwa aku baru saja menyetubuhi kakak sepupuku ini dengan paksa dan kini tubuh Amel diiatas tubuhku dengan perlahan meliuk melindas menggiling penisku. Aku ingin memohon Amel untuk membawaku kembali ke dalam dirinya, tapi dia belum bisa karena Amel sudah terlebih dhulu menekuk membukkuk melumat bibirku dengan penuh gairah. Aku merasakan celah belahan memek Amel menggesek penisku begitu rapat hingga terasa menyiksaku.

Akhirnya dia berhenti untuk menatap mataku, dia mengangkat pinggulnya untuk memposisikan dirinya. Aku bisa melihat dn merasakan Amel gugup saat dia meraih batang penisku dan mengarahkan ke gerbang sempitnya. Ketik aku rasakan liang vagina Amel sudah menempel kepala penisku aku mengangkat pinggulku dengan tak sabar mendorong menyesakkan u dalam tubuhnya sebelum dia sempat bereaksi. Tubuhnya tersentak dan dia mengangkat tubuh lebih tinggi untuk melepaskan kepala penisku dari dalam dirinya.

"Aghh you are So damn big," Amel merintih.

Aku meraih pinggul Amel dengan kuat dan menarik tubuhnya ke bawah sampail separuh penisku tertancap dalam saluran ketat mungilnya.

Amel memelukku, menciumi leherku. Dia masih menyesuaikan diri, Aku merasa puas cukup menahannya dan merasakan tubuhnya kembali bersatu denganku.

"Janji ya kamu gak boleh nembak didalem, oke?” bisik Amel

"Kenapa enggak?" Tanyaku menggoda.

"Karena,….. karena nanti aku bisa hamil."

Aku tidak yakin kenapa, tapi tiba-tiba pikiran tentang benih spermaku membuahi kakak sepupu cantikku ini justru membuatku makin bergairah terangsang dari sebelumnya. Aku menggenggam pinggulnya setegas mungkin dan membantunya di sepanjang jalan penisku. Amel mulai memutar meliukkan pinggulnya membuat lingkaran-lingkaran kecil ..

"Aghhhh Amel ..." geramku saat pinggulnya meliuk makin lindah.

"Hmmm ... ada apa d Rico?" Tanya Amel dengan senyuman menggoda.


"Aghhh …Amel!”Aku makin sesak saat Amel menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah memompakan penisku dalam tubuhnya berulang-ulang.

Tanganku mengembara memjelajahi di sekujur tubuh indah sempurna Amel. Terumama Amel adalah payudara terindah yang pernah aku lihat. Beberapa kali aku meremas lembut dan dengan ringan menjilat putingnya pinky mungil tegak. Dia mencoba membantu aku mengaksesnya, mengangkat pinggulnya sampai penisku hampir keluar dari tubuhnya. Aku mengmuti dengan gemas sesekali menggigitnya kecil-kecil di mulutku.

Amel dan aku sama-sama terengah-engah. Amel meraih daguku dengan agresif di tangannya dan menciumiku, lalu lidahnya mengeliktik leher dan telingaku dengan jilatan dan hembusan desahan erotisnya yang membuatku berdebar-debar.

Kupikir Amel bisa tahu dari ekspresi wajahku bahwa aku benar-benar makin terbuai kenikmatan karena caramya menggiling di atasku. Amel memperlambat tempo.

"Apa kamu sudah dekat Ric?"

Aku mengangkat pinggulku menyodok mempertahankan kecepatan dan kenikmatanku.

"Ohhh Rico ... jangan didalem sayang?"

"Agh …Belom … Amel sayang!" sangkalku. Namum Amel menggeleng

Meskipun aku mencoba untuk menahan Amel di atas aku, kulitnya halus licin meluncur dari genggaman aku saat dia dengan anggun mengangkat dirinya dariku dan penisku tiba-tiba terlepas dari himpitan liang vaginanya. SIAL!!! Aku berbaring tak berdaya seiring puncak klimaks kenikmatanku mereda menjadi kentang.

Amel pasti tau dari dari ekspresi wajahku bahwa aku sangat kecewa. Dia mencoba menghiburku saat dia berlutut dan membungkuk untuk mencium pipi dan bibirku.


"Kamua tahu kita tidak boleh Rico, aku sedang masa subur dan kita bisa dapat banyak masalah nanti." Dia berkata dengan mata memelas memohon yang sangat aku suka.

"Aku tahu Amel, kamu benar" kataku sambil meletakkan kedua tangannya di pinggulnya dan memaksanya untuk bersandar padaku "tapi aku masih ingin…."

***



Aku meraih Amel dengan agak kasar, memeluk dan mengulingkan tubuh indah telanjangnya telentang dibawah himpitan tindihan berat tubuhku.

"Rico ... kamu mau apa?!" Amel bertanya seolah-olah dia tidak tahu.

"Kamu sudah tahu pasti apa yang aku mau Amelia ..." kataku dengan mata lapar saat melihat sepasang payudara padat indahnya bergetar dan lekuk sempurna tubuhnya yang menggiurkan tergolek dibawah tindihannku.

"Aku akan bercinta denganmu seperti yang kamu minta ... dan kemudian aku akan menumpahkan seluruh cintaku padamu melalui vagina kecil kamu yang ketat itu."

"Tidak ... Rico ... aku" Amel tergagap, dia tampak gugup dan innocense.

Aku telah bersimpuh diantara selangkangan Amel dan aku mendorong menekan ujung batangku ke celah kecil di antara bibir belahan labia mayora vulva nya sebelum Amel mulai memprotes…namun semua kata-katanya seolah tak terdengar lagi ditelingaku.

"Aghhhh fuuuck Rico!! …Ud…." Amel mencoba berteriak, tapi aku menutup mulutnya dengan tanganku. Aku tidak ingin ada mendengar dan datang mengganggu.

Dengan kedua tangan di dadaku Amel mencoba mendorongku saat aku menyesakkan penis keraku ke dalam dirinya dengan satu hentakan stabil. Amel mengeluarkan teriakan yang teredam ke bekapan tanganku. Dengan satu tangan lain aku mengambil kedua tangan Amel atas kepalanya dan menekannya saat aku membungkuk di atasnya.

Aku tak tahu apakah tatapan Amel rasa cemas atau kesenangan atau mungkin juga merupakan gabungan ke duanya sekaligus. Amel mencoba menggeliat-liat meronta tapi justru malah menstimulasi batang penisku yang terbenam lebih jauh dalam tubuhnya. Aku melepaskan bekapan tanganku dari mulutnya dan mengantikannya dengan ciuman-ciuman buas.

"Aghhhh ... fuck you Rico….Fuuuuck ... ouuhhh owww ...aaghhh …aku benci kamu Rico!" erang Amel mengeleng-geleng menghindari ciumanku.

Sementara pinggulku mulai mengentak-hentak kasar memompakan kenikmatan birahiku kembali mendaki menuju puncakku. Tangannya Amel tetap aku tahan di atas kepalanya, Amel menatapku pasrah menerima hentakan tak henti-hentinya yang kuberikan padanya.,

"Jangan Rico…" Amel memperingatkan, matanya menatapku dengan tajam.

Tapi ku terus mengenjot dan Amel terus menggeliat erotis. Sensasi kenikmatan yang aku rasakan kian semakin menyesakkan namun entah mengapa tak juga merasakan mendekati puncak kimaks, meskipun aku terus memacu semakin cepat.

“Emphh …..Emphhh” Amel berusa menahan rintihannya sendiri sambil menggaruk mencakar punggungku saat aku aku terus menumbuki liang sempit vaginanya yang begitu nikmat.. Saat kuku jari-jarinya mencakar kulitku, aku tahu pasti akan meninggalkan bekas. Namun Itu hanya membuatku menyetubuhi Amel lebih keras, lebih ganas dan lebih dalam. Kaki Amel mengangkang lebar, dan rambut lurus panjang yang selalu tertata rapi kini kusut dan basah. Dengan setiap doronganku, seluruh tubuhnya berguncang dan Amel tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya..

"Ouuuuuuwhhhh oouuuhhh ..." Amel melolong, terengah-engah

Kedua paha-nya menjepit pinggangku dan aku bisa merasakan tumitnya di pantatku. Satu tangan Amel mencengram lenganku dan tangan lainnya menjambak rambutku.

Aku merasa penisku makin membengkak dan berdenyut di dalam jepitan liang vagina Amel. Aku mengerang akibat sensasi dasyat menyiksa saat desakan puncak ejakulasiku meledak menyembur dengan deras berulang-ulang. Setiap kali aku meyemburkan sperma kental, aku merasakan tubuh Amel tegang dan kedua tangannya meremas kencang.

Selama beberapa saat penisku menolak berhenti berkedut dan terus memancarkan benih ke rahim kakak sepupuku yang cantik dengan deras.


Aku hampir pingsan di atas tubuh Amel, napas kami sama-sama tertatih-tatih. Aku bisa merasakan tangannya memeluk lembut di punggungku, payudaranya terhimpit ketat beban tubuhku, kelamin kami masih menyatu bahkan sama-sama menekan lebih erat dan rapat. Panas lembab dan lemgket, namun begitu nyaman..

Entah berapa lama aku masih terlena dalam sensasi fantastis, sampai Amel menggulingkan tubuh kami. Penisku masih enggan untuk melunak, jadi ia tetap bersarang di dalam vagina ketatnya saat Amel bangkit mengangkat tubuhnya hingga penisku tertarik tercabut lepas dari liang vagina sempitnya.

Sekali lagi kami sama-sama terdiam. Cairan cinta kami merembes keluar dari bibir labia nya yang merekah mengalir perlahan di paha mulusnya. Perlahan Amel mengangkat wajahnya ke arahku. Aku menatapnya dengan saksama tanpa sekejappun berkedip dan tanpa sepatah kata pun.

Amel menyipitkan matanya padaku dan mengerutkan alisnya, dia tampak marah. Aku tidak bergeming. Dia mencoba mengintipidasi dengan menatapku lebih dalam..

Aku mengelus dan membelai-belai belahan memek Amel yang merekah becek; Matanya mengikuti tanganku. Aku melihat saat seluruh tubuh indahnya merinding.

"Kamu ....BRENGSEK RICO!! "

Aku menyengir, "Apa yang aku lakukan?" Tanyaku.

"Ha!" Dia mengejek, "Apa kau serius? ….Apakah ... kamu ... FUCKING ... SERIUS ?!..."

"Apa kamu selalu muncrat sebanyak ini?" Tanya Amel kesel tapi sangat lucu menggemaskan.

"Hmmm ..." Aku merenung sesaat lalu tersenyum, "Nggak sih ... cuma saat kakak sepupuku yang cantik bercinta denganku"

"Sialan!" Amel membentak, "Aku akan memberi tahu Tante Ratna dan Om Alex bahwa kau sudah meniduriku ... tidak memperkosaku di kamar kost dan memuncratkan puluhan galon spermamu di rahimku!"

"Ha-ha ha ...kamu mau bilang juga bahwa kamu tiba-tiba dtang numpang menginap dan terus menggoda adik sepupu kamu yang lemah ini?" sahutku

"Oh, diamlah!" Amel menyela kesal.

Aku hendak membujuknya, tapi aku tidak bisa menemukan kata-kata.

"Ini benar-benar kacau Rico, …Ini parah. Coba pikirkan lagi yang akan kita hadapi nanti….” Amel menggigit sudut bibirnya dan berbicara lebih lembut.

Amel benar. Aku telah melakukan kesalahan fatal. Dan sekarang aku benar-benar memikirkannya. Tak lama akupun mengambil keputusan bahwa mau dan akan terus melakukannya lagi dengan Amel apapun resikonya.

****


Aku dan Amel kembali terdiam lama dalam keheningan. Amel menatapku dan aku menatapnya. Lalu aku menariknya dan menempelkan bibirnya ke bibirku. Kami saling berpelukan dan berciuman. Lidahku perlahan melnyusup masuk ke dalam mulutnya, dan Amel pun menyambut saat lidah kami saling bergelut lembut dengan mesra. Tangan kami pun saling membelai dalam pelukan.

Sangat perlahan aku mendorong Amel kembali berbaring di tempat tidurku. Aku membungkuk tanpa melepaskan ciumanku, Jemariku, mulai mengelus dari lututnya menelusuri kemulusan sepasang paha Amel hingga sampai dipangkalnya yang hangat dan lembab.

Bibirku melepaskan bibir Amel dan turun ke lehernya

mencumbui setiap senti permukaan kulit lembut halusnya, saat aku mulai meragkak diatas tubuh Amel.


Tangan kiriku memegang batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di belahan bibir vaginanya yang sudah basah

“Oh.. Rico.. Please.. Aku… jangan ….udah….” rintih Amel lirih tak jelas.

Aku menundukkan kepala untuk kembali menjilati dan mengemuti kedua payudara padatnya bergantian membuat Amel menggelinjang dan semakin keras mendesah gelisah.

Perlahan aku mendorong lembut penis kerasku menyeruak bibir vaginanya dan menyelinap masuk kembali kedalam liang ketatnya.

Tak banyak variasi, pinggulku membuat gerakan maju mundur mengayun. Setiap gesekan kelamin kami yang meyatu erat menyebabkan desiran aliran sensasi kenikmatan yangbertambah semakin menyesakkanku. Aku terus mengenjot memompa dan semakin terbuai sensasi kenikmatan yang tercipta dari setiap gerakan dorongan dan tarikan batang penis kerasku yang menggesek liang vagina ketat kesat milik kakak sepupuku, Amel.


Tangan Amel merengkuh bahuku erat dan menggigit bibir bawahnya dengan wajah mengernyit lirih seperti menahan nyeri.

“Ohh...Ricoo.” rintih Amel bergetar.

Bersamaan dengan aliran hangat yang kurasakan di dalam, rongga vaginanya menjepit makin erat batang penisku. Tangannya merengkuh bongkahan pantatku serta menarikku menekan lebih erat lagi.

Amel kemudian tersenyum manis dan mengecup bibirku kembali

Hanya beberapa detik setelah Amel mendapatkan orgasmenya, aku membalikkan tubuhnya membelakangiku. Dengan pelan kutarik pinggangnya sambil memintanya menunduk.

Perlahan aku memajukan tubuhku sambil memegang batang penisku dan mengarahkannya kembali tepat di belahan bibir vaginanya yang sudah merekah berkilat basah, sementara kaki kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya sedikit melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi sedikit membelah vaginanya lembut.


“Engkhh…..” Amel mengejan menerima desakan penisku.

Tanganku perlahan meremas payudaranya dari belakang mulai dari yang sebelah kiri dan dilanjutkan dengan yang sebelah kanan secara bergantian. Sementara pinggulku kembali mengayun maju mundur untuk kembali berkonsentrasi memompa liang vagina nikkmatnya lebih dalam.

Aku membungkuk, dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya mendekat, aku mengulum bibirnya dan meremasi kedua payudaranya lembut.

“Sayang aku mau keluar nih,” bisiku lirih.

“Ohh.. sayang aku juga” sahutnya merintih pelan.

Aku mempercepat ritme gerakanku memompa vaginanya dari belakang tanpa melepas ciumanku di bibirnya dan remasan ku di kedua payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua pinggulnya erat dan memekan penisku dalam-dalam.

“. Ohh.. Sayang,” geramku kemudian dengan tubuh kejang.

Sperma puncak klimaksku menyembur-nyembur deras dalam liang vaginanya dan beberapa tetes meleleh keluar mengalir di kedua paha mulusnya. Untuk beberapa saat aku terdiam terlena sampai akhirnya perlahan penisku mengecil di dalam vaginanya yang telah memberikan kenikmatan yang tak bisa aku ungkapkan.

Tubuh Amel rubuh tengkurap setelah aku melepaskannya. Aku pun ikut roboh berbaring disamping Amel.

***
“Menurut kamu siapa yang lebih cantik, aku atau Nadya?” tanya Amel.

“APA??!!” Aku terkejut atas pertanyaan Amel yang tak terduga itu.


“Dari kecil aku selalu iri sama Nadya..” lanjut Amel mengaku.

“Hahahaha…. Nadya itu bodoh dan suka buat onar” Aku tertawa geli.

“Tapi Nadya selalu jadi pusat kekaguman utama. Semuanya selalu memuja Nadya…” desak Amel.

“Ya karena dia artis dan model yang cukup terkenal” sahutku malas membahas.

“Tap kamu juga kagum kan sama Nadya, Ric!”

“Cuih… sorry enggak tuh! Aku sudah bosat liat kelakuannya yang selalu bikin repot keluarga” sahutku.


“Nadya bilang, kamu sering mengintip dia dan pernah beberapa kali memergoki kamu masuk kekamarnya waktu dia tidur”

WHAT!!!????

Aku tiba-tiba jadi makin gelisah


“Hiihihii….Nadya juga cerita kamu sering mencuri celana dalamnya” Amel terkikik geli.

Dan aku kejang seperti disambar petir.

**

Nadya Fransiska adalah kakak perempuan kandungku. Amel dan Nadya memang cukup dekat mengingat usia mereka hanya selisih beberapa bulan. Nadya memang sangat cantik dan semua yang dituduhkan Amel itu benar.

Tapi itu hanyalah kenakalan remaja saat aku masih SMP.







Description: Cerita Sex Dengan Kakak Sepupuku Amel Yang Binal - [Part 2]
Rating: 4.7
Reviewer: Ratna S
ItemReviewed: Cerita Sex Dengan Kakak Sepupuku Amel Yang Binal - [Part 2]


Blog dewasa untuk anak dewasa aja ya, yang masih kecil ngumet di bantal dulu aja ntar kalau udah gede dan pada udah punya pendamping hidup silahkan main lagi ke sini, OK OK. dan sekarang kalau kalian masih merasa kesil ya monggo keluar dulu dari blog ini.