Cerita Sex Dewasa Terbaru Hot: skandal

Cerita Seks Terbaru 2017 Silahkan Baca Sampai Lemas, Di Tulis dan di sadur dari kisah nyata yang beredar di mana-mana, kategori dewasa, cerita ngentot dengan cewek berjilbab hot dewasa seligkuh sekolah masih pakai seragam SMA dan SMP Update Setiap Harim

Kisah Skandal Seks Ngentot Dengan Ibu Guru Sexy Di Sekolah

Cerita Seks skandal ngentot bu guru di sekolah cantik dan sexy, skandal ml dengan ibu guru, guru cantik dan sexy, ngentot nikmat di sekolah, cerita seks di sekolah, sekolah mesum dengan ibu guru pns cantik binal. ibu guru yang binal.







3 bulan pasca pesta seks itu dengan para siswi dan bu ida, kini aku menjalani aktifitasku seperti biasa yaitu sebagai seorang siswa. Aku tidak pernah lagi ngentot dengan bu ida maupun para siswi itu kecuali satu orang yaitu novi. Semenjak kejadian kemarin itu, aku dan novi yang dimabuk cinta akhirnya menjalin hubungan asmara, kami jadian seminggu setelah pesta seks itu, fantasi seks novi memang tidak seliar wiwi, namun mekinya yang tetap rapat selalu membuatku ketagihan menggenjotnya,hehe.

Wiwi sudah mulai jarang ngentot denganku, kurasa ia tergila-gila digangbang dengan pak tikno dan tejo, walaupun masa hukuman kami telah berlalu lama, kurasa wiwi masih beberapa kali memuaskan syahwat pak tikno dan pak tejo, itu kubuktikan sebulan yang lalu, saat aku merasa sangat malas belajar suatu mapel yang diajar oleh guru pria yang killer, aku cabut dari kelas dan berkeliling di sekolahku tanpa arah yang jelas, saatku melintasi gudang sekolah kumendengar desahan yang sangat familiar bagiku, aku memutuskan untuk mengintip.

Dan ternyata wiwi yang berseragam osis menungging di lantai sedang dientot oleh pak tikno dan ia mengulum kontol pak tejo. "Uhhmm...hmmm" desah wiwi tertahan setiap kontol pak tikno menggenjot mekinya, "ketagihan kontol kami ya neng...hehe" ucap pak tikno yang asik menggenjot wiwi. Aku yang menyaksikan sahabatku menikmati permainan gangbang itu hanya terdiam di depan jendela, sambil mengurut kontolku dari luar celana osis. Daripada terus berlarut aku putuskan untuk beranjak dari tempat itu, saat aku kembali ke kelas, ternyata mapel tersebut telah usai.

Para siswa sudah pulang, hanya tersisa tasku di dalam ruang kelas ini, kulekas ambil tasku dan hendak keluar kelas, lalu novi kebetulan melintas dan menegurku "sayang, kok baru pulang?" Tanya novi, "eehh iya sayang, aku males belajar mapel bapak tadi, jadi aku cabut" jawabku. "Oo gitu sayang, yuk pulang" ajaknya. Aku yang dalam keadaan konak menggenggam tangannya bukan mengarah ke parkiran sekolah untuk mengambil motor tapi aku malah menariknya ke ruang uks, setibanya di depan pintu uks novi bertanya "kok kesini yang? Kamu butuh obat?" "Iyah butuh obat, sembuhin aku yang" ucapku sambil menarik tangannya untuk menyentuh kontolku yang sudah ngaceng

"aih...jangan disini dong yang" pekik kecil novi "plis yang, aku ndak tahan, main cepet aja deh" ucapku sambil menarik ia untuk masuk ke uks, aku lekas kunci pintunya, kubuka celana panjang SMAku beserta cd ku, ia yang seolah menyetujui permintaanku untuk 'main cepet', dengan sigap berjongkok di depan kontolku dan mengulum layaknya seponger profesional, "uhh emutanmu sayang" desahku, "ehhmm..hhmm" goda novi sambil menatapku, kulepaskan emutannya pada kontolku

Dan lekas kudorong tubuhnya untuk menungging bertumpu pada kasur uks, "ahh sayang, santai dong" ucap novi. Kuturunkan cd novi lalu kunaikkan rok panjangnya hingga ke pinggul, lekas kuposisikan kontolku untuk menggenjotnya, "uhh" desah novi saat kontolku masuk. "Sshh sayang entot novi..." desah novi. Kugenjot kontolku sedikit keras karena denyutan meki novi semakin memacu nafsuku beserta adrenalinku, cerita seks dengan ibu guru di sekolah. ml nikmat.

"suka sama kontolku yaahh..sshh" desahku, "iyaa sayang...puasin meki novi" desah novi. Jilbab putih yang novi kenakan sudah sedikit kusut karena tanganku yang sibuk meraba-raba punggungnya, begitu juga baju osis yang ia kenakan juga mulai kusut, 3 kancing teratas bajunya kubuka agar aku leluasa meremas toketnya, "jangan keras-keras dong remes tetek novi sayang...ohh" desah novi mendapat serangan double pada mekinya dan toketnya.

"Ahh..ah...novi sampai sayang" desahnya...terasa desiran cairan cinta novi menyembur deras ke palkonku, dan pinggul novi yang terangkat-angkat menandakan ia sangat menikmati orgasmenya, kuterus menggenjotnya, tanpa memperdulikan ia menikmati orgasmenya

"stop dulu ah yang...capek loh ini" pintanya. Kuhentikan genjotanku, kulepaskan kontolku lalu kuangkat tubuhnya agar berbaring diatas kasur uks, aku segera menaiki kasur uks dan kembali memasukkan kontolku, "sayang semangat banget sih ssshh...ahh" ucap novi sambil mendesah.

Setelah beberapa menit aku menggenjot novi, aku merasa bahwa akan orgasme, "uhh uhh sayang, boby sampai" teriakku, kupercepat genjotanku, novi mendorong tubuhku agar aku tak membuang air maniku di rahimnya, "jangan di dalem sayang...plis" pinta novi, "gak apa-apa sayang, aku nikahin kamu nanti" ucapku sambil mencium bibir mungil novi. "Crot...crot....crot" ada 3 semburan air maniku di dalam meki novi, "ohh tidak sayang...hiks hiks" ucap novi sambil sedikit menangis

"cup cup cup jangan nangis sayang, nanti aku tanggung jawab kalau emang hamil" ucapku. "Bener ya...aku sayang kamu boby..tapi jangan kayak gini lagi" ucapnya, aku lekas menciumi cerita seks terbaru: ceritasexbaru.club bibir kecilnya, dan kami berpagutan cukup lama, setelah kurasa maniku sudah terbuang habis, kutarik kontolku dan kulihat ada cairan cinta novi dan maniku yang meleleh dari meki novi dan itu membasahi jembut novi yang kini hitam lebat. Kusegera mengambil tisu agar cairan kami tidak membasahi kasur uks. Lalu kami lekas berpakaian dan pulang.

**********************************************
Keesokan harinya ...
**********************************************
Bu Ecy

Hari ini adalah 3 bulan setelah tragedi permainan serongku dengan siswaku, Boby. Permainan serong yang hampir meruntuhkan rumah tanggaku, pasalnya siswa tersebut membuang spermanya di rahimku, untungnya rekanan sesama guru disini yaitu bu ida memberikan pil kb kepadaku sesaat setelah siswa kurang ajar itu menyetubuhiku, ya walaupun persetubuhan itu atas saran bu ida dan akupun menikmatinya ml di sekolah namun tindakan membuang sperma di rahimku oleh siswa itu cukup membuatku marah terhadapnya. Satu hari setelah kejadian itu, aku diperkosa oleh siswa A dan B yang kini kedua siswa tersebut sudah di DO karena mereka melakukan pemerkosaan terhadap siswi disini, yaitu Nur. Beberapa minggu setelah siswi tersebut diperkosa, siswi tersebut dinyatakan hamil oleh dokter tempat ia konsultasi, maka dari itu siswi tersebut memutuskan untuk berhenti sekolah karena harus menanggung bayi yang akan lahir dari rahimnya nanti yang ayahnya ia tak ketahui yang mana satu.

Semenjak dua kejadian itu, aku semakin intensif berhubungan badan dengan suamiku, karena aku sangat menginginkan hamil dari sperma suamiku. Berbagai macam gaya seks kami praktekan, gaya yang kupelajari saat bermain serong hingga gaya yang kupelajari dari video porno, semuanya kami coba. Dan rezeki memang tak kemana, setelah 2 bulan kami intensif berhubungan badan, akhirnya dokter menyatakan bahwa aku hamil, aku dan suami sangat berbahagia mendengar berita itu. Hari-hariku jauh lebih ceria karena aku selalu bersama si 'kecil' yang ada di dalam perutku ini.

Hari ini masuk bulan pertamaku hamil, terasa payudaraku sedikit menonjol mungkin efek masuk masa kehamilan, sehingga tubuhku cerita seks terbaru 2017 yang biasanya langsing ramping kini terlihat sedikit montok. Aku juga tidak munafik, aku sebenarnya merindukan sodokan penis siswaku yang bernama boby itu, penisnya yang berukuran jumbo dan gemuk cukup membuatku ingin selalu disetubuhi olehnya, namun aku harus menjaga rasa setia suamiku sehingga kumenjauhi pikiran untuk bermain serong lagi.

**********************************************
Boby

Siang ini aku masuk mapel bu ecy, guru yang 3 bulan lalu pernah kusetubuhi atas permintaan beliau melalui bu ida, sejak kejadian aku menumpahkan maniku di rahimnya aku merasa seakan aku dijauhi olehnya dan aku merasa sangat bersalah telah melakukan itu, dari kabar yang berseliweran kudengar bahwa bu ecy sudah hamil bulan pertama, yang berarti ia sudah hamil anak dari suaminya, bukannya membuatku bersyukur akan hal itu, namun ada sensasi tantangan tersendiri dalam diriku, jiwa dan hasrat mendorongku untuk memperkosa bu ecy yang sedang dalam keadaan hamil, dan ya namanya juga anak muda akhirnya kuterpengaruh dan hari ini saat pelajarannya aku membawa perlengkapan yaitu sapu tangan bius untuk kubekap mulutnya, kamera untuk merekam aksiku dan obat kuat serta obat perangsang supaya puas kumemperkosanya,hehe.

Kebetulan mapel beliau ini habis bertepatan pada jam pulang, kumengikutinya dan kulihat ia hendak masuk ke ruang majelis guru, ia hanya meletakkan buku-buku yang ia bawa dan keluar majelis guru, kutebak bahwa ia akan ke wc guru, oleh sebab itu kutunggu ia disana dengan sapu tangan yang sudah kuberi obat bius, saat ia masuk dan hendak menutup pintu, kupeluk erat tubuhnya dari belakang dan kubekap mulutnya pakai sapu tangan tadi, awalnya meronta namun perlahan tubuhnya melemas. Saat ia sudah tak sadarkan diri, kubawa tubuhnya ke ruang uks tempat kemarin siang aku 'main' dengan kekasihku,novi. Kubaringkan tubuhnya dan mulai mengaktifkan kameraku, kurekam tubuhnya dari wajah hingga kaki sambil sedikit kugrepe, "udah hamil makin montok ibu ini" pikirku.

Kumenunggu ia bangun, karena tidak asyik jika memperkosa tapi korbannya gak sadarkan diri, hehe.

Aku naik ke atas kasur dan sedikit berjongkok diatas pahanya, Saat ia bangun, langsung kutahan tangannya yang meronta, "boby! Kurang ajar kamu!" Bentaknya, cerita dewasa ceritasexbaru.club "sst sst bu, jangan berisik ah. Gak nikmat nanti" ucapku sambil mendekatkan wajahku hendak mencium bibirnya, "plak!" Ia menamparku karena salah satu tangannya lepas dari tanganku, saat ia hendak mendorongku menjauh kurebahkan tubuhku untuk menimpanya

"jangan bobyyyyy!" Teriaknya, kusingkapkan jilbab biru yang ia kenakan hari ini ke pundaknya, lalu kuciumi lehernya, "bob hentikan!" Bentaknya sambil mencakar-cakar punggungku yang masih menggunakan baju osis, kulanjutkan rangsanganku dengan meremas kanan dan kiri toket beliau, kukenyot kedua puting toket beliau dan itu cukup membuat beliau menggelinjang

saat kurasakan rontaan beliau berkurang, lekas kuambil pil perangsang yang ada di kocek celanaku, saat ia sedang asik mendesah, kumasukkan pil tersebut kemulut beliau,hendak beliau muntahkan namun kubekap mulut beliau, sehingga dengan terpaksa ia menelan pil tersebut, terlihat matanya berkaca-kaca, kupasangkan kembali baju cerita seks dengan ibu guru dinas beliau yang telah acak-acakan ini, beliau terlihat bingung, lalu kuangkat rok beliau sehingga memperlihatkan paha putih yang ingin kujilati

kulepaskan celana dalam beliau, namun ia sempat menahannya, "plis jangan bob..." pintanya, kutampar tangannya sehingga dengan leluasa kulepaskan cd beliau dan kulempar entah kemana, kini terpampang meki beliau yang sudah sedikit menganga dengan jembut tipis disekelilingnya, kuarahkan kepalaku kesana dan mulai kujilati mekinya sembari kucolok-colokkan jariku ke mekinya, "uhh...sshh..sstop bob...ini gak benar..hhm" desahnya.


Cerita seks terbaru ml di sekolah dengan ibu guruku terjadi skandal sex



Mendengar ia mendesah dan terasa mekinya cukup becek untuk kusodok, aku lalu membuka celana panjang osis dan cdku, kontolku yang tegak keras sudah siap untuk menggempur meki bu ecy, terlihat wajah memohon, namun kutakpeduli, kuarahkan palkonku ke bibir meki bu ecy, dan langsung kulesakkan dengan sekali hentakan, "auhh...bob..plis jangan" pintanya, kudiamkan sejenak, lalu mulai kugenjot pelan, biar terkesan erotis, "bob hentikan..sshh..ahh.." desahnya

"gak usah munafik bu, saya tau ibu kangen kontol saya" ucapku, terlihat wajahnya merah padam. Melihat ia tak lagi menolak, kupikir obat perangsang yang kupaksa ia telan tadi telah bekerja, maka kupercepat genjotanku dan kuambil kamera yang sedari tadi merekam kami, kuarahkan kamera tersebut untuk merekam wajah horny bu ecy

"uhh..apa-apaan kamu bob..jangan ssshh..jangan rekam..uhh" pintanya seraya mendesah. Kusodok sedikit dalam dan kurasa ini adalah pintu rahimnya, aku hanya mau meki bukan mau gugurkan bayinya, jadi kali ini aku tidak main kasar terhadap rahimnya, cukup nikmatin empotan mekinya, kusodok sedikit bersemangat karena terasa mekinya mulai berkedut kedut,pertanda ia akan orgasme

"auhh...auhh...ibu sampai sshh!" Teriaknya diiringi semburan cairan cintanya menghangatkan palkonku, terlihat tubuhnya membungkuk seperti udang lalu kembali ia hempaskan tubuhnya ke kasur uks

"ohh...sshh...ohh..sshh" desahnya sambil ibu guru cantik binal sexy mengatur nafas, ku percepat genjotanku, terlihat toketnya yang berada di dalam baju dinasnya berguncang mengikuti genjotan kontolku

"uhh..bob.." desahnya, "apa bu?" Tanyaku, "jangan lanjut plis.." ucapnya

"masih kuat aja pertahanan batinnya, padahal udah orgasme" pikirku, kulepaskan kontolku dan kuposisikan tubuhnya doggy style, kamera yang dari tadi kupegang, kuletakkan di meja obat, kuarahkan kamera tersebut untuk merekam wajah bu ecy yang sedang kutunggingkan, kupaksa masuk kontolku ke anus bu ecy, ia terlihat meronta

"bob jangan disitu..plis" pintanya, "saya pengen bu" ucapku, "vagina ibu aja...plis vagina ibu aja" mohonnya, "eleh eleh, tadi dientot gak mau sekarang malah minta entot, munafik kamu bu" ucapku sambil kumasukkan palkonku sedikit ke anus bu ecy.

“Ampun boby..perih..hentikan” mohon bu ecy. Kumainkan jariku di meki bu ecy untuk memberikan rangsangan agar beliau lebih rileks, lalu kuhentakkan keras kontolku supaya masuk semua ke anus bu ecy, “Ohh tidak!! Keluarin bob…hentikan!” pekik bu ecy seraya nangis tersedu-sedu.

Jepitan anus bu ecy yang perawan semakin membuatku menggila, kugenjot pelan sambil kuarahkan kamera kumenyorot anus bu ecy yang tengah diisi oleh kontolku

“Shh..keluarin penismu bob..ahh pedih” keluh bu ecy. “Anus ibu punya saya sekarang…ibu jadi lonte saya..uhh” desahku “Plis hentikan boby, kasihan anak saya yang di dalam janin saya sekarang..ohh” pinta bu ecy, aku abaikan permintaan beliau, sangking rapatnya anus bu ecy

Aku tak sanggup lagi untuk menahan maniku muncrat, maka aku percepat hentakkan kontolku dan kusemburkan maniku di dalam anus bu ecy “Crot..crot crot” ada sekitar 3 semprotan mani yang menyembur dari palkonku dan memenuhi anus bu ecy, setelah puas kumuntahkan semua maniku, kulepaskan kontolku dari anus bu ecy

kusorot kameraku ke lubang anus beliau yang kini membentuk huruf O dengan cairan maniku meleleh keluar disertai dengan darah segar anus beliau yang baru saja kuperawani. Beliau masih tertungging di atas kasur uks dengan menangis tersedu-sedu, obat kuat yang kuminum tadi sebelum eksekusi dimuali masih memiliki efeknya, sehingga beberapa menit setelah kusemburkan maniku tadi, kontolku kembali ngaceng, kulap kontolku yang dibasahi oleh maniku dan darah anus bu ecy dengan tisu yang ada di ruang uks. Kutarik tubuh beliau agar membungkuk bertumpu pada pintu uks

“Hiks..hiks..belum puas juga kamu bob! Udah bob, ibu udah gak kuat” pintanya, “saya belum puas bu, meki ibu membuat kontol saya ketagihan, akan saya beri kepuasan kedua bagi ibu” ucapku seraya kembali memasukkan kembali kontolku di masukan ke anunya bu guru ke meki bu ecy yang sudah sedikit mengaga karena kugempur tadi

“Uhh..sshh” desahnya menerima hentakkan kontolku, di samping pintu uks terdapat jendela kecil yang tertutup kain horden, aku yang sedang asik menggenjot bu ecy menepikan horden tersebut dan kulihat bu ida mengerlingkan matanya, lalu berlalu meninggalkan kami,

“Ohh..sshh..ibu sampai bob” desah bu ecy. Kutarik keluar kontolku dan kulihat pinggul bu ecy bergoyang-goyang seolah meminta untuk kembali kugenjot mekinya

“Uhh….uhhh..kok dicabut sih bob..ibu hampir sampai” ucapnya sambil mengarahkan tangannya untuk menggaruk mekinya sendiri, kutepis tangannya itu dan berkata “ibu harus mau jadi lonte saya mulai sekarang, kalau ibu mau saya puaskan sekarang”, terlihat gundah galau bersatu di tatapannya..”baiklah boby…plis puasin ibu” ucapnya merendah.

Kusegera kembali genjot kontolku di meki bu ecy dengan sedikit keras, karena efek obat kuat yang kuminum tadi sepertinya sudah mulai habis, kutarik bahunya agar lurus dengan tubuhku, kuremas-remas kedua toketnya dan kujilati lehernya yang ditutupi oleh jilbab birunya

“Ohh..ohh…sshh..ibu sampai bob! Sshh” desahnya, terasa desiran cairan cintanya menghangatkan palkonku, aku yang juga sudah tidak tahan menghentakkan sedikit dalam kontolku ke meki bu ecy, “Crot…crot…crot…crot” ada sekitar 4 semburan maniku memenuhi liang meki bu ecy, “Ohh..akhh bob..kamu lepasin di dalam lagi..sshh” desahnya menerima semburan maniku, setelah puas kumuntahkan maniku

kulepaskan dekapanku sehingga bu ecy tersungkur di lantai, ia masih terengah-engah, lekas kusorot kameraku ke mekinya lalu kukangkangkan kedua pahanya, terlihat cairan cintanya beserta maniku keluar deras dari mekinya, “Uhh..ibu puas..” ucapnya.

Setelah nafasnya mulai normal, “Plak!” ia menampar pipiku, aku yang sedang asik melihat hasil rekamanku hari ini, “kurang ajar kamu ya! Kamu saya DO!” bentaknya, “DO? Saya di DO, ibu bakal jadi guru lonte disini” ucapku santai. “maksudmu?!” tanyanya.

“iya saya punya rekaman pemerkosaan tadi, jika ibu DO saya maka akan saya sebarkan ini, begitu juga jika ibu ngadu ke suami atau bahkan orang lain, maka akan saya sebarkan juga video ini, biar banyak yang mau entot ibu! Haha” ucapku sembari mengenakan kembali pakaianku, bu ecy terdiam mendengar ucapanku, “udah lah bu, jadi lonte ya lonte aja, nanti kalau udah lahiran kabarin saya ya” ucapku, “kabarin kamu buat apa?! Kan ini bayi dari sperma suamiku!” ucapnya, “Mana mau saya bayi ibu, saya cuman mau ngentot ibu” ucapku seraya meremas toketnya lalu kutinggalkan ia di uks.

Aku ke majelis guru dan bu ida belum pulang, kusamperin beliau dan berkata “nih sukses bu, mana bayaran saya?” ucapku. “Memang eksekutor dan gigolo handal kamu ya, nih buatmu” ucap bu ida seraya memberikan segepok uang untukku. “besok kamu ke ruang kepsek ya, kasih tau bos kita itu bahwa ada mangsa baru” ucap bu ida sambil mengerlingkan matanya lagi.



Description: Kisah Skandal Seks Ngentot Dengan Ibu Guru Sexy Di Sekolah
Rating: 4.7
Reviewer: Ratna S
ItemReviewed: Kisah Skandal Seks Ngentot Dengan Ibu Guru Sexy Di Sekolah

Cerita Sex Mendapatkan Perawan Tetanggaku Yang Sangat Cantik

cerita seks perawan, ml dengan perawan, cerita sex ml dengan perawan terbaru, cersex ddengan tetangga, crita dewasa ml dengan tetangga terbaru, cersexxx terbaru ml dengan tetangga yang lugu, tetanggaku di perawani.






Aku seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta di kota DKI, nama aku Iwan. Aku berumur 30 tahun dengan tinggi badan 170 cm serta berat badan 65 kg dan kata cewek-cewek sih, aku memiliki wajah dan tubuh yang sangat ideal untuk seorang laki-laki bujangan. Perusahaan tempat aku kerja memberlakukan lima hari kerja yaitu setiap hari senin sampai Jumat, sehingga setiap hari sabtu aku selalu berada di rumah yang merupakan salah satu kompleks elit di kota aku itu. Setiap hari sabtu aku selalu mengisi waktu dengan melihat situs porno, majalah porno, dan menonton film pornoh yang aku sewa di salah satu rental yang berada di kompleks tersebut, dan hal itu berlangsung selama berbulan-bulan.

Suatu saat hal tersebut tidak aku lakukan lagi karena setelah aku melihat Riska anak tetangga aku yang masih duduk di kelas 1 SMP yang kira-kira berumur 12 tahun dan aku sangat terpesona dengan kemolekan tubuh anak tersebut. Riska memiliki tubuh yang indah untuk ukuran anak seumur dia dengan tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan sekitar 45kg serta memiliki dua bukit kembar yang berukuran sedang yang tercermin dari tonjolan padat dibalik seragam sekolah yang ketat dan tank top yang biasa dikenakannya dan yang tidak kalah menariknya lagi ia memiliki pantat yang sangat padat dan berisi yang terlihat dari rok sekolah setinggi lutut dan rok mini yang ia kenakan dan anehnya lagi aku tidak pernah melihat adanya garis CD yang ia kenakan, dan yang pasti memiawnya belum ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku sering melihat riska kesekolah setiap hari dengan sengaja berdiri didepan rumah sebelum aku berangkat kerja atau pada sore hari sepulang kerja di saat ia sedang jalan-jalan sore di sekitar kompleks dan pada saat itu aku selalu memandangi riska dengan sangat tajam dan penuh nafsu namun ia tak menyadarinnya dan sampai suatu hari riska mulai menyadarinya dan mulai membalas tatapan aku dengan mata yang sangat menggoda.

Sejak kejadian itu aku selalu terbayang-bayang dengan kemolekan riska setiap usai bekerja namun bukannya aku jatuh cinta padanya tapi aku suka akan kemolekan tubuhnya dan sangat bernafsu untuk mencicipinnya, tetapi nafsu birahi tersebut aku tahan dan aku lampiaskan dengan hanya memandangi tubuhnya dari balik pagar pada sore hari disaat ia sedang berjalan-jalan dikompleks. Riska selalu menggunakan tank top dan rok mini setiap akan berjalan- jalan disekitar kompleks bersama kakak dan sepupunya (Yani yang sedang kuliah smst 2 dan Neni yang duduk di sma kls 3) dan ini dia lakukan setiap sore. Seperti biasanya pada sore hari setiap pulang kerja aku selalu menunggu riska untuk memandangi tubuhnya, tetapi pada saat itu aku heran karena riska hanya sendiri saja berjalan dengan sangat santai dan seperti biasa pula ia hanya memakai tank top yang pada saat itu berwarna kuning dan rok mini berwarna putih tembus pandang dan yang tidak terlalu ketat.

Dengan sangat nafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka riska menuju ke pintu pagar rumah aku, dan dalam hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut tidak terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideket didepan pagar rumah aku yang membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh riska dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membuat sebagian roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja.

Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh riska dari dekat maka aku dekati dia dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh aku temanin,” dengan terkejut riska mambalikan wajahnya dan berkata “eh…… boooboleh.” Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan deker tersebut hanya pas untuk dua orang.

Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada riska “Biasanya bertiga, temennya mana..?”, dengan terbata-bata riska berkata “Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan temen aku tetapi kakak dan sepupu aku.” aku langsung malu sekali dan kerkata “Sorry.” kemudia riska menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM. Riska mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang jantungku semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya aku dapat memandangi paha mulus riska ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia salah posisi.

Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin salah tingkah dan tampa sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya karena tertiup angin yang membuat riska terkejut dan riskapun tidak marah sama sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan dia pun tidak marah pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku dekatkan ketelingannya yang membuat riska kegelian karena semburan nafasku yang sangat bernafsu dan mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang

Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang ia gunakan menuju kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan tali BH nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH yang dikenakan riska yang membuat tangan aku semakin leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan- lahan menyusup kebukit kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH riska yang berada di lehernya dan dengan leluasa aku menarik BH riska tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu riska mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat berjemur. Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya yang membuat riska kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata “Terusss.. nikmattttt.. Ommmm……….. ahh.. ahhhh….”

Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian tangan aku pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan dengan terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan aku masukan kedalam rok dan CDnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi dan ternyata riska memakai CD model G string sehingga membuat aku berpikir anak SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa riska selama ini menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis CD.

Lima menit berlalu terdengar suara riska “Ahh.. terusss Om… terusss.. nikmattttt.. ahh.. ahhhh…” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut riska pada saat aku menyentuh dan memasukan jari tengan aku ke dalam memiawnya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari belakang dan aku pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memiawnya dengan cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Riska. “Ouuhhh..

Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” riska mengalami orgasme untuk yang pertama kali. Setelah riska mengalami orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan aku menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga riska “Udah dulu ya..” dengan sangat kecewa riska membuka matanya dan terlihat adanya kekecewaan akibat birahinya telah sampai dikepala dan aku menyuruhnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita lanjutkan lagi,” ia langsut menyahut “Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memiaw aku udah basah..” sambil ia memegang memiawnya yang membuat aku berpikir anak ini tinggi juga nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh kekecewan tanpa merapikan tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok mininya turun karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih parah ia lupa mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang dan secara samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yang pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya.

Setelah aku sampai di rumah aku langsug mencium BH riska yang ia lupa, yang membuat aku semakin teropsesi dengan bentuk gunung kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH tersebut. Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya bersetubuh dengan riska namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi riska tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut telah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu, yang membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset tersebut.

Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMP sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang ia kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Riska, dan aku berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku pun punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali ke ruang tamu dan membuka pintu yang membuat riska terkejut.

Pada saat riska terkejut kemudia aku bertannya pada dia “Lo riska ngak kesekolah nih?” dengan malu- malu riska menjawab “Ujan om..” aku langsung bertannya lagi “Ngak apa-apa terlambat.” “Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” riska menjawab dan aku langsung bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Ia om”, riska menjawab dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini riska tidak pernah kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yang aku tunggu- tunggu dan aku langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku memperhatikan gunung kembarnya yang samar- samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan. Melihat riska yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat riska menuju ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang, karena riska telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa riska tidak akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut.

Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata riska tidak kembali juga dan akupun menuju keruang tengah dan seperti dugaanku riska menonton film tersebut dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok memiawnya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memiaw dan bukit kembarnya yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya jika ia bertingkah. Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati riska dari belakang. Aku berbisik ketelinga riska, enak ya, riska langsung kaget dan buru- buru melepaskan tangannya dari memiaw dan bukit kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi “Teruskan saja, aku akan membantumu.” kemudian aku duduk dibelakang riska dan menyuruh riska untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku rasa riska menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku kenakan.
Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang menggelora mencium leher putih riska, tangan kananku membuka kancing baju riska satu demi satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat kejadian yang sore lalu.

Riska sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan meremas bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka sebagian kancing baju seragam yang basah yang digunakan riska kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok riska dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku naikan ke perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan. Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan telinganya dengan penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat riska makin terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras. “Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh…. ahhhhhhhhhhh……. isap terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan- lahan ciuman aku alihkan ke perutnya yang masih rata dan sangat mulus membuat riska tambah kenikmatan. “Ahh ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”.

Mendengar desahan riska aku makin tambah bernafsu untuk mencium memiawnya, namun kegiatanku di perut riska belum selesai dan aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan memiawnya terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memiaw riska, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memiawnya sehingga aku mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga memiaw anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam memiawnya, itupun dengan susah payah karena sempitnya memiaw riska.

Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat riska mendesah. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska. “Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Sampai beberapa menit kemudia riska mendesah dengan panjang. “Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…, aahh”, yang membuat riska terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke jari aku dan aku menyadari bahwa riska baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik tangan aku dari memiawnya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar riska dapat mencium bau cairan cintannya.

Setelah beberapa saat aku melihat riska mulai merasa segar kembali dan kemudian aku menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu menari striptis, namun riska tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan riska menanggalkan baju yang ia kenakan dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar diperutnya sehingga hanya terlihat G string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke sofa dan meminta dia untuk melakukan posisi doggy, riska pun menurutinya dan dia pun bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.

Dengan melihat riska pada posisi demikian aku langsug menarik G string yang ia kenakan ke arah perutnya yang membuat belahan memiawnya yang telah basah terbentuk dari balik G string nya, dan akupun mengisap memiawnya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku turunkan G string nya dengan cepat sehingga G string yang riska kenakan berada di ke dua paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat, meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut aku.

“Aduh, Ommm…! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan Riska menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua lututnya. Aku terus menjilati bibir memiawnya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memiawnya dengan cepat yang membuat riska mendesah dengan panjang. “Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…,ooohh…, ehh”. “Oooom…, uuhh…” Riska menggeliat- geliat liar sambil memegangi pinggir sofa. “Ahhh… mhhh… Omm…” demikian desahannya. Aku terus beroperasi dimemiawnya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Riska. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memiawnya, membuat Riska tersentak dan memiawik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memiawnya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga riska semakin tidak karuan menggeliat.

Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH yang dikenakan riska begitupun dengan G string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di untuk duduk disofa sambil menyuruh dia membuka celana yang aku gunakan, tetapi riska masih malu untuk melakukannya, sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk ke balik celana aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang telah menegang dari tadi. Setelah memegang penis aku, dengan sigapnya seluruh celana aku (termasuk celana dalam aku) di turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh riska yang membuat penis aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata riska melotot memandang sambil memegangnya, dan aku meminta riska mengisap penis aku dan dengan malu-malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk sedalam 8 cm dimulut riska dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu membuat riska hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan pelan- pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap- hisapnya sembari matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara itu.
Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin menegang lagi.

Kemudian aku menyuruh riska mengurut penisku dengan menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membuat bukit kembar riska semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yang semakin merah.

Setelah puas, aku rebahkan tubuh riska disofa dan aku mengambil bantal sofa dan meletakan dibawan bokong riska (gaya konvensional) dan aku buka kedua selangkangan riska yang membuat memiawnya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya. Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya… lo bakal habis,riska..!” mulai pelan-pelan aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat kedua kaki riska yang panjang itu kebahu aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku saja yang dapat masuk pada bagian permukaan memiaw riska. “Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit Omm…” jerit Riska dan terlihat riska menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih rapatnya memiaw riska walaupun telah basah oleh lendirnya.

Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus “gawang” keperawanan riska sambil teriring suara jeritan kecil.

“Oooooohhhhgfg….. sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan aku maju mundurkan penis aku kedalam memiaw riska “Bless, jeb..!” jeb! jeb! “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, ia mengerang. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska. “Ommm Ahh…, matt.., maatt.., .ii… aku…” Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan memiaw riska terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh memiaw riska,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan membisikan “Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa enakan.” Sebelum riska sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke dalam memiaw riska dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memiaw riska maka penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga aku paksa lebih dalam lagi. “Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”.

“Ooommm…,sakkkitt…… uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”. “Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…” “Riska tahan ya sayang”. Untuk menambah daya nikmat aku meminta riska menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan memiawnya terhadap penisku semakin kuat.. Nyaman dan hangat sekali memiawnya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat riska merasakan sakit pada memiawnya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan.

Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga riska menjerit setinggi langit. Akupun langsung melumat bibir riska membut tubuh riska semakin menegang. “Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh riska menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..! Kemudian riska memeluk tubuhku dengan erat. Riska telah mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya. “Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi. “Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm, terruuss…, oohh” “Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memiawnya dan menyentuh rahimmnya. “Ahh…, ahh…, Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar. “Uuhh… uuh… aduh.. aduh… aduhh.. uhh… terus.. terus.. cepat… cepat aduhhh..!” Sementara nafas saya seolah memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..” “Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!” “Hehh.. eh… eh… ehhh..” “Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet…” “Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam Ommm ooohhh… aku mau keluar… terus… aahhh… enak benar, aku… nggak tahaaan… aaakkhhh…”

Setelah riska orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memiawnya, aku tidak menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Riska pun semakin lemas dan hanya pasrah memiawnya aku sodok. Sementara itu … aku dengarkan lirih … suara riska menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memiawnya yang semakin dalam menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu. Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam lagi, dan.. “Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!” kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin menjadi. Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., “Seerr..!” terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memiaw riska, kami pun lemas dengan keringat yang semakin membasah di badan.

Aku langsung memeluk riska dan membisikan “Kamu hebat sayang, apa kamu puas..?” diapun tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari memiawnya sehingga sebagian cairan sperma yang aku tumpahkan di dalam memiawnya keluar bersama darah keperawanannya, yang membuat nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memiaw riska kembali dan ini aku lakukan sampai sore hari dan memiaw riska mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi seluruh gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta. Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya “Kok anak SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi” riska pun menjelaskannya “bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita riska aku langsung berfikir adiknya saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.

Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga. Setelah kejadian itu saya dan riska sering melakukan seks di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang biasanya kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Riska sekarang telah berumur 14 tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan riska tidak keberatan bila aku suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen aku yang membuat riska tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat aku berpikir bahwa anak ini maniak sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-temen.




Description: Cerita Sex Mendapatkan Perawan Tetanggaku Yang Sangat Cantik
Rating: 4.7
Reviewer: Ratna S
ItemReviewed: Cerita Sex Mendapatkan Perawan Tetanggaku Yang Sangat Cantik

Kisah Menikmati Bergilir Tubuh Gadis Desa Yang Montok-Montok Nikmat - [Part 4]

cerita sex enikmati tubuh gadis desa, gadis desa lugu yang nikmat,cerita terbaru ml dengan gadis desa, gads desa ml, sensasi memek gadis desa perawan. lugunya gadis desa tentan sex.




Index Cerita sex dengan gadis desa:


Sore itu aku dan lilis berjalan-jalan disekitar desa, sambil menikmati indahnya senja di persawahan yg tak jauh dari rumah lilis.

Setelah lelah kami berjalan, kami duduk direrumputan dipinggir sawah, tampak begitu indah kulihat pemandangan persawahan dari sini, terutama pada senja itu, dengan matahari yg hanya tinggal beberapa saat lagi tenggelam dibalik gunung salak yg menjadi latar belakang persawahan itu, dengan cahayanya yg merah keemasan menyinari air sungai yg melingkar ditepi persawahan, air sungai tampak berkilat bagaikan emas, serasi dengan pohon-pohon kelapa yg tumbuh dipinggirnya yg menambah keindahan senja itu, suatu lukisan alam dengan komposisinya yg begitu sempurna.

Tak kurelakan momen yg indah itu untuk berlalu begitu saja dari hadapanku, seraya kukeluarkan ponselku, dan kuabadikan dengan kamera photonya, namun hasilnya tak seperti yg kuinginkan, ternyata hasil photo dari kamera ponsel memang kurang memuaskan, semestinya aku membawa kamera DSLR yg kutinggal dirumah, dengan kamera itu aku dapat mengatur diaprahgma,shutter speed,ISO, dan beberapa pengaturan yg lainnya, sehingga bisa menghasilkan gambar sesuai dengan keinginanku, terutama efek siluet yg kuinginkan untuk momen sunset seperti ini.

"Pulang yuk mas, udah mahgrib nih..? " ajak lilis, dan kamipun pulang. Sepanjang perjalanan yg menyusuri pematang sawah sesekali kami menjumpai petani yg baru pulang bekerja dengan senyumnya yg ramah kepada kami, berhenti beberapa saat untuk kemudian berbincang-bincang dengan lilis dengan menggunakan bahasa daerah yg tak sepenuhnya kumengerti, untuk kemudian kami lanjutkan lagi perjalanan pulang.

Hari mulai sedikit gelap, dilangit kulihat burung-burung mulai pulang kesarangnya, seolah melakukan pergantian shift dengan kelelawar yg justru baru keluar dari sarang mereka setelah tidur sepanjang siang hari. Lapat-lapat terdengar suara azan mahgrib dari desa sebelah, ya, dari masjid atau surau didesa sebelah, bukan dari desa ini, karna didesa X ini memang tak ada satupun masjid atau surau, begitupun gereja dan tempat ibadah lainnya, sehingga masyarakat didesa lain sering mengatakan bahwa desa X ini sebagai desa yg jauh dari tuhan, kampung kafir, kampungnya orang gak bermoral, atau apalah lagi sebutan mereka, sehingga desa X ini menjadi desa yg tersisih dan terisolir, bahkan dalam pembangunanpun desa ini juga terdiskriminasikan, dan tidak terjangkau atau tepatnya tidak ingin dijangkau oleh aparatur pembangunan, sebagai contoh adalah jalan, sewaktu dari Jakarta kesini tadi, kami melintasi jalan didesa sebelah yg jalannya sudah beraspal, namun begitu telah tiba memasuki wilayah desa X ini, aspal itu terputus sampai disitu, sehingga mobil temanku harus menyusuri jalan tanah yg becek, itu baru salah satu contoh, belum lagi dengan fasilitas yg lainnya seperti puskesmas, sekolah dll, disitu tak tersedia, sehingga untuk keperluan itu warga desa X harus mendapatkannya ke desa lain.

pernah suatu hari seorang camat berkunjung kedesa itu untuk sekedar bersosialisasi dengan penduduk sekitar, namun apa yg didapat, cemo'oh dan hujatanlah yg diterimanya dari warga dan beberapa tokoh masyarakat, dianggap camat yg mendukung kemaksiatan lah, camat kafir lah, dan buntut-buntutnya beberapa bulan kemudian sang camat sudah berganti orang, konon dituntut mundur oleh warga, semenjak itu aparat birokrasi seolah enggan untuk menjamah desa itu, dan desa itu mungkin dianggap tak ada didalam tata wilayah daerah.

Bukan sekali dua beberapa tokoh agama berusaha untuk mengubah pola hidup mereka, baik dengan pendekatan yg halus atau radikal, namun sama sekali tak membawa hasil, mereka tak bisa merubah apapun dari desa itu, desa X tetap berjalan dengan iramanya sendiri, irama yg menurut mereka benar, mereka menjalankan hidup mereka sesuai dengan hati dan rasa mereka, yg berpedoman dengan tidak merugikan diri sendiri, diri orang lain, dan juga alam, itulah irama yg mereka jalankan, irama yg sederhana sebenarnya.

Dengan pola pemikiran dikehidupan mereka yg seperti itu, walaupun tidak tertulis, namun mereka menjalaninya dengan konsisten, dan itu telah ter mind-set dalam pikiran mereka semenjak mereka lahir. Dengan demikian praktis memang didesa itu tak pernah terjadi pencurian, perkelahian, apalagi tawuran antar warga, karna berpulang dari prinsip mereka itu tadi, yaitu tidak ingin melakukan tindakan yg merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain, tidak juga merugikan alam. Hal itu memang kurasakan tadi saat jalan berkeliling desa dengan lilis, disitu kurasakan betapa masyarakatnya begitu ramah, senyum dan tegur sapa selalu kutemukan dari wajah-wajah mereka, dan mereka saling menghargai satu sama lain.



 Akhirnya kami sampai dirumah, makan malam telah tersedia dibalai-balai bambu, tak jauh berbeda menunya dengan siang tadi, menu yg menggoda selera, dan seperti tadi siang pula dua piring nasi kandas didalam perutku.

Selaesai makan kami duduk bersantai diruang tengah sambil menonton tv, lilis berbaring dilantai yg beralaskan tikar pandan, sedang pak engkos duduk dikursi sambil tak henti-hentinya merokok, bagaikan asap cerobong kereta api yg senantiasa mengepul tak putus-putus, kulihat asbak dimeja disampingnya hampir penuh oleh puntung rokok keretek. Sementara aku duduk dikursi panjang semacam sofa, hanya tak layak untuk disebut sofa karna hanya terbuat dari kayu dan tanpa plitur, juga tak ada busa sebagai pelapisnya, dan kokom entah kemana, mungkin sedang sibuk mencuci piring sisa makan malam kami.

Beberapa menit kemudian kokom muncul dengan dua gelas berisikan kopi panas, satu untuk pak engkos suaminya itu, dan yg satu untuk ku.

" Ayo diminum, mumpung masih panas.." ujarnya, seraya dihempaskan dirinya duduk disampingku.

" Masih panas diminum, bisa melepuh dong mulut saya mih.." ujarku menggoda, yg dibalas oleh cubitan kokom diperutku.

Untuk beberapa saat kami cukup serius menyaksikan tayangan sepakbola piala AFF antara kesebelasan Indonesia melawan Laos, hingga keseriusan kami terhenti sejenak setelah dibunyikannya pluit oleh sang wasit pertanda babak pertama telah usai, untuk sementara kesebelasan kesayangan kita unggul 2-0.

Sementara menunggu babak kedua dimulai, kokom yg duduk satu kursi denganku mulai merapatkan tubuhnya padaku, mula-mula diusap-usapnya pahaku, lalu tangan itu terus merayap menyentuh-nyentuh kontolku, hingga "adik kecilku" itu terbangun.

" Wah, mas hendi kontolnya mulai bangun nih..." goda kokom, lilis yg sedang berbaring menengok sesaat kearah kami.

" Aduuuhh..penganten baru, mesra terus nih, belum puas nih dari tadi.." goda lilis

Tak enak hati juga aku, karna pak engkos masih ada disitu, aku hanya senyum-senyum saja, canggung dengan pak engkos.

Seolah paham dengan yg aku rasakan, pak engkos beranjak dari situ.

" Abah mau tidur dulu ya, ngantuk nih.." ujarnya, sebenarnya aku yakin pak engkos belum mengantuk, terlihat begitu antusiasnya tadi dia menyaksikan pertandingan dibabak pertama, dan tentu sudah tidak sabar lagi untuk menyaksikan babak kedua.

Sepeninggalan pak engkos aku menjadi lebih leluasa, kukecup bibir kokom yg masih asik memijit-mijit batang kontolku yg masih terbungkus celana pendek, koni kokom menarik celana pendekku dan mencampakkannya dilantai sehingga batang kontolku menyembul keluar setengah tegak, kokom turun dari kursi disampingku, kini dia berjongkok dengan wajahnya menghadap keselangkanganku, digenggamnya batang kontolku, dijilatinya dengan lembut sekujur kontolku mulai dari lubang pipisku, sampai kebiji pelirku, nikmat kurasakan hingga aku mendesah, tak kuhiraukan ocehan-ocehan lilis yg terus menggoda kami.

Kini kokom mulai mengulum batang kontolku, kepalanya bergerak maju mundur dengan berirama, sementara tangan kanannya digunakan untuk menggenggam pangkal batang kontolku, tangan kirinya digunakan untuk meremas-remas kantong pelirku.

Tampaknya lilis tak tahan melihat aksi kami, dilucutinya seluruh pakaiannya hingga kini lilis benar-benar bugil, lilis naik dan berdiri diatas kursi yg aku duduki, dikangkanginya wajahku, sehingga memeknya tepat berada diwajahku, sementara kedua tangannya bertumpu pada dinding kayu yg berada tepat dibelakang kursi,.

" Ayo mas, jilatin memek lilis mas.. mas hendi curang ya, tadi ngentot sama mamih lilis enggak diajak.." ujarnya manja, dengan rakus segera ku"makan" memek yg ada dihadapanku itu, kujilati seluruh areanya, tak terkecuali dinding bagian dalamnya kukerek-korek dengan lidahku.

" Zzzzzz..aaaaahhh enak mas..terus jilatin memek lilis mas..." gumamnya

Tampaknya birahi lilis semakin tinggi ditandai dengan memeknya yg mulai basah, asin-asin gurih kurasa cairan pelumas yg mulai membaluri memeknya. Kini lilis menggosok-gosokan dan menekan-nekan memeknya dengan kasar kewajahku, sampai-sampai belakang kepalaku terbentur-bentur dinding kayu dibelakang kursi.

Beberapa saat kemudian lilis turun dari kursi, kini lilis memposisikan dirinya menungging dilantai yg beralaskan tikar pandan.

" Ayo mas, entot lilis mas..biar mamih nanti saja, kan mamih tadi sudah..." ujarnya.

Kusuruh kokom untuk "merelakan" kontolku keluar dari hisapan mulutnya, kuhampiri lilis yg menungging, kupegang batang kontolku dengan tangan kanan, dan bless.. masuklah kontolku kedalam memeknya yg sudah basah oleh cairan birahi, bersamaan dengan itu pula dari pesawat televisi pluit babak kedua pertandingan sepakbola berbunyi, bertanda pertandingan segera dilanjutkan, begitu juga dengan pertandinganku dengan kedua wanita-wanita yg cantik dan seksi ini.

Kupompakan pantatku maju mundur mendobrak pertahanan lilis, begitu juga dengan pertandingan sepakbola ditv pemain-pemain Indonesia mulai menggebrak pertahanan laos dengan gencar.

Hingga beberapa menit kemudian lilis mencabut kontolku dari memeknya , lalu dia mendekatiku

" Mas, lilis ingin lubang dubur lilis dientot, seperti yg difilm tadi, boleh ya mas..mas hendi mau kan ngentotin dubur lilis..mau ya mas..? " pintanya memelas, seolah begitu memohon

" Sudah tentu sayang, mas akan dengan senang hati ngentotin lubang dubur lilis.." ujarku seraya kukecup bibirnya dengan mesra.

Mendengar jawabanku lilis tampak begitu senang, sambil memekik kegirangan digoyang-goyangkannya tubuhnya seolah seperti menari.

" Horeeee...asik, mas hendi mau ngentotin lubang dubur lilis, makasih ya mas hendi..." ujarnya sambil diciuminya bibirku berkali-kali.

Kini lilis kembali denganposisi menungging, kujilati sebentar lubang anusnya, kuludahi beberapa kali, kuraih kepala kokom agar dia mengoral kontolku, dioralnya batang kontolku oleh kokom, setelah itu kusuruh kokom untuk membaluri batang kontolku dengan air ludahnya, setelah kurasa cukup banyak air ludah membaluri kontolku dan kupikir itu cukup sebagai pelumas didalam lubang anus lilis nanti.

Kuarahkan batang kontolku tepat kelubang anus lilis, dan bless..masuklah ujung kontolku kedalam lubang anus lilis, terlihat dari pesawat tv bola menjebol gawang laos, gol tambahan untuk tim Indonesia,tepat bersamaan dengan masuknya kontolku kedalam anus lilis.

" Aaaaahhh... agak sakit mas, pelan-pelan.. " erang lilis pelan

" Enggak apa-apa lis, sakitnya cuma sebentar koq..sebentar lagi kamu pasti keenakan.." ujarku

Mulailah kudorong lebih kedalam batang kontolku hingga tandas seluruh batang kontolku memasuki lubang anusnya, lilis masih merintih, lalu mulai kupompakan maju mundur, namun tak terlalu cepat, aku paham anus lilis belum familier dengan gesekan-gesekan.

Hingga beberapa saat kemudian kulihat lilis mulai enjoy, kini lilis mulai dapat menikmati penetrasi dari lubang anusnya, itu ditandakan dengan senyum yg mulai menghiasi wajahnya, yg sebelumnya merintih kesakitan kini berganti dengan merintih nikmat.

" Zzzzzzz...aaaaahhh.. enak mas, ternyata sekarang enak mas.. aaahh nikmaaaattt.." gumamnya.

Sementara kokom yg sebelumnya hanya bengong menyaksikan aksi sodomiku dengan lilis, kini dia mendekatiku dan berkata setengah berbisik ditelingaku.

" Mas hendi, sambil ngentotin dubur lilis, mas hendi jilatin juga dubur mamih ya mas..biar mas hendi puas dapat sekaligus dua lubang dubur hi..hi..hi.." ujarnya, sebuah ucapan vulgar yg membuatku semakin bergairah, kukecup bibirnya.

" Iya mih..ayo mih, aku jilatin lubang dubur mamih, cepet mih.." ujarku tak sabar

Kini kokom bangkit berdiri, dia berdiri mengangkangi lilis yg menungging, posisinya membelakangiku, sehingga pantatnya tepat berada dihadapanku, seraya disibaknya lubang anusnya dengan kedua tangannya, sehingga memperlihatkan lubang anusnya yg menganga dengan warna agak kemerahan, begitu bernafsu aku melihatnya.

" Ayo mas, jilatin lubang dubur mamih..." pintanya manja

Segera dengan rakus kijilati lubang anusnya yg menganga, nikmat kurasakan, sebuah sensasi yg luar biasa, batang kontolku menyodomi anus lilis, sementara mulutku menikmati anus ibunya, wuiihh..mantap, sungguh berkah, pikirku.

Sementara lilis semakin liar, lilis yg untuk pertama kalinya melakukan sodomi rupanya dia merasa mendapatkan kenikmatan tersendiri yg tidak dirasakan saat penetrasi dengan lubang memeknya.

"Aaaaaahhhh...enak mas..terus mas, entotin lubang dubur lilis mas, rasanya nikmat, terasa sampai ke ulu hati aaaahhh..." oceh lilis, sambil tangan kirinya mengobel-ngobel lubang memeknya.

Semakin bersemangat aku memompakan kontolku menghujami anus lilis, yg sebelumnya aku memompakannya hanya dengan pelan, kini telah dengan kecepatan penuh, hingga tubuh lilis ikut terguncang-guncang.


Sementara makin rakus aku menjilati lubang anus mamih, sesekali kusedot anus itu, atau kubenamkan wajahku kedalamnya, sehingga wajahku menyusup masuk kedalam belahan bokongnya yg besar dan montok itu.

" Zzzzzz...uuuuhhh... terus mas..terus jilatin lubang dubur mamih mas, lubang pantat mamih, lubang tai mamih..hi..hi..hi.." ujarnya

Hingga beberapa menit kemudian tubuh lilis tampak mulai mengejang, semakin sepat lubang memeknya dikocok-kocok dengan jari-jarinya, rupanya lilis telah sampai pada puncak birahinya

" Aaaaaaaahhhhh....lilkis keluar maaaaaaaasssss...." Setelah teriakan keras yg terakhir itu tubuh lilis terdiam, klimaks untuk yg pertama kalinya dalam kenikmatan anal seks.

Melihat lilis yg sudah tak berdaya, kokom segera menjauhkan lubang anusnya dari wajahku, seraya dia menungging disamping lilis.

" Mas, sekarang entotin lubang dubur mamih.. langsung lubang dubur mamih aja ya mas, enggak usah dimemek dulu, soalnya mamih belum pernah, kalau lubang memek kan sudah sering.. ayo mas, mamih udah kepingin nih.. cepet dong mas.." pinta kokom

Kucabut batang kontolku dari anus lilis, dan kuhampiri kokom yg menungging, pantatnya yg montok tampak lebih besar dan bulat dalam posisi menungging seperti itu, kujilati sejenak, kuludahi beberapa kali seperti yg tadi kulakukan pada lilis, setelah cukup kutancapkan kontolku pada lubang anusnya, seperti juga lilis, untuk pertama kalinya kokom merintih sakit, namun tak sampai satu menit, rintihan kokom berubah menjadi rintihan nikmat.

" Aaaaaahhhh... terus mas, entotin lubang dubur mamih...aaaahhh.." ujarnya

" Enak mih.. lubang pantatnya saya entot..? enak ya mih..? " ocehku, sambil terus memompakan batang kontolku dalam lubang anusnya

" Iya mas, sedap mas...mas hendi harus ngentotin lubang dubur mamih terus ya mas, aaahhh" jawab kokom

" Lubang apanya lis yang dientot..? " tanyaku, menggoda

" Lubang dubur mamih mas, lubang pantat, lubang tai, lubang berak hi..hi..hi.." jawab lilis, sambil tertawa merasa lucu dengan ucapannya itu.

Kini tangan kananku kugunakan untuk mengobel-ngobel lubang memek kokom, sambil terus aku memompakan pantatku maju mundur, kokom tampak semakin blingsatan, basah kurasakan tanganku oleh cairan memeknya, semakin cepat kukobel-kobel jari tengah dan jari telunjukku yg sekaligus masuk dalam lubang memeknya.

Sedang asiknya aku menikmati lubang pantat kokom, iba-tiba pak engkos muncul

" Maaf mengganggu.. saya cuma mau ambil korek api saya yg ketinggalan, maaf..." ujar pak engkos, sambil membungkuk-bungkukan badannya. Sial.., pikirku, dia melihatku sedang menyodomi istrinya, namun dengan sikapnya yg masih ramah seperti itu tadi, sikap yg tak sedikitpun menunjukan rasa tidak senang atau tersinggung, aku merasa itu bukanlah suatu masalah, sepertinya pak engkos memang sudah rela istrinya diperlakukan apapun olehku, selama istrinya itu suka dan tidak keberatan barangkali. dan kalau dilihat dari ekspresi kokom saat itu, yg tentu saja juga telah dilihat oleh pak engkos tadi, adalah ekspresi kenikmatan, mungkin dalam hatinya tadi pak engkos berkata "wah, rupanya istriku suka sekali disodomi.. begitu menikmatinya dia, sukurlah kalau itu memang membuatnya bahagia" mungkin itu yg pak engkos pikirkan, semoga saja.

Beberapa menit kemudian kokom mencapai puncak kenikmatan , disertai dengan pekikan yg cukup keras, begitu banyak kurasakan cairan yg membasahi memeknya sehingga saat tanganku mengobel-ngobel memeknya berbunyi clok..clok..clokk.. akhirnya kokom diam, tuntas sudah birahinya.

Hanya selang beberapa detik, tubuhku mulai mengejang, kocokan batang kontolku dilubang pantat mamih semakin kencang, dan crottt..crott..crott.. kutumpahkan seluruh air maniku didalam lubang dubur kokom, nikmat rasanya.

Tiba-tiba lilis sudah berada disampingku, ditariknya batang kontolku yg masih menancap didalam lubang anus kokom, lalu dikulumnya dengan rakus, sepermaku yg melekat pada batang kontolku ditelannya, lalu dikocok-kocoknya batang kontolku dengan harapan masih keluar satu atau dua tetes air mani, namun setelah dirasakannya tidak ada setetespun spermaku yg keluar, tampak terlihat raut wajahnya yg kecewa, lalu terdiam sejenak, kemudian tersenyum, entah apa arti senyumnya itu, seolah-olah lilis mendapatkan suatu yg cemerlang.

Ternyata lilis mendekati lubang anus ibunya yg masih dalam posisi menungging, dari sikapnya itu aku mulai mengerti dengan apa yg akan dia lakukan.

" Tunggu lis, biar aku bantu.." ujarku.

Kusuruh lilis untuk telentang tepat dibawah pantat kokom, sambil membuka mulutnya dengan lebar, setelah itu kukorek-korek lubang anus kokom, lalu kutarik, surrrrr.. mengalirlah air maniku yg tersimpan didalam lubang anusnya, mengalir keluar dan menetes tepat kedalam mulut lilis yg menganga lebar, kembali kukorek anus kokom, keluar lagi sisa-sisa sperma dari dalam namun kali ini tidak sebanyak sebelumnya, lalu lilis menelan seluruh air maniku yg tertampung dimulutnya, setelah habis lilis bangun dan dijilatinya lubang anus ibunya itu dengan rakus untuk mendapatkan sisa-sisa spermaku yg masih melekat, sebuah aksi yg sensual bagiku, yg membuat jantungku berdebar.

" Bagaimana, enak lis..? " ujarku, sambil memasukan jari telunjukku yg masih melekat sisa-sisa spermaku kedalam mulutnya, dengan rakus lilis mengulum jari telunjukku itu.

" Enak mas, sedap..rasanya tambah enak, mungkin karna bercampur dengan bau dubur mamih, jadi lebih gurih hi..hi..hi.." jawabnya, yg langsung kukecup mulutnya itu, kurasakan aroma air maniku pada mulutnya.

Kokom yg sebelumnya masih dalam posisi menungging, kini duduk dan menghampiriku

" Mas, minta lagi dong, seperti yg tadi dikamar mandi.." pinta kokom, kulihat lilis penasaran dengan apa yg diminta ibunya itu

" Minta apa-an sih mih..? " ujar lilis

" Iya nih mamih, minta apa sih..? " ujarku, berpura-pura tak tau

" Ah, mas hendi pura-pura, itu lho, air kencing mas hendi, ayo dong mas..mamih udah kepingin nih,," ujarnya merajuk, kulihat lilis mengerutkan alisnya, sepertinya dia belum paham dengan yg dimaksud kokom.

" Oke deh..kalau emang mamih sudah kepingin.." ujarku

Tiba-tiba kokom menggulung tikar pandan yg tergelar dilantai, mungkin maksudnya agr tikar itu jangan sampai basah terkena air kencing.

"Ayo mas.. mamih udah enggak sabar nih aaaaakkkk.." ujarnya sambil jongkok dilantai dan membuka mulutnya dengan lebar, bersiap menerima kucuran air kencingku,

Aku berdiri menghadap kokom, kuarahkan batang kontolku sekitar 50cm dari mulut kokom yg menganga, memang sengaja untuk tidak terlalu dekat dengan maksud agar terlihat pancurannya, itu akan lebih sensasional pikirku, kulirik lilis yg masih melongo, dan.. suuuuurrrrr mengucurlah air maniku tepat tertuju kedalam mulut kokom yg langsung ditelannya, belum lagi habis air kencing dimulutnya tertelan, sudah banyak lagi supply air kencing yg keluar dari lubang pipisku membanjiri mulutnya, sebagian ada tumpah dilantai, sebagian membasahi wajahnya, kulihat lilis yg duduk disamping kokom tampak takjub, akhirnya berhentilah kucuran air kencingku.

" Mih.. lilis minta dong mih.." ujar lilis, sambil membuka mulutnya.

Sisa air kencingku yg masih tertampung didalam mulut kokom kali ini tidak ditelannya, seraya kokom berdiri dan membungkukan badannya sehingga wajahnya tepat berada diatas wajah lilis yg duduk sambil menganga, dimuntahkannya air kencingku dari mulut kokom kedalam mulut lilis, lilis langsung menelannya dengan rakus, sepertinya lilis belum puas, diraih kepala ibunya itu dan dikecupnya dengan rakus, sehingga mereka saling berpagutan, betul-betul aku disuguhi aksi yg erotis oleh ibu dan anak ini.

" Huuhhh...sedap mas, segaaaaarrrr..." ujar kokom

" Wah, rupanya mamih tadi sore sudah minum air kencing mas hendi dikamar mandi ya, curang enggak ngajak-ajak.." protes lilis

" Hi..hi..hi.. rahasia dong... " ujar kokom, menggoda anaknya itu.

" Bukan cuma itu lis, tapi mas hendi juga sudah minum air kencing mamih ..he..he..he.. makanya sekarang giliran mamih yg kencingin saya, sekalian kamu juga lis, biar banyak, biar mas hendi kenyang.." ujarku

Aku duduk dilantai sambil membuka mulutku lebar-lebar, siap menantikan cairan yg menurutku begitu menyegarkan mengalir masuk kemulutku dan tentunya akan kuhirup dan kuminum sepuasnya.

" Ayo dong aku udah enggak sabar nih, menikmati air kencing kalian yg segar dan nikmat itu aaaakkk.." ujarku, seraya membuka mulutku selebar yg aku bisa.

Kokom dan lilis bersiap dengan aksinya mereka berdiri tepat didepanku dengan memek yg menganga siap untuk mengeluarkan air seninya, disibakannya memek mereka dengan kedua tangannya, dan..currrrrrr.. keluarlah kucuran air kencing dari memek kokom, yg tak lama berselang diikuti oleh lilis, dua kucuran dari arah yg berbeda bermuara kesatu pusat, yaitu kedalam mulutku yg menganga lebar, langsung kutelan dengan rakus, begitu banyak air kencing yg mengucur hingga kewalahan aku dibuatnya.

" Ayo mas..minum mas.. nih mas, buat cuci muka mas, biar tambah ganteng hi..hi..hi.." ujar kokom menggodaku.

Terasa kembung perutku meminum begitu banyak air kencing dari kokom dan lilis, hingga sebagian tumpah kelantai dan sebagian lagi kugunakan untuk membasuh wajahku.

Akhirnya berhentilah aliran air kencing dari keduanya, namun dimulutku masih tertampung penuh air kencing mereka, aku berdiri dan kudekati lilis, kubuka mulutnya dengan tanganku, dia mengerti maksudku hingga dibukanya mulutnya leber-lebar dan kumuntahkan isi dari mulutku kedalam mulutnya yg dengan rakus langsung ditelannya.

" Bonus kusus dariku lis, kan kamu tadi masih kurang he..he..he.." ujarku, seraya kukecup bibir lilis

" Makasih mas, nikmat juga..tapi ini kan air kencing mamih dan lilis sendiri hi..hi..hi.." jawabnya

Bersamaan dengan itu dari televisi terdengar wasit telah meniup peluit panjang bertanda selesai pertandingan antara kesebelasan Indonesia vs Laos, Indonesia menang telak 6-0. Begitupun dengan permainan kami yg telah selesai untuk malam itu, akhirnya kamipun mandi bersama untuk membersihkan tubuh kami yg sudah berbau sedemikian rupa, bau keringat bercampur dengan bau air kencing.



*******************
Keesokan sorenya aku balik kejakarta, setelah pagi dan siang harinya aku masih menikmati pesta seks dengan lilis dan kokom tentunya, kuberikan lilis uang sebesar 300ribu, seperti yg dikatakan herman, begitupun kokom kuberikan dengan jumlah yg sama, pak engkos sebagai suami kokom yg telah merelakan istrinya kunikmati selama sehari semalam kuberikan dia 50ribu sekedar untuk beli rokok.

Hartop tua herman telah terparkir dihalaman rumah itu, lilis dan kokom mengantar kepergianku sampai aku memasuki mobil herman.

" Hati-hati dijalan mas, jangan lupa minggu depan kesini lagi ya mas.." ujar lilis, seraya mengecup bibirku

" Terima kasih banyak mas hendi, minggu depan kami tunggu.. hati-hati dijalan.." ujar kokom, juga dikecupnya bibirku, kulihat herman mengerutkan alisnya saat melihat kokom mengecup bibirku, entah apa yg dipikirkannya.

" Makasih jang..sering-sering dateng kesini ya.." teriak pak engkos, yg duduk diteras rumah.


Akhirnya mobil herman meluncur menuju Jakarta, dari kaca spion masih kulihat lilis dan kokom melambaikan tangan.

" Hen, elu koq tadi ciuman sama ibunya lilis..? " tanya herman heran, yg kujawab hanya dengan senyum.


Malam mulai menyelimuti desa X, kepergianku meninggalkan desa yg unik itu diiringi oleh nyanyian jangkrik dengan iramanya yg khas, yg selalu konsisten mereka nyanyikan disetiap malam hari tanpa pernah merubah arasemennya sedikitpun, seperti halnya dengan irama kehidupan didesa X itu, yg tetap berjalan dengan iramanya sendiri, yg tetap mereka mainkan secara konsisten, tak pernah berubah walau oleh pengaruh apapun.


Sudah hampir tiga tahun aku menjalin hubungan dengan lilis dan kokom, entah apa nama hubungan kami itu, apakah itu hubungan kekasih, hubungan asmara, ataukah hanya hubungan bisnis semata, ah, aku tak peduli dengan itu semua, yg pasti kami sudah bagaikan satu kesatuan yg tidak bisa dipisahkan lagi, bagiku mereka sangatlah lengkap, lengkap dalam artian mereka adalah penghiburku, pelayanku, tempatku berkeluh kesah dan lain sebagainya, bersama mereka jiwaku rasanya tenang dan damai, rasanya aku tak bisa hidup tanpa mereka, seolah mereka bagaikan udara dalam nafasku, terdengar klise memang.

Entah ini hanya kebetulan atau tidak, semenjak aku mengenal mereka, rejekiku mengalir dengan begitu lancarnya, minggu pertama setelah aku baru mengenal mereka, tenderku untuk perusahaan gol semua, sehingga bonus 1% mengalir dengan manis kekantongku, dan itu terjadi 3 kali dalam satu minggu, padahal sebelumnya sebulan sekalipun itu sudah untung, dan hal itu berlanjut pada hari-hari berikutnya, hingga akhirnya sekitar 6 bulan kemudian dengan modal yg ada aku beranikan diri untuk membuat perusahaan sendiri, karna aku sudah paham betul dengan cara kerja perusahaan itu, dan aku telah memiliki chanel-chanel yg bagus untuk usahaku ini, intinya aku sudah dapat “lobang”nya, sehingga hanya tinggal menjalankannya saja, semuanya pasti akan lancar, dan betul memang, dalam jangka waktu satu tahun perusahaanku mengalami kemajuan yg cukup signifikan, dan itu berlanjut sampai saat ini, kini perusahaanku telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan yg cukup diperhitungkan, walaupun belum termasuk perusahaan besar.

Kini aku telah memiliki rumah sendiri, rumah yg cukup mewah dikawasan cibubur, aku juga memiliki beberapa bidang tanah dan beberapa rumah yg aku kontrakan, yg sengaja kubeli sekedar untuk infestasi.

Sebagai seorang bujangan yg masih muda dan cukup mapan, dan, ehemm… lumayan ganteng, sudah barang tentu banyak gadis-gadis yg ingin mendapatkan cintaku, namun tak satupun yg dapat menggoda hatiku, hati ini rasanya hanya untuk lilis dan kokom.
Bahkan herman, temanku yang dulu membawaku pertama kali kedesa X itu kini telah menikah dengan teman sekantornya, dan terakhir aku ketahui kini dia telah memiliki seorang momongan, sementara Euis “gacoan”nya didesa X dulu, kini telah menjadi istri simpanan seorang pengusaha timur tengah.
Hingga aku dengar selentingan yg beredar, yg mengatakan bahwa aku adalah seorang gay, namun aku tak ambil pusing soal itu. yg aku pusingkan adalah orang tuaku, yg setiap kali aku mengunjunginya, selalu kata itu yg ditanyakan padaku “kapan kamu menikah hen..?” “ sudah adakah calonmu hen..?” “ inget hen, usiamu sudah kepala tiga..dan kamu sudah cukup mapan..” “ hen, ayahmu sudah tak sabar tuh untuk menggendong cucu..” kata-kata itulah yg sampai saat ini membuatku bingung, apa yg harus aku lakukan? Menikahi lilis? Nyaliku masih terlalu pengecut untuk berani melakukan itu, orang tuaku tergolong orang yg selalu memandang jodoh berdasarkan bibit,bobot, dan bebet, bila mereka tau status dan dari mana lilis berasal sudah barang tentu mereka akan menolaknya mentah-mentah, bagaimana mungkin mereka rela anak yg menjadi kebanggaannya ini harus menikah dengan seorang janda yg asal muasalnyapun dari daerah yg enggak jelas.

Setahun yg lalu rumah lilis telah aku rombak total, kini berdiri rumah yg cukup manis, walaupun tidak dapat dikatakan sebagai rumah mewah, paling tidak cukup nyaman untuk acara akhir pekanku, dengan fasilitas yg aku buat senyaman mungkin, seperti pada kamar lilis yg sengaja kubuat cukup luas, beserta kamar mandi didalamnya lengkap dengan bathtube untuk kami berendam, karna dikamar itulah yg kami gunakan bertiga saat berakhir pekan disana, dan untuk pengairan kupasang pompa listrik, setelah sebelumnya menggunakan sumur timba, intinya rumah itu sudah cukup layak bagiku untuk indehoy dengan lilis dan kokom diakhir pekan, sesuai dengan angka 300juta yg aku habiskan untuk biaya pembangunannya.

Kolam ikan pak engkos kini bertambah lebar, dan ikan-ikannyapun bertambah banyak, sehingga hasil panennyapun kini meningkat, bahkan masih bisa disisihkannya untuk menabung, itu karena suntikan modal yg kuberikan pada pak engkos sekitar satu setengah tahun lalu.

Karta, kakak lilis yg sebelumnya bekerja dijakarta sebagai buruh bangunan kini kupekerjakan diperusahaanku, sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya tentunya, tak mungkin aku menempatkan karta sebagi menejer atau jabatan penting lainnya, walaupun dia adalah kakak lilis. Sehingga aku pekerjakan dia sebagai pengawas gudang, kejujurannya dapat kuandalkan untuk pekerjaan itu, aku rasa itu jauh lebih baik daripada dia harus bekerja sebagai buruh bangunan dijakarta, dan sikap karta sangat hormat sekali padaku, walau sudah berkali-kali kuingatkan padanya untuk bersikap wajar saja.



********
Untuk pertama kalinya sejak hampir tiga tahun aku berhubungan dengan lilis dan kokom mereka ingin kejakarta, setelah sebelumnya akulah yg selalu datang kedesa X untuk mengunjungi mereka, alasannya adalah kokom ingin belanja dipasar tanah abang, yg menurut tetangga-tetangga disana pasar tanah abang banyak dijual berbagai pakaian dengan segala model dan dengan harga yg relative murah, untuk itulah sehingga kokom memintaku untuk mengantarnya kepasar tanah abang.

Dari desa X aku membawa lilis dan kokom meluncur menuju kepasar tanah abang, kali ini aku tidak lagi menumpang hartop tua milik temanku, kini aku telah memiliki kendaraan sendiri, seperti biasa untuk berkunjung ke desa X ini selalu aku gunakan jeep wrangler, jenis kendaraan yg handal walaupun melintasi kubangan kerbau sekalipun, walaupun dirumahku masih ada kendaraan sedan yg biasa aku gunakan untuk ketempat kerja, dan satu lagi yaitu mobil kijang inova sekedar untuk keperluan keluarga bila dibutuhkan, namun selama ini inovaku itu lebih sering menjadi penghuni garasi.

Penampilan kokom dan lilis saat ini sungguh berbeda dengan tiga tahun lalu, aku selalu menyempatkan untuk mengantarnya kesalon dikota bogor setiap kali kali aku berkunjung kesana dengan maksud untuk “memoles” penampilan mereka, mereka kini tampil lebih modis, potongan rambut kokom jauh berbeda dengan yg dulu, dengan semir rambut berwarna kemerahan dibeberapa bagian rambutnya menambah seksi penampilannya, serasi dengan celana hotpan ketat yg sebatas lutut, sehingga memperlihatkan betisnya yg putih indah, dan lekuk pantatnya yg besar tampak menyembul, dipadu dengan sandal hak tinggi menghiasi kakinya yg jari jemari kukunya diwarnai dengan cat kuku berwarna merah, begitupun kuku jari tangannya juga dihiasi dengan pewarna kuku berwarna merah muda, dan telapak tangannya itu tidak lagi kasar seperti dulu, telapak tangannya kini halus bak tangan priyayi, dan apa yg dikenakan oleh kokom dan juga lilis semua aku yg membelikannya, tentunya bukanlah dipasar tanah abang ini, melainkan kubeli digerai-gerai pakaian ternama.

Hampir dua jam kami mengubek-ubek dipasar tanah abang yg cukup ramai itu, begitu banyak sudah yg kami belanjakan, “mumpung disini mas, sekalian untuk oleh-oleh tetangga-tetangga dirumah” begitu alasan kokom. Penampilan dua gacoanku yg seksi ini menjadi perhatian beberapa lelaki disana, kulihat tatapan mereka yg nanar kearah bokong kokom yg semok atau kearah belahan dada lilis, entah apa yg ada didalam benak dan hayalan mereka, aku hanya tersenyum saja melihatnya. Aku sadar bahwa penampilan mereka terbilang terlalu hot, sehingga terkesan norak bila berkunjung kepasar tanah abang yg sumpek seperti ini dengan penampilan seperti itu, sehingga wajar bila mereka menjadi pusat perhatian laki-laki yg melihatnya, namun aku tak mempermasalahkannya.

Menjelang pukul satu siang kami memborong beberapa potong pakaian, cukup banyak juga, sampai-sampai kami harus menggunakan jasa kuli panggul untuk membawakannya hingga sampai kemobil, namun tak beberapa banyak uang yg kuhabiskan untuk itu, tak sampai 8 juta, tak apalah, toh selama inipun mereka tak pernah meminta atau menuntut macam-macam, mereka hanya menerima apa yg aku berikan, tanpa pernah protes atau meminta yg lain, apalagi berusaha untuk mengeret aku, itulah salah satu yg membuatku simpati pada mereka.

Sekitar pukul 3 sore kami tiga dirumahku dikawasan cibubur, rasa lelah berputar dipasar tanah abang yg sumpek dan padat membuat kami langsung terlelap tidur selama kurang lebih dua jam.


Selama tiga tahun aku berhubungan dengan lilis dan kokom tak sedikitpun aku merasa bosan atau jenuh dalam berhubungan seks dengan mereka, entah mengapa mereka selalu membuat birahiku bangkit, dan disamping itu pula , kami selalu melakukan berbagai fariasi dan inovasi dalam berhubungan seks, sehingga membuat kehidupan seks kami selalu bergairah. Seperti misalnya dalam setiap aku berkunjung kesana aku membawa uniform dan aksesoris dokter atau perawat yg aku beli dan di design khusus dengan model yg seksi dan ketat, lengkap dengan peralatan dokter seperti stetoskop dll, biasanya kokom berperan sebagai dokter dan lilis sebagai perawat, sementara aku sebagai pasiennya, dan untuk selanjutnya terjadilah hubungan seks sesuai dengan sekenario yg kami buat, walaupun biasanya sekenario yg kami rencanakan akan berubah oleh improfisasi kami. Atau pada minggu berikutnya aku membawa seragam sekolah SMU untuk kokom dan lilis yg juga didesign khusus dengan model yg super seksi, sementara aku berperan sebagai seorang guru, dan akhirnya terjadi hubungan seks antara guru dan murid dikamar yg telah kami buat sedemikian rupa sehingga agak mirip dengan ruang kelas. Atau aku akan membawa pakaian funk yg ekstrim itu, dan kami dandani diri kami sehingga menyerupai kaum funk lengkap dengan sepatu boot tinggi dan rambut mohak dengan menggunakan cream pengkaku rambut, dan masih banyak lagi fariasi-fariasi yg kami perankan dalam setiap kami berhubungan seks, seperti pakaian ala koboy, tentara, bahkan ala hantu, dan aku juga melengkapinya dengan berbagai alat bantu seks seperti dildo, anal bead, dll.

Seusai tidur siang aku duduk bersantai diruang tengah sambil berbincang-bincang dengan lilis, sementara kokom masih berkeliling kesekitar ruangan dirumahku, sepertinya dia sangat mengagumi dengan gaya interior rumahku ini, kulihat dia begitu antusia keluar masuk ruangan dan naik turun tangga, sesekali memegang beberapa aksesoris yg kupajang sebagai hiasan dinding atau pemanis ruangan. Setelah puas dia berkeliling dihempaskannya pantatnya disofa empuk disampingku, celana pendek ketat yg dikenakannya membuat aku terangsang, ditambah lagi lilis yg saat itu mengenakan rok pendek dan kakinya diangkat sedemikian rupa sehingga celana dalamnya terlihat, birahiku timbul, apalagi sudah satu minggu aku belum menikmati tubuh mereka, tadi pagi setibanya aku didesa X, kami langsung meluncur kepasar tanah abang, sehingga aku belum sempat melakukan apapun dengan mereka.

“ Main dokter-dokteran yuk..!” ujarku, sambil megelus-elus paha kokom

“ Iya nih mas, mamih juga udah kangen sama kontol mas hendi..” jawab kokom, sambil mengurut-urut batang kontolku yg masih terbungkus celana pendek.

“ Iya mas, memek ilis juga udah gatel nih pingin dientot, abis mamih tadi buru-buru sih, mestinya tadi sebelum berangkat kita ngentot dulu ..” ujar lilis, sambil mengelus-elus memeknya yg masih dibalut celana dalam.

Kata-kata lilis yg vulgar itu membuatku semakin terangsang, seraya kusuruh mereka untuk kekamar, untuk mengganti pakaiannya dengan seragam dokter.

“ Ayo cepat kalian kekamar, disitu sudah aku siapkan seragam kalian..” perintahku, segera mereka menuju kekamarku. Sementara aku menurunkan benda-benda yg ada diatas meja makan, termasuk taplak. Lalu kupinggirkan semua kursi-kursi yg mengelilinginya. Rencanaku meja makan ini akan kufungsikan sebagai tempat tidur pasien untuk acara dokter-dokteran yg akan kami lakoni. Dan permainan seks dokter-dokteran ini adalah salah satu lakon paforitku, dan sudah beberapa kali kami melakukannya, hingga kami sudah hafal betul sekenarionya, walaupun setiap kami melakoninya ada saja improfisasi yg kami lakukan, sehingga melenceng dari scenario sebelumnya, namun itu justru yg aku suka.

Tak lama kemudian dokter dan perawat palsu itu tiba, seragam dokter kokom dengan rok mininya yg super ketat sehingga memperlihatkan lekuk pantatnya yg besar, begitu pula dengan bajunya yg ngepres memperlihatkan pusarnya serta belahan buah dadanya yg tentu saja sudah tidak lagi memakai BH, seperti halnya juga dia tak memakai celana dalam, dipadu dengan sepatu hak tinggi serta make up yg seksi dan mencolok, sehingga sosok kokom berubah menjadai sosok dokter yg menurutku adalah dokter paling seksi didunia, plus dengan stetoskopnya yg tergantung dileher. Begitupun lilis dengan seragam susternya, yg tak jauh berbeda dengan kokom, hanya lilis memakai topi khas suster dengan lambang palang merah, dan dileher lilis tidak tergantung stetoskop.

Aku rebahkan diriku telentang diatas meja makan, kugunakan bantal sofa untuk alas kepalaku.

“ Apa keluhannya pak..? “ tanya kokom, layaknya seorang dokter sungguhan

“ Lemas dok, kurang bergairah..” jawabku, seraya kokom menempelkan stetoskop pada dadaku, yg kiri dan kanan, tiba-tiba dikerutkan alisnya sepertinya “sang dokter” mendeteksi adanya yg tidak beres dengan tubuhku, kemudian ditempelkannya lagi stetoskopnya seolah ingin meyakinkan. benar-benar acting yg menawan si kokom ini, begitu natural, tidak kaku atau tampak seperti dibuat-buat, mungkin karna hobinya menonton acara sinetron barangkali, dan kuakui kokom memang memiliki bakat terpendam dalam seni peran. Berbeda sekali dengan beberapa pemain sinetron pendatang baru yg hanya bermodalkan tampang saja namun dengan kualitas acting yg memprihatinkan.

“ Coba tarik nafasnya yg dalam ya pak..iya, tahan… sekarang hembuskan.. sekali lagi..” perintah kokom, yg juga aku turuti. Beberapa saat kemudian kokom menarik nafas panjang, seolah seolah hasil dari pemeriksaannya padaku mendapatkan hasil yg buruk, atau aku dinyatakan positif menderita penyakit tertentu.

“ Aduuhhh… sayang sekali pak, bapak terlambat memeriksakan diri bapak, penyakit bapak telah mencapai pada stadium yg menghawatirkan..” ujarnya lesu

“ Lalu bagaimana dok, apa masih bisa disembuhkan..? “ jawabku, dengan ekspresi wajah berpura-pura tegang tentunya, walaupun actingku tidak sebaik kokom.

“ Akan saya coba pak, doakan saja semoga cara kami membuahkan hasil, sekarang coba buka semua pakaian bapak..” perintah kokom

“ Semuanya dok..? “ tanyaku

“ Iya semuanya, telanjang..” ujar kokom, seraya kulucuti semua pakaianku hingga bugil.

“ Sekarang kami akan coba melakukan terapi dengan cara kami, kami harap bapak tetap koorporatif dan mengikuti setiap sesi terapi yg kami lakukan, dan jangan banyak protes, karna itu justru akan berdampak lebih buruk bagi kesehatan bapak.. tapi kami tetap yakin bahwa metode kami ini adalah yg terbaik untuk bapak, dan saya yakin akan bisa berhasil selama bapak tetap koorporatif tentunya..” terang sang dokter, sungguh luar biasa, begitu fasih sekali kokom dengan dialog itu, yg sebenarnya memang aku yg membuat skenarionya, tapi aku tak menyangka kalau dia dapat menghafal dan mengucapkannya dengan sesempurna itu, mungkin seorang sutradara film tak akan terlalu repot mengarahkan bila artis-artisnya sehebat kokom ini, karna kokom sangat bisa menjiwai peran yg dia mainkan.

“ Suster..coba kamu tempelkan memek kamu kemulut bapak ini..” perintah kokom pada lilis, seraya sang perawat palsu itu naik keatas meja makan, lalu berdiri mengangkangi wajahku, disingkapnya rok mini yg membungkus pantat seksinya, tampaklah memeknya karna memang lilis sudah tidak memakai celana dalam sebelumnya, lalu lilis jongkok sehingga memeknya tepat berada didepan mulutku.

“ Ayo pak, bapak jilatin memek saya, biar cepat sembuh..” ujar lilis manja, sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya dengan genit, membuat aku begitu gemas hingga kugigit pelan klitorisnya yg mencuat bagaikan kacang , yg membuatnya sedikit terpekik.

“ Aaawwww.. ih, bapak nakal ya, disuruh jilatin memek koq malah gigit itil suster sih..” ujarnya.

Kini mulai kujilati seluruh area memek lilis, hingga lidahku kugelitik-gelitik sampai kedalam lubang senggamanya, kulihat lilis tampak merintih kenikmatan dengan aksiku itu.

“ Zzzzzz..aaaahhh… iya terus paaakkk… terus jilatin memek suster, biar bapak cepet sembuh ya pak aahhh..” rintih lilis sambil kedua tangannya meremas-remas rambutku, sementara itu kulihat kokom dengan buku dan pulpen ditangannya sedang mengamati aksi kami, wajahnya tampak begitu serius, tak terkesan sama sekali kalau dia sesungguhnya sedang berakting, sesekali ia menuliskan sesuatu dibukunya itu, persis bagaikan seorang ilmuan yg sedang melakukan penelitian ilmiah, “macam betul saja kau, kokom..” dalam hatiku tertawa.

“ Suster.. selanjutnya kamu berikan anus kamu..” perintah kokom supaya lilis menyodorkan lubang anusnya untuk aku jilat. Seraya kokom menyibakan lubang duburnya itu dengan kedua tangannya, sehingga lubang anusnya tampak menganga tepat didepan hidungku, aromanya yg khas membuatku semakin bernafsu.

“ Ayo pak.. sekarang bapak jilatin lubang anus saya ya pak..” ujar lilis dengan mesra, masih dengan gaya genitnya yg menggemaskan.

Kujulurkan lidahku pada anus lilis yg tepat berada dihadapanku itu, kujilati dengan rakus, kutusu-tusuk lidahku hingga menembus kebagian dalamnya, tampak lilis mengelinjang-gelinjang nikmat.

“ Aaaaaaaahhhhh…terus pak, jilatin lubang anus suster, lubang tai suster.. aaaahhhh bapak pinter deh, aaahhh pasti bapak cepat sembuh nih…aaaahhhh..” ujar lilis, semakin bernafsu aku mendengar ocehan vulgar suster palsu itu.

“ Ayo suster, sekarang kamu ubah posisi, sekarang kamu membelakangi pasien..” perintah kokom kepada lilis, seraya lilis membalikan badannya memunggungiku, sehingga kini aku dapat melihat bokongnya yg bulat, dan masih kujilati lubang anusnya itu.

“ Sekarang kamu menunduk dan kamu hisap kontol pasien..” perintah kokom pada lilis

Sambil aku masih menikmati lubang anus lilis, kini lilis mengoral batang kontolku, sehingga kini kami melakukan posisi 69.
Kulihat tangan kanan kokom menjambak rambut lilis, sementara tangan kirinya digunakan untuk memegang tengkuk lilis sambil mendorong-dorongkannya kebawah, sehingga batang kontolku tandas masuk sampai kepangkal tenggorok lilis.

“ Iya kamu hisap yg dalam suster.. seperti ini.. iya..terus iya.. tahan…iya..” ujar kokom sambil mendorong-dorong tengkuk lilis, dan menahannya beberapa saat saat seluruh batang kontolku masuk seluruhnya didalam mulut lilis, tampak air mata lilis mulai menetes, karna ujung kontolku yg menyentuh tenggorokannya, begitu banyak air ludah lilis yg kental menetes dari sela-sela bibjirnya, hampir muntah lilis dibuatnya oleh aksi kokom itu.

“ Ayo suster, sekarang kamu tumpahkan air ludahmu itu kedalam mulut pasien…” perintah kokom, dibimbingnya lilis kearah wajahku dengan cara menjambak rambutnya, dan tangan satunya masih memegang tengkuknya, lilis hanya mengikuti tuntunan kokom.

“ Coba buka mulut bapak yg lebar..” perintahnya, kuturuti apa yg diperintahkan kokom, kubuka mulutku lebar-lebar.

Dan, tumpahlah cairan ludah kental dari mulut lilis kedalam mulutku, kureguk dan kutelan dengan rakusnya, sesuatu yg sebenarnya amatlah menjijikan bila dipikir dengan akal sehat, tapi tidak disaat aku sedang menikmati seks seperti ini, disaat jiwaku sedang dipenuhi oleh nafsu birahi seperti ini hal menjijikan seperti itu justru membuatku semakin bergairah, semakin terbuai, apalagi oleh wanita-wanita cantik dan seksi seperti lilis dan kokom ini, rasanya segala yg dikeluarkan dari dirinya selalu ingin kureguk habis (kecuali tainya tentunya..he..he..he..).

“ Bagus pak.. telan semua, itu bagus untuk mengembalikan stamina bapak agar lebih segar…” ujar kokom.

“ Coba suster, sekarang kamu masukan kontol bapak ini dalam memek kamu ya.. kamu lakukan dari atas sambil berjongkok…” perintah kokom kepada lilis

Segera lilis mengangkangi tubuhku, diposisikan dirinya berjongkok diatas batang kontolku yg berdiri tegak, lalu digenggamnya batang kontolku sambil dibimbingnya kearah lubang senggamanya, dan bless…masuklah seluruh kontolku.

“ Ayo suster, kamu entot kontol bapak ini yg keras… “ ujar kokom kepada lilis yg langsung diikuti oleh lilis.

nikmat rasanya setelah satu minggu kontol ini belum merasakan nikmatnya lubang-lubang memek mereka, hingga sedikit mataku terpejam menikmati goyangan pantat lilis yg naik turun memompakan batang kontolku.

“ Bagaimana pak… enak kan..? simulasi ini berfungsi untuk melancarkan peredaran darah bapak agar kembali seperti sediakala…” terang kokom, yg tentunya kata-kata itu sudah tertulis dalam sekenario yg kubuat, yg sudah dihafal mati oleh “dokter palsu” ini.

Sementara lilis dengan gencar memompa batang kontolnya dengan posisi WOT, kokom yg sedari tadi hanya bertindak sebagai “mandor” kali ini mulai naik keatas meja dan berjongkok tepat diatas wajahku, sehingga dari bawah kulihat belahan memeknya yg merekah sudah mulai basah oleh cairan birahi, dan aahh.. aroma khasnya itu yg membuatku semakin bernafsu.

“ ayo pak, sambil kontol bapak dintot oleh suster, bapak jilati memek saya pak…” perintahnya, yg segera kuraih pantat montok yg tepat berada diatas wajahku itu, dengan rakus kubenamkan mulutku kedalam liang senggamanya, sementara lidahku mulai lincah bergerilya didalamnya menjilati seputar area memek kokom.

Dengan kokom berjongkok diatas wajahku praktis kini kokom berhadap-hadapan dengan lilis yg sedang mengentot batang kontolku dengan posisi WOT, terinspirasi dari tayangan film porno yg sering ditonton oleh kokom, yg memang sengaja sering aku bawa dvd-dvdnya dari Jakarta, membuat kokom tanpa canggung mengecup dengan mesra bibir putri kandungnya itu, yg oleh lilis juga disambut dengan tak kalah hotnya, sehingga terjadilah adegan lesbi yg hot dari ibu dan anak itu, hal yg membuat gairahku semakin bangkit tentunya.

“Ayo pak.. jilatin lubang anus saya…” ujar kokom beberapa menit kemudian setelah puas memeknya menerima jilatan lidahku, seraya agak digeser sedikit posisi pantatnya sehingga lubang anusnya tepat mengarah pada mulutku, dengan rakus kujilati lubang anus kokom, aroma khasnya membuatku bertambah bersemangat, sesekali kusedot-sedot seluruh permukaan duburnya yg membuatnya bergelinjang-gelinjang menahan geli.

Sementara lilis masih dengan tandas menaik turunkan bokongnya mengocok batang kontolku sambil tetap berpilin lidah dengan kokom.

Hampir sepuluh menit kami berasik masuk dengan posisi seperti ini, untuk kemudian kokom meminta untuk bertukar posisi dengan lilis.

“ Baik suster, sekarang biar saya yang mengentot kontol pasien, sekarang suster yg duduk diwajah pasien…” perintah kokom kepada lilis.




Description: Kisah Menikmati Bergilir Tubuh Gadis Desa Yang Montok-Montok Nikmat - [Part 4]
Rating: 4.7
Reviewer: Ratna S
ItemReviewed: Kisah Menikmati Bergilir Tubuh Gadis Desa Yang Montok-Montok Nikmat - [Part 4]

Cerita Sex terbaru Ngentot Gadis Desa Rame-Rame Sensasi Hot - [Part 3]

Cerita sex ngentot terbaru, cerita dewasa terbaru 2017,cerita seks dengan gadis desa. gadis desa yang lugu terbaru xxx ngentot,cerita sex dengan cewek desa yang lugu,cerita dewasa bokep beergambar.




Kini aku dan lilis telah kembali berada dikamar, dengan bernafsu lilis langsung menyosor, dikecupnya mulutku dengan penuh nafsu sambil tangannya mendorong tubuhku, hingga tubuh kami terbanting keatas ranjang dengan cukup keras, dilepasnya t-shirtku, lalu dasternya hingga menyisakan celana dalamnya, karna memang sebelumnya lilis sudah tak mengenakan bh.

Baru saja lilis hendak melepas celana pendekku, tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu kamar

" Siapa..? mamih ya..? " teriak lilis

" Iya lis.. gimana, mamih udah siap nih..? " terdengar jawaban kokom dari balik pintu

" Langsung masuk aja mih, enggak dikunci.." teriak lilis lagi

Pintu kamar terbuka, kulihat kokom agak terkejut melihat kami yg sudah setengah bugil, sadar kami sedang memulai permainan, kokom segera menutup kembali pintu itu untuk kemudian pergi.

" Eh, maaf.. nanti aja mamih kesini lagi.." ujar kokom

" Langsung masuk aja mih... enggak apa-apa.." teriak lilis, hingga beberapa saat kokom masih belum juga masuk, hingga lilis kembali berteriak.

" Mih, ayo masuk atuh.. mas hendi juga mau emak masuk sekarang..." ujarnya, rupanya namaku dijadikan senjata untuk memanggil mamihnya itu.

Tak lama kemudian pintu terbuka kembali, kali ini kokom masuk kedalam, agak malu-malu dia melihat kami yg sudah setengah bugil.

Kulihat kokom cantik sekali saat itu, setelah ia selesai mandi dan sedikit dandan seperti itu, tak seorangpun akan percaya kalau wanita yg berdiri didepanku ini adalah seorang pekerja kasar pemecah batu, pantasnya istri pejabat, pikirku.

" Mamih disini aja.. kita main sama-sama mih, kayak yang difilm tadi.." ujar lilis

" Yah, terserah, mamih sih ikut aja kalau mas hendi setuju..." ujar kokom

Tiba-tiba lilis langsung menarik celana pendekku, sehingga terpampanglah batang kontolku yg mulai mengacung, kulihat kokom agak terperanjat melihatnya, entah apa yg ada dalam pikirannya.

" Gimana mih, gede kan, kontolnya mas hendi...? " ujar lilis

" Mamih duduk sini, deket mas hendi mih.. jangan malu-malu atuh.." ajak lilis kepada kokom yg masih diam berdiri, seolah bingung hendak melakukan apa.

Sepertinya aku harus sedikit agresif kepada kokom untuk mencairkan kekakuannya padaku, karna entah mengapa kulihat dia masih agak canggung saat berdekatan denganku. Kutarik lengan kokom yg duduk dibibir ranjang, sehingga kini kokom tepat berada disampingku, sementara lilis sudah mulai mengoral batang kontolku.

Kurangkul tubuhnya dengan tangan kiriku, lalu kukecup bibirnya, kokom membalas ciumanku, kami berciuman cukup lama, sambil batang kontolku masih dikulum oleh lilis. Hembusan nafas kokom agak hangat dan nafasnya mulai memburu, sepertinya hasratnya mulai bangkit, lalu kubuka dasternya, terlihatlah lekuk-lekuk tubuh kokom yg indah, padat berisi, putih dan mulus. Tak kuasa aku melihatnya, hingga kucium-cium sekujur tubuhnya, mulai dari lengan, leher, sampai ketiak. Lalu dengan tak sabar kubuka BHnya, dan tersembulah bukit kembarnya yg besar dengan putting berwarna coklat kemerah-merahan, kukulum dengan rakus putingnya, teteknya kurasakan benar-benar padat dan tidak lembek atau gembyor.

Mulai terdengar desahan lembut dari mulut kokom, kulihat matanya mulai terpejam menikmati kulumanku pada putting susunya, dirangkulnya kepalaku dengan kedua tangannya.

" Zzzzzzz...aaaaahhhhh.... Terusss mas hendiiii...enaakkk..aaahhhh.." desahnya pelan

Sementara lilis semakin liar mengoral batang kontolku, kepalanya tampak naik turun dengan berirama, dikocok-kocoknya batang zakarku dengan tempo yg cepat dan dalam, hingga sampai menyentuh tenggorokannya, glohhggg... glohhggg... glohhggg... suara gemelocok yg bagiku terdengar begitu erotis, kulihat dari sela-sela bibir lilis menetes cairan ludah yg kental, hingga membasahi area testis dan bulu jembutku.

Setelah puas aku "nenen" pada tetek kokom, kulepas celana dalam kokom yg masih membungkus memeknya, tersembulah memek yg dengan bibir luarnya bewarna kecoklatan dengan bulu-bulu jembut yg cukup lebat, begitu nafsu aku melihat pemandangan itu, tak sabar diri ini untuk mencicipinya, ya, ingin kucicipi dulu memek kokom ini dengan mulutku, ingin kurasakan nikmatnya, dengan tak sabar kubimbing tubuh kokom untuk menyodorkan memeknya pada mulutku.

" Mamih dudukin muka saya, biar saya jilatin memek mamih..." perintahku pada kokom, kulihat kokom masih agak bingung, namun setelah aku arahkan dia mulai paham maksud dan keinginanku.
Kokom dengan pantatnya yg besar dan bulat itu berdiri sejenak, seraya kedua kakinya dikangkangkan kewajahku yg sedang berbaring telentang, dan dengan hati-hati diturunkan pantatnya hingga memeknya tepat berada didepan wajahku, segera kutarik pantatnya dengan maksud agar memeknya yg menggemaskan itu menempel pada mulutku, dengan rakus kukecup memek itu, setelah puas aku "memakannya", kusibak memek itu dengan kedua ibu jariku, sehingga memperlihatkan lubang memeknya yg berwarna kemerahan, bentuk yg indah dan menggoda, pikirku, dengan aroma khasnya yg menggoda, mmm..tak kuasa aku menatapnya berlama-lama, gemas diri ini dibuatnya hingga kukecup kembali memek itu, seolah ingin kutelan saja rasanya, kulihat kokom mengerang merasakan nikmatnya, matanya kulihat sayu, mulutnya terbuka, sesekali lidahnya disapukan kebibirnya, sementara kedua tangannya bertumpu pada dadaku.

Kini aku mulai menjilati rongga-rongga bagian dalam memek kokom, sesekali klitorisnya ku kulum dan kuhisap, bahkan karna gemas kugigitnya walaupun tak seberapa keras, sampai kokom memekik kaget sesaat. Rupanya kokom mulai terbuai dengan aksi oralku, nafsunya semakin tinggi, hingga ditekan-tekannya pantatnya sampai memeknya begitu rapat menyentuh mulutku sampai aku sulit untuk bernafas, bahkan sesekali diputarkannya pantatnya sambil kedua tangannya menjambak rambutku, benar-benar kewalahan aku dibuatnya.

Sementara lilis, setelah puas mengoral batang kontolku, dilepasnya celana dalamnya yg masih melekat, seraya berjongkok mengangkangi tubuhku dan menggenggam batang kontolku untuk kemudian dituntunannya memasuki lubang memeknya yg sudah basah oleh cairan birahinya bless..masuklah dengan tandas seluruh batang kontolku didalam memeknya, dipompakannya pantatnya naik turun untuk mengocok-ngocok batang kontolku, legit kurasakan pijitan otot-otot vagina lilis yg menjepit batang kontolku, lalu kedua tangan lilis berpegangan pada pundak kokom yg berjongkok mengangkangi wajahku, sehingga lilis lebih leluasa memompakan pantatnya dengan lebih cepat dan bertenaga.

Kokom semakin histeris, yg kemudian aku tahu bahwa ternyata baru saat inilah untuk pertama kalinya kokom merasakan memeknya dioral, cairan bening agak keasinan membasahi memeknya, semakin bersemangat lidahku bergerilya menjilati dan mengunyam-ngunyam memeknya, hingga beberapa saat kemudian kokom memekik panjang disertai keluarnya cairan kenikmatan dari memeknya, rupanya kokom telah mencapai klimaks yg pertama.

" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh...... enaaaaaaakkkkk euuuuiiiiiiiiyyyyyy..." hanya itu yg keluar dari mulutnya sambil matanya terpejam dan wajahnya menghadap kelangit- langit kamar.

Kuhirup dengan rakus cairan yg keluar membanjiri memeknya, kutelan sampai tak ada yg tersisa cairan asin, gurih dan agak sedikit anyir itu. akhirnya kokom terdiam, namun dengan posisi masih seperti itu, dan memang itu yg aku inginkan, saat itu aku ingin memek kokom tetap berada dimulutku sambil aku menikmati kocokan memek lilis. Kulihat keringat telah membasahi sekujur tubuh kokom, wajahnya memancarkan kepuasan, sambil tersenyum dia menatapku yg masih mengemut-emut memeknya.

Goyangan lilis semakin gencar, dengan isengnya dimasukannya tangannya kesela-sela ketiak kokom untuk kemudian diremasnya buah dada kokom dari belakang. Kali ini pegangan lilis tidak lagi bertumpu pada pundak kokom, melainkan kedua payudara kokom itu yg diremasnya dengan kedua tangannya dari belakang, menerima aksi dari putrinya itu dan juga jilatan lidahku yg masih aktif bergerilya dimemeknya, gairah kokom mulai bangkit kembali, itu dapat kurasakan dari memeknya yg sebelumnya hanya pasrah menempel dimulutku, kali ini pantatnya mulai terangkat dan mulai di desak-desakannya memeknya kemulutku, begitupun dari ekspresi wajahnya yg kini kembali memancarkan ekspresi birahi.

Beberapa menit kemudian lilis mencapai puncak kenikmatannya, diikuti dengan kocokannya yg semakin cepat dan bertenaga sehingga menimbulkan suara jrott..jrott..jrott.. yg keras, diremasnya dengan kuat kedua tetek kokom, nafasnya memburu, dirasakan hembusan nafas lilis ditengkuk kokom, hembusan nafas yg panas, sepanas adegan ranjang yg terjadi disore itu.

" Aaaaaaaaaahhhhhhhh.... Sedaaaaappp.. maaaaassssssss...." Pekik lilis, dengan cukup keras, sebagai ekspresi dari rasa nikmat yang ia rasakan.

Akhirnya lilis lunglai terdiam, namun batang kontolku masih berada didalam memeknya, hanya kali ini tanpa adanya gesekan. Kudorong tubuh lilis dari selangkanganku, lilis mengerti maksudku, seraya dicabutnya memeknya dari kontolku, lalu dia beringsut dan berbaring disampingki.

Kali ini bangkit, kudorong tubuh kokom yg sebelumnya masih mengangkangi wajahku, kokom telentang dengan kaki mengangkang memperlihatkan lubang memeknya yg becek kemerahan, tanpa basa-basi kutancapkan batang kontolku kedalam lubang memek itu, kupompakan pantatku sekuat yg aku bisa, kutundukan wajahku, dan kucium mulutnya dengan rakus, kutelan air liurnya, lidahnya kukulum, nikmat kurasakan lubang memek kokom, begitu hangat dan legit.

" Aduuuhhh.. mih, memek mamih enak banget mih...aaaahhh.." gumamku

" Kontol mas hendi juga enak pisan, terus maaasss... entotin memek mamih mas, mamih betul-betul seneng ...uuuhhhh " ujar kokom, sambil pantatnya mulai ikut bergoyang mengimbangi pompaan pantatku.

Ucapan kokom yg seperti itu membuatku semakin gemas, semakin rakus aku melumat mulutnya. Goyangan pantatku yg maju mundur membuat tetek kokom yg bulat besar itu juga ikut bergoyang seirama dengan gerakan pantatku, sungguh indah dan menggoda, sehingga kukulum putting susunya secara bergantian kiri dan kanan, puas aku melumat pentilnya lalu kubenamkan wajahku pada belahan buah dadanya, kuhirup sepuasnya.

Sekitar sepuluh menit kontolku menghujami memek kokom dengan posisi konfensional seperti itu, lalu kusuruhnya kokom untuk menungging. Huuhhh.. tak tahan diri ini melihat pemandangan didepan mata, betapa tubuh montok kokom dengan pantatnya yg besar dan padat dengan posisi menungging seperti itu, pantat yg putih, nyaris tanpa cacat, bulat bagai buah tomat, sebelum kumasukan batang kontolku dengan posisi doggie style, kujilati terlebih dahulu memek kokom yg tampak terjepit diantara kedua pahanya, lidahku terus bergerilya, kali ini kusapu sekujur bokongnya yg licin mulus itu, hingga kepahanya, tak puas hanya itu, kini pandanganku tertuju pada lubang anusnya, dengan garis-garis kerutannya yg khas yg berpusat pada satu titik ditengahnya, kuarahkan ujung lidahku pada titik pusatnya, kudengar kokom merintih, rintihan nikmat, manakala ujung lidahku mulai menggelitik anusnya, kurasakan lubang anus kokom kembang kempis bagaikan pantat ayam, semakin bergairah aku dibuatnya, titik pusat anus kokom mulai sedikit terbuka, terlihat berwarna agak kemerahan, kuarahkan lidahku tepat pada lubang itu, aroma khas anus semakin membuatku terbuai, semakin aktif lidahku menari. Kulihat kokom semakin blingsatan, diremasnya sprei ranjang itu, matanya terpejam, dan mulutnya terus bergumam pelan.

" Uuuuuuhhhhhh.... Terusss mas hendi, jilatin terus dubur mamih, enaakkk..uuuuhhh" gumam kokom.

Kulihat lilis seperti terkesima melihat aksi yg kulakukan, entah apa yg ada dalam pikirannya itu.

Puas aku mengoral lubang anus kokom, kuarahkan batang kontolku pada lubang memek kokom yg menungging, dengan posisi doggie style kuhujamkan batang kontolku didalam memeknya, pantatku mulai bergerak maju mundur, sementara kedua tanganku meremas buah pantatnya yg besar dan montok itu, benar-benar nikmat kurasakan memek kokom dengan posisi seperti ini, sampai terpejam mataku menikmatinya.

Kokom mulai mengimbangi goyanganku dengan gerakan pantatnya yg maju mundur, sehingga hantaman kontolku menjadi lebih tandas dan mantap, dari mulutnya mulai terdengar erangan-erangan nikmat yg menandakan dirinya telah terhanyut dalam arus nikmat.


Sementara aku menikmati memek kokom sambil memejamkan mataku, tiba-tiba kurasakan benda yg lembut menyentuh-nyentuh lubang anusku, terkaget aku dibuatnya, seraya kutengok kebelakang, yg ternyata kulihat lilis ssambil berjongkok menjilati lubang anusku, rupanya dia terinfirasi melihat aksiku tadi kepada kokom, aku hanya tersenyum sesaat, lalu kulanjutkan kembali aksiku menghantam memek kokom, kali sambil menikmati jilatan lidah lilis pada lubang anusku, wuuiiihhh...betapa nikmat kurasakan, seperti melayang sukma ini.

Hingga beberapa saat kulihat kokom semakin histeris, dan akhirnya kembali kokom mencapai puncak kenikmatannya untuk yg kedua kalinya disertai dengan lenguhan panjang.

Tak beberapa lama kemudian kurasakan nikmat yg teramat sangat menjalari tubuhku, dan aku berteriak keras

" Aaaaahhhhhhhh.... Aku keluaaaaaaarrrrrrr...." Teriakku.

Namun, disaat aku menikmati puncak birahi itu, dengan cepat lilis mencabut batang kontolku dari memek ibunya.

" Mas, pejuhnya dikeluarin dimulut lilis aja, biar lilis makan, seperti yg difilm tadi.." ujarnya. Rupanya lilis kembali terinfirasi oleh adegan film tadi. Diarahkannya ujung kontolku tepat didepan mulutnya yg menganga lebar, dan crootttt..crooottt.. tumpahlah seluruh air maniku tertampung didalam rongga mulutnya, dan beberapa saat kemudian setelah dirasakan tak ada lagi tetesan sperma yg keluar dari lubang kontolku, ditelannya seluruh cairan kental yg tertampung dimulutnya itu, glekkk.. masuklah seluruhnya kedalam perut lilis.

" Mmmmm.. enak mas, gurih..hi..hi..hi.." ujarnya, seraya dikulumnya kembali batang kontolku dengan maksud membersihkan sisa-sisa seperma yg masih melekat disekitar kontolku.

Sementara kokom menyaksikan aksi yg dilakukan anaknya itu sambil berbaring.

" Emang enak lis..? Tanya kokom kepada lilis


" Enak mih, nanti mamih harus cobain atuh.. pasti ketagihan.." ujar lilis, sambil sesekali menyapukan lidahnya kebibir. Kokom hanya tersenyum menanggapinya.


Kurebahkan tubuhku disamping kokom, puas rasanya diri ini setelah menikmati klimaks yg mengasikan.

" Mau dipijitin mas..? " tawar kokom, padaku

" Boleh, kalau mamih enggak capek sih.." jawabku

" Ah, mamih sih enggak capek... ayo sekarang mas hendi tengkurep " ujarnya, yg segera aku turuti, kutelungkupkan badanku.

Kini kokom duduk mengangkangi pantatku, sehingga memeknya menempel dengan pantatku, kurasakan gesekan bulu-bulu jembutnya. Kini kedua tangannya mulai memijat bahuku, sama seperti lilis, tangan kokom juga kasar, namun tetap tidak mengurangi rasa nikmatnya, pijitannya cukup bertenaga, sehingga terasa sampai keotot-otot dan tulangku. Fuuuhhh.. enak juga habis ngentot dipijitin, pikirku.

" Mih.. pak engkos enggak marah kalau mamih tidur sama saya..? " tanyaku,sambil terus dipijit, walaupun aku sudah mendengar jawabannya dari lilis, namun aku tetap ingin mendengarnya langsung dari kokom, untuk itulah aku menanyakannya.

" Ah,enggak apa-apa mas, abah mah, enggak bakalan marah, malah abah seneng, soalnya kontol abah udah enggak bisa lagi dipake buat ngentot, semenjak kecelakaan 7 tahun lalu.." jawabnya, sebuah jawaban yg lugas, namun juga vulgar, terutama saat menyebut kata kontol dan ngentot itu, rupanya memang didesa itu bukanlah menjadi suatu hal yg tabu orang mengucapkan kata-kata seperti itu, mereka sudah terbiasa dan sudah menjadi keseharian mereka, tanpa perlu memperhalus bahasa, bahkan orang-orang tua disana tak akan melarang anak-anak mereka untuk bicara paling cabul sekalipun, itulah kehidupan masyarakat didesa X, sebuah kehidupan keseharian yg apa adanya, tanpa basa-basi, namun jujur.

Jadi tak heran, desa X kadang-kadang dijadikan contoh buruk bagi masyarakat desa lain disekitarnya, yg menganggap bahwa desa mereka jauh lebih beradab, seperti mereka akan mengatakan kepada anak mereka " hey kamu jangan ngomong jorok begitu, kayak orang desa X aja.." atau seorang tokoh masyarakat dalam wejangannya " kita itu harus jaga nama baik desa ini, kita harus punya aturan dan tata krama, tidak baik kalau perempuan dan laki-laki yg belum terikat oleh tali pernikahan bertamu lama-lama, apa kata orang nanti, ini bukan desa X, yang....." begitulah kira-kira gambaran desa X ini dimata orang-orang desa lain.

" Jadi selama 7 tahun itu mamih enggak pernah enggak pernah ngentot lagi...?" Tanyaku, dengan gaya bicara apa adanya, seperti yg dilakukan kokom.

" Ya, enggak pernah.." jawab kokom, sambil tangannya kini mulai memijiti kepalaku, pandai juga dia memijit.

" Sama orang lain juga enggak pernah? " tanyaku,penasaran

" Enggak pernah, kecuali sama mas hendi ini.." jawabnya, dari nada bicaranya aku percaya dengan apa yg dikatakannya, dan memang sudah menjadi sifat orang-orang didesa itu yg senantiasa berkata jujur dan apa adanya, sebuah sifat jujur yg telah menjadi watak dasarnya, bukan jujur karena takut akan sesuatu, takut akan hukuman, atau jujur karena takut dosa.

" Mamih seneng enggak bisa ngentot sama saya? " godaku

" Hi..hi..hi...ya seneng mas.. seneng banget hi..hi..hi.." jawabnya

" Apanya yang bikin mamih seneng..?

" Kontol mas hendi yg gede itu, hi..hi..hi.. "

" Emangnya kontol abah enggak gede mih..? " pancingku

" Ya enggak segede punya mas hendi, paling-paling separuhnya mas.." jawabnya, sambil tangannya mulai memijiti bagian punggungku, masih kurasakan gesekan-gesekan bulu jembutnya yg menyentuh pantatku, dan kurasakan pula hangatnya memek kokom menempel dipantatku, hingga gairahku sedikit-demi sedikit kembali bangkit, ditandai dengan batang kontolku yg mulai agak mengeras.

" Terus, selain itu apa lagi..? " tanyaku lagi

" Itu mas, waktu mas hendi jilatin memek mamih, aduuuhhh..enak banget...seumur-umur mamih enggak pernah, apalagi waktu mas hendi jilatin lubang dubur mamih..hi..hi..hi...enak pisaaannn.." ujarnya,besar kepala juga aku mendengarnya.

Kini mamih mulai memijat pahaku, sesekali pijitannya mengarah hampir mendekati area selangkanganku, membuatku semakin terangsang. Lalu pijitannya mulai kearah betis, hingga kemudian sampai ketelapak kaki, dipijitinya pula setiap jari kakiku, dan telapak kakiku, ahli juga wanita ini dalam hal mijit- memijit.

"Mas hendi sekarang telentang, biar mamih pijitin bagian depannya.." perintah kokom, setelah dirasa rampung memijit bagian belakangku, tanpa banyak Tanya segera kuturuti.

" Hi..hi...hi... mas hendi, kontolnya udah bangun lagi tuh.." ujar kokom saat aku telentangkan tubuhku, sehingga batang kontolku yg mulai berdiri tampak mengacung tegak, walaupun belum sepenuhnya ereksi.

" Habis, sentuhan mamih sih, yg bikin si otongku bangun lagi..." jawabku

Kini dikangkanginya tubuhku yg telentang, sehingga memeknya bersentuhan dengan batang kontolku, mulai dipijitnya tanganku, kemudian mulai dipijitnya keningku dengan kedua ibu jarinya, tubuhnya yg agak menunduk membuat kedua teteknya yg bergelantungan nyaris menyentuh diwajahku, membuatku tergoda hingga dengan jail kugigit-gigitnya putting susunya yg membuatnya memekik manja.


" Auuww.. ih, mas hendi nakal... koq pentil mamih digigit sih.." pekiknya manja, seraya dicubitnya lenganku, yg membuatku justru semakin tergoda untuk melakukan hal yg sama.

Kini kokom bergeser agak kebawah, dipijitinya pahaku, lalu selangkanganku, ini yg paling aku suka disaat tangannya bersentuhan dengan biji pelirku, lalu dipijitnya area sekitar kantung pelirku.

" Dipijitin sininya mas.. biar aliran darahnya lancar, supaya kontol mas hendi ngaceng terus hi...hi..hi.." ujar kokom, sambil memijit-mijit dengan lembut kantung pelirku, lalu mulai merambat, kali ini tangannya mulai mengurut batang kontolku.

" Mamih isep sekalian ya mas..? mamih gemes nih sama kontol mas hendi..hi..hi..hi.." pintanya

" Iya mih..isep sekalian aja, aku juga udah enggak tahan pingin ngerasain isepan mami..." ujarku

Langsung dikulumnya batang kontolku, dan digerakannya maju mundur kepalanya sehingga batang kontolku terkocok-kocok oleh mulutnya, hisapan kokom begitu dalam dan tandas, sepertinya ujung kontolku sampai menyentuh kerongkongannya, kulihat hanya biji pelirku saja yg tertinggal diluar, sementara seluruh batangkontolku tenggelam didalam rongga mulutnya ghlogg..ghlogg..ghlogg cukup keras bunyi gemelocok itu, sehingga lilis yg sebelumnya tertidur disaat kokom sedang memijit tubuhku, kulihat kini telah terjaga, dan kembali kini lilis menyaksikan aksi ibunya itu.

Setelah puas kokom mengulum batang kontolku, diangkatnya sedikit pantatku, rupanya kokom ingin menyibak lubang anusku, kusegera tanggap dengan apa yg diinginkannya, kuposisikan tubuhku seideal mungkin agar lubang anusku dapat dengan mudah terjangkau, kini pahaku agak sedikit kuangkat, sehingga lubang anusku jelas terlihat, disibaknya anusku dengan kedua ibu jarinya lalu dijulurkannya lidahnya untuk kemudian mulai dijilatinya sekujur lubang duburku, begitu nikmat kurasakan lidah kokom yg mengelitik-gelitik lubang anusku, seraya terbang sukmaku.

" Enak ya mas, lubang duburnya mamih jilatin...? " Tanya kokom, disela-sela kesibukannya.

" Enak banget mih..terus miiiihhhh.. jilatin lubang dubur saya mih..mamih hebaaattt.." pujiku

" Mamih juga baru kali ini jilatin lubang pantat, ternyata enak juga hi..hi..hi..." ujar kokom

Beberapa menit kemudian setelah puas kokom dengan aksi oralnya, digenggamnya batang kontolku, lalu dimasukannya kedalam memeknya, kali ini kokom mengentot kontolku dengan posisi berjongkok, dinaik turunkannya pantatnya secara berirama, rupanya nafsu kokom sudah semakin memuncak, terlihat dari ekspresinya yg begitu liar saat memompa batang kontolku, dengan mata setengah terpejam dan nafas yg memburu.

" Uuuuuuhhhh... kontol mas hendi enak.. aaaahhhhh, mas hendi sering-sering datang kesini lagi ya mas, biar mamih bisa ngentotin kontol mas hendi lagi...mamih seneng banget... uuuhhh.. udah lama sih mami enggak pernah dientot...aaahhh" kicau kokom disela-sela gairahnya yg mulai memuncak.

" Iya mih, saya pasti akan sering kesini, ngentotin memek mamih yg legit ini.. dan juga ngentotin memek anak mamih yg cantik itu.." ujarku, menanggapi ocehan mamih

" Betul ya mas, jangan bohong.. uuuuuhhhh.." ujar kokom

Beberapa menit kemudian kokom mengejang, goyangan pantatnya semakin cepat, hingga akhirnya ambruk disertai dengan lenguhan panjang, kokom mengalami klimaks untuk yg kesekian kalinya.

Lilis yg sedari tadi hanya menyaksikan, kini birahinya kembali bangkit, melihat sang ibu sudah tak member perlawanan, lilis memposisikan diri menungging.

" Mas, ayo mas..entot lilis dari belakang mas, sambil nungging.." pinta lilis, sambil menggosok-gosokan memeknya dengan tangan kanannya.

Ku segera bangkit, dengan terlebih dulu kupinggirkan tubuh kokom yg masih jongkok mengangkangi batang kontolku. Lalu kuhampiri lilis yg menungging, langsung kumasukan kedalam memeknya dan kupompakan.

Hingga beberapa menit aku mengentot lilis dengan posisi doggie style, hingga akhirnya lilis mengejang dan memekik pertanda dirinya telah mencapai klimaks.

Tiba-tiba kokom bangkit dan mendekatiku, dibisikannya dengan lembut ketelingaku

" Mas, air maninya dikeluarin dimulut mamih aja ya.. mamih kepingin.." bisiknya lembut, mendengar bisikan kokom itu membuat gairahku semakin tinggi, dan akhirnya tubuhku mulai mengejang, segera kucabut batang kontolku dari memek lilis, kokom segera cepat bertindak, digenggamnya batang kontolku dan diarahkan ujungnya kemulutnya yg menganga lebar croortt..crroooott.. tumpahlah semprotan spermaku didalam mulut kokom, lalu ditelannya, terakhir dikulumnya batang kontolku, aahhh..benar-benar nikmat, pikirku, segeeeeerrrr.

" Mmmm.. gurih mas, hi..hi..hi.. enaaaak.." ujar kokom setelah memakan air maniku.

" Sering-sering minum air mani mih, biar tambah cantik dan awet muda he..he..he.." ujarku bergurau.

" Ah bisa aja mas hendi, tapi mamih bakal ketagian nih, hi..hi..hi.." ujar kokom, seraya kukecup bibirnya dengan mesra.

Akhirnya setelah letih mengarungi samudra birahi, kami bertiga tertidur diranjang itu dalam keadaan masih bugil, dan dengan senyum kepuasan tentunya.



**********
Menjelang petang aku baru terbangun, kulihat diponselku telah menunjukan jam 5 sore, lilis dan kokom sudah tak kulihat lagi disitu, rupanya mereka telah terlebih dahulu bangun, ternyata cukup lama juga aku tertidur, mungkin sekitar dua jam.


Sekeluarnya dari kamar, kudapati lilis sedang berbenah membersihkan debu-debu disekitar kursi dan meja dengan kemoceng, tampaknya lilis sudah selesai mandi, terlihat dari penampilannya yg segar, sepertinya dia habis keramas

" Udah bangun mas.., enak tidurnya? " tegurnya, sambil mengusap bagian atas televisi dengan kemoceng.

" Enak dong... apalagi yg sebelum tidur tadi, lebih enak lagi.." godaku

" Ih, bisa aja mas hendi.." ujarnya

" Mamih dimana lis? " tanyaku

" Wah, yang ditanyain koq mamih.., kangen nih..? tuh ada diluar.." ujarnya sambil terus sibuk dengan kemocengnya.

" Ah, enggak, cuma tanya aja.." jawabku, agak malu.

" Tuh, kopinya aja dimeja depan mas, ayo dimunum, keburu dingin.." ujarnya.


Tak lama kemudian aku duduk diteras depan rumah sambil menikmati kopi dan sebatang rokok, kulihat kokom sibuk memindahkan tumpukan batu-batu yg telah selesai dipecahkan dengan menggunakan pengki anyaman bambu. Kuhampiri kokom yg sibuk dengan pekerjaan rutinnya.

" Enggak capek mih, koq sudah kerja lagi.." tanyaku

" Yah, namanya juga udah kerjaan sehari-hari mas, ya capek enggak capek, harus dilakonin.." jawabnya, sambil meraup tumpukan batu-batu kecil yg telah dipecahkan, lalu dimasukan kedalam pengki bambu, untuk kemudian dipindahkannya ditempat yg lebih lapang, dan esok atau lusa siap diangkut oleh truk.

" Maaf mih, bukannya saya ikut campur, apa enggak sebaiknya mamih berhenti dulu kerja seperti ini, enggak pantes mih, terlalu berat, ini sih kerjaan laki-laki.." ujarku

" Bukan masalah pantes enggak pantes mas, ini masalah perut, kalau mamih berhenti kerja seperti ini, bisa-bisa keluarga mamih enggak makan, hasil empang abah enggak seberapa, enggak cukup untuk hidup kami.." jawabnya

" Mmmm..begini mih, mulai sekarang saya usahakan seminggu sekali saya datang kesini, dan tentunya saya akan ngasih uang belanja sama mamih..bagaimana mih.? " ujarku, entah mengapa aku berani berjanji seperti itu, sepertinya aku sudah begitu yakin dengan ucapanku itu, yakin akan selalu datang kesitu setiap akhir pekan. Kokom berhenti sejenak mendengar ucapanku itu, entah apa yg dipikirkannya, namun kemudian dilanjutinya lagi pekerjaannya, tak ada komentar sepatahpun darinya, apakah dia meragukan ucapanku?, pikirku.

Kugenggam pegelangan tangan kokom yg masih sibuk meraup batu, kali ini dia berhenti dengan pekerjaannya itu, ditatapnya mataku, aku tatap kembali mata itu, kutatap dengan penuh keyakinan dan kesungguhan.

" Aku janji mih.." hanya itu yg aku ucapkan, seraya aku ngeloyor pergi, meninggalkan kokom yg masih membisu. kini aku kembali duduk diteras dan menenggak kopi yg tersisa.

Tak lama kemudian kokom datang dan duduk disampingku, kami berdua duduk dikursi bambu yg panjang, kokom hanya diam sesaat wajahnya hanya menatap kedepan, hingga beberapa saat kemudian mulailah keluar kata dari mulutnya.

" Mas hendi sungguh mau datang kesini seminggu sekali..? " tanyanya, dengan tatapannya masih kedepan, tidak menatapku. Sebuah pertanyaan namun nadanya mengandung harapan, Yg aku jawab hanya dengan anggukan pelan.

" Kalau memang begitu, nanti mamih akan berhenti mecah batu, tapi masih ada sedikit sisa yg harus mamih selesaikan, karna sudah terlanjur didrop, paling-paling dua atau tiga hari rampung, setelah itu mamih tidak lagi minta untuk didrop batu lagi .." ujar kokom, lega aku mendengarnya, seraya kurapatkan tubuhku pada kokom, kurangkul tubuhnya dengan tangan kananku, direbahkannya kepalanya dibahuku, kukecup keningnya dengan lembut, kokom hanya tersenyum.


Hingga beberapa lama kami bercengkrama seperti itu, bagaikan sepasang kekasih yg sedang dimabuk asmara, ternyata kokom sosok wanita yg hangat, tidak hanya hangat diranjang, tetapi juga pandai menciptakan suasana romantis, ya, romantis seperti saat ini, hingga dibuatnya aku terlena.

" Mas hendi mandi dulu sana, bau hi..hi..hi.." ujarnya

" Kalau dimandiin sih mau.." godaku

" Mau..mamih mandiin? hi..hi..hi.. " ujarnya

" Mau dong.. ayo.." ajakku, seraya aku berdiri dan kutuntun tangannya

Saat kami melintas diruang tengah kulihat lilis sedang menyapu.

" Aduuuhh... mesra banget nih, kayak pengantin baru aja, mau kemana sih? " godanya

" Mau mandi bareng dong, jangan cemburu ya lis, hi..hi..hi.." ujar kokom sambil merangkul pinggulku. Lilis hanya tersenyum seraya mengeleng-gelengkan kepalanya, untuk kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.


Sebuah kamar mandi yg sederhana, dengan bak mandi yg terbuat dari batu bata yg langsung diplester dengan semen, tanpa porselen atau keramik, sementara lantainya menggunakan keramik, walaupun tampak tidak seragam satu sama lain, sepertinya menggunakan keramik bekas yg didapat dari sumber yg berbeda kemudian dikumpulkan, secara umum cukup bersih, dan tidak jorok, karna mungkin memang sering dibersihkan.

" Ayo, buka bajunya mas, katanya mau mandi..? " ujar kokom

" Bukain dong..!" jawabku manja

" Ih, mas hendi, pake minta dibukain segala.." ujarnya sambil mencubit lenganku

Dilepaskannyalah t-shirtku, lalu celana pendekku, kini tinggal menyisakan celana dalamku saja, tampak batang kontolku menonjol dibalik celana dalamku, kokom hanya tersenyum melihatnya.

" Wah.. kontol mas hendi udah bangun tuh..hi..hi..hi.." ujarnya, seraya ditariknya sempakku sehingga terpampanglah batang bazokaku yg mulai tegak.

" Mamih juga buka bajunya dong, biar kita sama-sama telanjang.." pintaku

" Bukain dong..hi..hi..hi.." jawabnya manja, sambil mengelus-elus batang kontolku.

Kulepas satu persatu pakaian kokom, hingga telanjang bulat, sehingga tubuh montok itu kini polos, dan kami sama-sama bugil, mengingatkan pada masa kecilku dulu saat sering mandi bersama dengan adikku.

" Ayo, sekarang mamih mulai mandiin mas hendi ya? " ujar kokom, seraya diambilnya gayung dan disiramkannya ketubuhku, lalu dibalurinya tubuhku dengan sabun batangan, digosoknya sekujur tubuhku dengan telapak tangan kasarnya, sampai keselangkanganku, bahkan lubang pantatku tak luput dari gosokannya, saat gosokan tangannya sampai pada batang kontolku, diliriknya wajahku sambil tersenyum, lalu diusapnya sebentar dengan sabun, dikocok-kocok sebentar lalu dimasukannya kedalam mulutnya, namun tiba-tiba dikeluarkannya lagi, dan beberapa kali meludah.

" Fuaaahh... pahit, rasa sabun.." ujarnya, aku hanya tersenyum. Kemudian dengan segera kokom membilas sekujur badanku dengan air, setelah dirasa busa-busa sabun diseluruh tubuhku telah bersih, kembali ia berjongkok, untuk kemudian melanjutkan aksi oralnya yg tadi tertunda.

Uuuuhhhh, nikmat kurasakan kokom mengulum batang kontolku, betapa nikmatnya memang, sudah dimandikan, selesainya, masih diservis oral pula.

Gemas aku menyaksikan aksi kokom mengulum batang kontolku, hingga kuangkat kepalanya sejenak mendekati wajahku, kucium bibirnya dengan rakus, kurasakan penuh air ludah dimulutnya, yg dengan rakus kuhirup dan kutelan, kemudian kutundukan kembali, agar dia kembali mengulum batang kontolku.

Setelah beberapa saat kokom mengulum batang kontolku, kokom menerobos kebawah selangkanganku, rupanya dia mulai menjilati lubang anusku dari bawah, aahhh..nikmatnya, digelitiknya lubang duburku, agak kukangkangkan sedikit kakiku, agar kokom lebih leluasa melakukan aksinya, kurasakan ujung lidah itu menyodok-nyodok bagian dalamnya, seolah ingin ditembusnya sampai kedalam.

" Enak ya mas, lubang duburnya mamih jilatin..? " ujarnya, sambil terus beraksi.

" Aaaaahhhh...bukan enak lagi miiiihhh.. nikmaaaatt..terus mih..aahhh" erangku, sambil menjambak pelan rambut kokom.

Beberapa saat kemudian kutarik kokom agar berdiri dan menyudahi aksi oralnya.

" Sudah mih..sekarang giliran mamih yg saya jilatin.." ujarku, seraya kukecup bibirnya.

" Aiiiihhh.. asiiiiikkk..mamih paling suka nih, dijilatin hi..hi..hi.." ujarnya seperti anak kecil yang akan diberikan mainan


Segera aku jongkok, kusibak memek kokom, langsung kujilati memek kokom yg mulai basah oleh cairan birahi, kutelusuri lidahku keseluruh area lubang memeknya, kokom merintih, dijambaknya rambutku.

" Zzzzzz...aaaaahhhh.. enak maaaassss... jilatin terus memek mamih mas, zzzzz...aaaahhh.." erangnya, dengan mata setengah terpejam.

" Aaaahhh...mas, itil mamih mas, itil mamih tolong diemut mas, diisep mas...aaahh.." pinta kokom, yg segera kuturuti, kujilati klitorisnya itu, lalu kukulum dan kuhisap-hisap.

" Aaaaaahhhh...iya mas, terus mas...mas hendi pinter iiihhh...aaaahhhh, enak euuuiiiii..." racaunya, semakin menjadi.

Masih kukulum-kulum "kacang" kokom dengan rakus, hingga aku gemas, lalu kugigitnya, namun tidak terlalu keras tapi cukup untuk membuatnya tersentak kaget.

" Aaauuuwww.... Aaeeeeeng.. mas hendi nakal, itil mamih digigit..nakal.." ujarnya manja, membuat aku semakin gemas dibuatnya.

Setelah puas aku menjilati memeknya, kusuruh kokom untuk berdiri dengan berpegangan pada bibir bak mandi, dengan pantat agak dibusungkan sehingga seperti posisi menungging, sehingga memperlihatkan pantatnya yg besar padat.

" Sekarang saya mau jilatin dubur mamih, mamih suka kan..? " tanyaku

" Assiiiikkk mas, mamih suka banget mas.. ayo mas, cepet jilatin dubur mamih mas.." pintanya tak sabar

Masih sambil berjongkok, kusibak lubang anus kokom, dan langsung kutelusuri ujung lidahku kearea anusnya, mmmm..seperti biasa aroma khasnya memang benar-benar membuatku terangsang, semakin liar lidahku mengelitiki seluruh permukaan anus kokom. Kulihat ekspresi kokom yg merebahkan kepalanya miring dibibir bak mandi, sehingga pipi kirinya bertumpu pada bibir bak, sedangkan mulutnya mengulum-ngulum jari telunjuk kanannya, dengan matanya yg setengah terpejam, suatu ekspresi yg seksi untukku, ya, memang terlihat seksi dan menggoda kokom dengan ekspresi seperti itu, semakin bersemangat aku menjilati anusnya.

" Zzzzz...uuuuhhh... enak maaaassss, terus jilatin lubang dubur mamih mas..aaahhh.. mamih seneng sekali mas... mamih bahagia pisan.. aaahhh " gumamnya.

Sesekali kukenyot-kenyot lubang duburnya, seolah ingin kusedot isi dari lubang anusnya, nafsuku semakin tinggi.

Beberapa saat kemudian aku berdiri, dan tanpa basa-basi kutancapkan batang kontolku kedalam lubang memeknya masih dengan posisi seperti itu blesss.. masuklah batang kontolku, didikuti oleh desahan nafas kokom. Kupompa batang kontolku maju mundur brroott....brroott..brroott.. memek kokom yg sudah basah menimbulkan suara yg seperti itu.

" Aaaaahhhh...terus mas, entotin memek mamih mas...aaahhh.." gumam kokom

" Iya mih..mulai sekarang, tiap seminggu sekali saya pasti kesini, memek mami bakalan saya entot terus mih, mamih suka kan memeknya dientotin sama kontol saya mih..? suka kan mih? " ocehku

" Iya mas...mamih suka sekali mas..suka dientotin sama kontol mas hendi yg gede pisan itu..uuuhhh" oceh kokom, menanggapi ocehanku.

Beberapa menit kemudian kucabut batang kontolku dari memeknya, kusuruh kokom untuk duduk dibibir bak mandi, lalu kubentangkan kedua kakinya sehingga lubang memeknya yg sudah licin berair tampak menganga, dengan tak sabar kubimbing batang kontolku memasui memeknya dan bless...dengan mudah kontolku masuk, dipeluknya tubuhku dengan erat, sementara kedua kakinya mengapit melingkar dipinggulku. Segera kupacu pantatku maju mundur, kontolku dengan mantap keluar masuk dilubang memeknya. dengan bernafsu kokom melumat bibirku, kubalas lumatan kokom dengan tak kalah rakusnya, kuemut-emut lidahnya, kureguk air liur dari mulutnya, sehingga aksi kami kali ini tanpa adanya ocehan yg keluar dari mulut kami, kecuali suara pagutan mulut kami disertai dengan erangan tertahan. Semakin erat kokom memeluk punggungku, begitupun kakinya yg menjapit dipinggulku, kurasakan begitu kuat, sehingga sedikit mengganggu keleluasaan dalam memompa pantatku, namun itu bukanlah masalah.

Hingga beberapa saat kemudian, tubuh kokom mengejang, pelukan dan jepitan kakinya ditubuhku semakin kencang, nafasnyapun memburu, hangat kurasakan hembusannya, kokom mencapai klimaks namun kali ini tanpa diikuti dengan teriakannya yg panjang karna mulutnya kusumbat dengan pagutan mulutku, hanya lenguhan tertahan yg terdengar, dicengkramnya punggungku, hingga agak perih kurasakan. Dan akhirnya beberapa detik kemudian cengkraman dan jepitan kakinya mulai mengendor,hingga dilepasnya sama sekali, hanya senyumnya kini yg tersisa, tersenyum padaku.

Terlepasnya jepitan kaki kokom pada pinggulku, membuat gerakanku untuk memompakan pantatku semakin leluasa, kuhantamkannya pantatku maju mundur dengan sekuat tenaga, hingga tubuh kokom ikut bergoyang-goyang mengikuti irama kocokanku. Dan akhirnya aku mengerang panjang pertanda telah sampai diriku pada puncak kenikmatan.

" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh......" hanya itu yg keluar dari mulutku, kutumpahkan seluruh spermaku didalam rahim kokom, nikmat kurasakan, seperti tuntas semuanya, fuuuuhh..legaaaaa...

Kukecup bibir kokom, dan kucabut batang kontolku dari dalam memeknya, kulihat cairan putih kental mengintip disela-sela lubang memek kokom yg ternyata adalah air maniku.

Kokom yg masih duduk dibibir bak mandi, mengangkat sedikit kedua kakinya sehingga lubang memeknya tampak menganga, dimasukannya jari tengah dan telunjuknya kedalam memeknya, dikorek-koreknya beberapa saat, lalu dikeluarkannya kembali, kali ini kedua jarinya itu telah terbaluri oleh air maniku yg kusemprotkan tadi.

" Sayang mas, mubajir...hi..hi..hi.." seraya dimasukannya kedua jari yg telah terbaluri air maniku itu kedalam mulutnya, dikulum-kulumnya beberapa saat sambil memejamkan matanya, seolah-olah sedang menikmati makanan yg lezat, untuk kemudian dikoreknya kembali lubang memeknya seperti sebelumnya dan kembali diemutnya, begitu seterusnya, sekitar lima kali dia melakukannya.

" Enak mih..? " tanyaku

" Sedap mas, gurih-gurih asin hi..hi..hi.." jawab kokom sambil masih mengulum-ngulum jari telunjuknya.

Tampak begitu erotis bagiku apa yg dilakukan kokom itu, sehingga menginsfirasi bagiku untuk melakukan hal yg serupa, walaupun mungkin terlalu ekstrim.

"Mamih sih enak, sudah makan air maniku, tapi saya juga pingin mih.." ujarku

" Emangnya kepingin apa mas, sudah terlambat, sudah abis mamih makan hi..hi..hi.." ujarnya

" Bagaimana kalau saya minum air kencing mamih..?" ujarku, agak tersentak kokom mendengar ucapanku.

" Ah, mas hendi ada-ada saja, masa' air kencing mamih mau diminum sih, jijik ah.." ujarnya

" Enggak apa-apa mih, saya suka, saya kepingin banget nih..tolong mih.." ujarku sedikit memelas

" Ya udah, kalau mas hendi emang kepingin sekali sih.. tapi bagaimana? " ujarnya

Lalu aku berjongkok dibawah kokom yg masih duduk dipinggir bak mandi

" Ayo mih, mamih kencingin mulut saya.." pintaku, sambil kubuka mulutku lebar-lebar

Lalu kokom menyibakan memeknya dengan kedua tangannya, berkonsentrasi sejenak, dan surrrrrrr.... Mancurlah air kencingnya yg berwarna agak kekuningan, kutampung air kencing kokom didalam mulutku dan kuminum, namun begitu banyak air kencingnya yg memancur sehingga belum habis aku menelannya sudah penuh terlebih dulu air kencing itu dimulutku, sehingga sebagian bertumpahan kesekujur tubuhku dan kelantai kamar mandi, beberapa pancurannya mengenai wajah dan rambutku, hingga basahlah sekujur tubuhku oleh air kencingnya.

Sebuah sensasi yg gila memang, tapi entah mengapa aku begitu menyukainya, dan akhirnya berhentilah pancuran air kencing yg keluar dari memeknya, puas rasanya diri ini, sampai beberapa kali aku bersendawa.

" Memang enak mas..? " tanya kokom

" Wow..sedap kom segaaarrr.." jawabku, lalu kokom diam sejenak, entah apa yg dipikirkannya.

" Kenapa mih, koq bengong.." ujarku

" Ah enggak, mas..mmm.. mamih mau juga dong, minum air kencing mas hendi, boleh enggak?" pintanya, malu-malu.

" Wow, dengan senang hati mih.. ayo sekarang mamih jongkok.." ujarku, seraya kokom segera jongkok sambil membuka mulutnya lebar-lebar.

Kuarahkan ujung kontolku tepat diatas mulutnya yg menganga, dan serrrrrrr... keluarlah air kencingku masuk kedalam mulutnya, tampak lehernya bergerak-gerak pertanda sedang menelan air kencingku, sebagian tumpah mengenai buah dadanya, ada beberapa semprotan yg sengaja kuarahkan kewajah dan rambutnya.

" Iya bagus mih..minum mih..biar mamih awet muda.. ini juga mih buat cuci muka, biar mamih tambah cantik.. ini lagi mih, untuk keramas.." godaku

Cukup banyak juga air kencingku yg diminum kokom, sebagian dibuatnya untuk membasuh wajahnya, dengan kedua tangannya digosok-gosoknya wajahnya menggunakan air kencingku, juga rambutnya seolah-olah seperti orang yg sedang keramas. Akhirnya berhentilah aliran air kencingku. Kubimbing tangan kokom untuk berdiri, kukecup bibirnya yg beraroma pesing air kencingku, kami berkecupan dengan mesra.

" Bagaimana mih, enak? " tanyaku

" Wah, mantap mas, betul-betul enak.. lain kali lagi ya mas.. puas saya mas, sampai bertahak terus hi..hi..hi.. " ujarnya, sesekali dibarengi dengan sendawa dari mulutnya bertanda cukup banyak air kencingku yg diminumnya.

Akhirnya kami mandi bersama, aku dimandikan kokom, dan setelah itu bergantian aku yg memandikannya, diselingi dengan tawa dan canda.

Selesai mandi kami keluar kamar mandi bersama beriringan, kokom hanya mengenakan handuk yg dililitkan ditubuhnya, sedangkan aku bertelanjang dada hanya mengenakan celana pendek, saat melintas ruang tengah kulihat lilis dan pak engkos berada disana sedang menonton tv.

" Wah penganten baru mandi bareng lama banget, ngapain aja nih...? Abah mau mandi jadi kelamaan nunggu tuh.." goda lilis

" Rahasia dong, pokoknya yg asik-asik lah.. hi..hi..hi.." jawab kokom genit, seraya tangannya dilingkarkan ke pinggulku, salah tingkah juga aku dengan adanya pak engkos disitu, bagaimanapunh dia adalah suaminya, namun dengan melihat sikap pak engkos yg hanya tersenyum, rasa tak enakku berangsur sirna.




Description: Cerita Sex terbaru Ngentot Gadis Desa Rame-Rame Sensasi Hot - [Part 3]
Rating: 4.7
Reviewer: Ratna S
ItemReviewed: Cerita Sex terbaru Ngentot Gadis Desa Rame-Rame Sensasi Hot - [Part 3]

Blog dewasa untuk anak dewasa aja ya, yang masih kecil ngumet di bantal dulu aja ntar kalau udah gede dan pada udah punya pendamping hidup silahkan main lagi ke sini, OK OK. dan sekarang kalau kalian masih merasa kesil ya monggo keluar dulu dari blog ini.