Cerita Sex Dewasa Terbaru Hot: ketagihan

Cerita Seks Terbaru 2017 Silahkan Baca Sampai Lemas, Di Tulis dan di sadur dari kisah nyata yang beredar di mana-mana, kategori dewasa, cerita ngentot dengan cewek berjilbab hot dewasa seligkuh sekolah masih pakai seragam SMA dan SMP Update Setiap Harim

Cerita Sex Mendapatkan Perawan Tetanggaku Yang Sangat Cantik

cerita seks perawan, ml dengan perawan, cerita sex ml dengan perawan terbaru, cersex ddengan tetangga, crita dewasa ml dengan tetangga terbaru, cersexxx terbaru ml dengan tetangga yang lugu, tetanggaku di perawani.






Aku seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta di kota DKI, nama aku Iwan. Aku berumur 30 tahun dengan tinggi badan 170 cm serta berat badan 65 kg dan kata cewek-cewek sih, aku memiliki wajah dan tubuh yang sangat ideal untuk seorang laki-laki bujangan. Perusahaan tempat aku kerja memberlakukan lima hari kerja yaitu setiap hari senin sampai Jumat, sehingga setiap hari sabtu aku selalu berada di rumah yang merupakan salah satu kompleks elit di kota aku itu. Setiap hari sabtu aku selalu mengisi waktu dengan melihat situs porno, majalah porno, dan menonton film pornoh yang aku sewa di salah satu rental yang berada di kompleks tersebut, dan hal itu berlangsung selama berbulan-bulan.

Suatu saat hal tersebut tidak aku lakukan lagi karena setelah aku melihat Riska anak tetangga aku yang masih duduk di kelas 1 SMP yang kira-kira berumur 12 tahun dan aku sangat terpesona dengan kemolekan tubuh anak tersebut. Riska memiliki tubuh yang indah untuk ukuran anak seumur dia dengan tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan sekitar 45kg serta memiliki dua bukit kembar yang berukuran sedang yang tercermin dari tonjolan padat dibalik seragam sekolah yang ketat dan tank top yang biasa dikenakannya dan yang tidak kalah menariknya lagi ia memiliki pantat yang sangat padat dan berisi yang terlihat dari rok sekolah setinggi lutut dan rok mini yang ia kenakan dan anehnya lagi aku tidak pernah melihat adanya garis CD yang ia kenakan, dan yang pasti memiawnya belum ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku sering melihat riska kesekolah setiap hari dengan sengaja berdiri didepan rumah sebelum aku berangkat kerja atau pada sore hari sepulang kerja di saat ia sedang jalan-jalan sore di sekitar kompleks dan pada saat itu aku selalu memandangi riska dengan sangat tajam dan penuh nafsu namun ia tak menyadarinnya dan sampai suatu hari riska mulai menyadarinya dan mulai membalas tatapan aku dengan mata yang sangat menggoda.

Sejak kejadian itu aku selalu terbayang-bayang dengan kemolekan riska setiap usai bekerja namun bukannya aku jatuh cinta padanya tapi aku suka akan kemolekan tubuhnya dan sangat bernafsu untuk mencicipinnya, tetapi nafsu birahi tersebut aku tahan dan aku lampiaskan dengan hanya memandangi tubuhnya dari balik pagar pada sore hari disaat ia sedang berjalan-jalan dikompleks. Riska selalu menggunakan tank top dan rok mini setiap akan berjalan- jalan disekitar kompleks bersama kakak dan sepupunya (Yani yang sedang kuliah smst 2 dan Neni yang duduk di sma kls 3) dan ini dia lakukan setiap sore. Seperti biasanya pada sore hari setiap pulang kerja aku selalu menunggu riska untuk memandangi tubuhnya, tetapi pada saat itu aku heran karena riska hanya sendiri saja berjalan dengan sangat santai dan seperti biasa pula ia hanya memakai tank top yang pada saat itu berwarna kuning dan rok mini berwarna putih tembus pandang dan yang tidak terlalu ketat.

Dengan sangat nafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka riska menuju ke pintu pagar rumah aku, dan dalam hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut tidak terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideket didepan pagar rumah aku yang membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh riska dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membuat sebagian roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja.

Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh riska dari dekat maka aku dekati dia dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh aku temanin,” dengan terkejut riska mambalikan wajahnya dan berkata “eh…… boooboleh.” Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan deker tersebut hanya pas untuk dua orang.

Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada riska “Biasanya bertiga, temennya mana..?”, dengan terbata-bata riska berkata “Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan temen aku tetapi kakak dan sepupu aku.” aku langsung malu sekali dan kerkata “Sorry.” kemudia riska menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM. Riska mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang jantungku semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya aku dapat memandangi paha mulus riska ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia salah posisi.

Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin salah tingkah dan tampa sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya karena tertiup angin yang membuat riska terkejut dan riskapun tidak marah sama sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan dia pun tidak marah pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku dekatkan ketelingannya yang membuat riska kegelian karena semburan nafasku yang sangat bernafsu dan mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang

Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang ia gunakan menuju kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan tali BH nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH yang dikenakan riska yang membuat tangan aku semakin leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan- lahan menyusup kebukit kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH riska yang berada di lehernya dan dengan leluasa aku menarik BH riska tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu riska mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat berjemur. Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya yang membuat riska kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata “Terusss.. nikmattttt.. Ommmm……….. ahh.. ahhhh….”

Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian tangan aku pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan dengan terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan aku masukan kedalam rok dan CDnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi dan ternyata riska memakai CD model G string sehingga membuat aku berpikir anak SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa riska selama ini menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis CD.

Lima menit berlalu terdengar suara riska “Ahh.. terusss Om… terusss.. nikmattttt.. ahh.. ahhhh…” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut riska pada saat aku menyentuh dan memasukan jari tengan aku ke dalam memiawnya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari belakang dan aku pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memiawnya dengan cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Riska. “Ouuhhh..

Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” riska mengalami orgasme untuk yang pertama kali. Setelah riska mengalami orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan aku menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga riska “Udah dulu ya..” dengan sangat kecewa riska membuka matanya dan terlihat adanya kekecewaan akibat birahinya telah sampai dikepala dan aku menyuruhnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita lanjutkan lagi,” ia langsut menyahut “Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memiaw aku udah basah..” sambil ia memegang memiawnya yang membuat aku berpikir anak ini tinggi juga nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh kekecewan tanpa merapikan tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok mininya turun karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih parah ia lupa mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang dan secara samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yang pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya.

Setelah aku sampai di rumah aku langsug mencium BH riska yang ia lupa, yang membuat aku semakin teropsesi dengan bentuk gunung kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH tersebut. Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya bersetubuh dengan riska namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi riska tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut telah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu, yang membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset tersebut.

Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMP sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang ia kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Riska, dan aku berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku pun punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali ke ruang tamu dan membuka pintu yang membuat riska terkejut.

Pada saat riska terkejut kemudia aku bertannya pada dia “Lo riska ngak kesekolah nih?” dengan malu- malu riska menjawab “Ujan om..” aku langsung bertannya lagi “Ngak apa-apa terlambat.” “Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” riska menjawab dan aku langsung bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Ia om”, riska menjawab dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini riska tidak pernah kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yang aku tunggu- tunggu dan aku langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku memperhatikan gunung kembarnya yang samar- samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan. Melihat riska yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat riska menuju ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang, karena riska telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa riska tidak akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut.

Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata riska tidak kembali juga dan akupun menuju keruang tengah dan seperti dugaanku riska menonton film tersebut dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok memiawnya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memiaw dan bukit kembarnya yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya jika ia bertingkah. Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati riska dari belakang. Aku berbisik ketelinga riska, enak ya, riska langsung kaget dan buru- buru melepaskan tangannya dari memiaw dan bukit kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi “Teruskan saja, aku akan membantumu.” kemudian aku duduk dibelakang riska dan menyuruh riska untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku rasa riska menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku kenakan.
Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang menggelora mencium leher putih riska, tangan kananku membuka kancing baju riska satu demi satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat kejadian yang sore lalu.

Riska sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan meremas bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka sebagian kancing baju seragam yang basah yang digunakan riska kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok riska dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku naikan ke perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan. Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan telinganya dengan penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat riska makin terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras. “Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh…. ahhhhhhhhhhh……. isap terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan- lahan ciuman aku alihkan ke perutnya yang masih rata dan sangat mulus membuat riska tambah kenikmatan. “Ahh ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”.

Mendengar desahan riska aku makin tambah bernafsu untuk mencium memiawnya, namun kegiatanku di perut riska belum selesai dan aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan memiawnya terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memiaw riska, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memiawnya sehingga aku mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga memiaw anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam memiawnya, itupun dengan susah payah karena sempitnya memiaw riska.

Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat riska mendesah. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska. “Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Sampai beberapa menit kemudia riska mendesah dengan panjang. “Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…, aahh”, yang membuat riska terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke jari aku dan aku menyadari bahwa riska baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik tangan aku dari memiawnya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar riska dapat mencium bau cairan cintannya.

Setelah beberapa saat aku melihat riska mulai merasa segar kembali dan kemudian aku menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu menari striptis, namun riska tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan riska menanggalkan baju yang ia kenakan dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar diperutnya sehingga hanya terlihat G string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke sofa dan meminta dia untuk melakukan posisi doggy, riska pun menurutinya dan dia pun bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.

Dengan melihat riska pada posisi demikian aku langsug menarik G string yang ia kenakan ke arah perutnya yang membuat belahan memiawnya yang telah basah terbentuk dari balik G string nya, dan akupun mengisap memiawnya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku turunkan G string nya dengan cepat sehingga G string yang riska kenakan berada di ke dua paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat, meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut aku.

“Aduh, Ommm…! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan Riska menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua lututnya. Aku terus menjilati bibir memiawnya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memiawnya dengan cepat yang membuat riska mendesah dengan panjang. “Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…,ooohh…, ehh”. “Oooom…, uuhh…” Riska menggeliat- geliat liar sambil memegangi pinggir sofa. “Ahhh… mhhh… Omm…” demikian desahannya. Aku terus beroperasi dimemiawnya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Riska. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memiawnya, membuat Riska tersentak dan memiawik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memiawnya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga riska semakin tidak karuan menggeliat.

Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH yang dikenakan riska begitupun dengan G string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di untuk duduk disofa sambil menyuruh dia membuka celana yang aku gunakan, tetapi riska masih malu untuk melakukannya, sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk ke balik celana aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang telah menegang dari tadi. Setelah memegang penis aku, dengan sigapnya seluruh celana aku (termasuk celana dalam aku) di turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh riska yang membuat penis aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata riska melotot memandang sambil memegangnya, dan aku meminta riska mengisap penis aku dan dengan malu-malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk sedalam 8 cm dimulut riska dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu membuat riska hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan pelan- pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap- hisapnya sembari matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara itu.
Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin menegang lagi.

Kemudian aku menyuruh riska mengurut penisku dengan menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membuat bukit kembar riska semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yang semakin merah.

Setelah puas, aku rebahkan tubuh riska disofa dan aku mengambil bantal sofa dan meletakan dibawan bokong riska (gaya konvensional) dan aku buka kedua selangkangan riska yang membuat memiawnya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya. Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya… lo bakal habis,riska..!” mulai pelan-pelan aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat kedua kaki riska yang panjang itu kebahu aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku saja yang dapat masuk pada bagian permukaan memiaw riska. “Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit Omm…” jerit Riska dan terlihat riska menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih rapatnya memiaw riska walaupun telah basah oleh lendirnya.

Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus “gawang” keperawanan riska sambil teriring suara jeritan kecil.

“Oooooohhhhgfg….. sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan aku maju mundurkan penis aku kedalam memiaw riska “Bless, jeb..!” jeb! jeb! “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, ia mengerang. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Riska. “Ommm Ahh…, matt.., maatt.., .ii… aku…” Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan memiaw riska terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh memiaw riska,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan membisikan “Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa enakan.” Sebelum riska sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke dalam memiaw riska dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memiaw riska maka penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga aku paksa lebih dalam lagi. “Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”.

“Ooommm…,sakkkitt…… uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”. “Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…” “Riska tahan ya sayang”. Untuk menambah daya nikmat aku meminta riska menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan memiawnya terhadap penisku semakin kuat.. Nyaman dan hangat sekali memiawnya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat riska merasakan sakit pada memiawnya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan.

Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga riska menjerit setinggi langit. Akupun langsung melumat bibir riska membut tubuh riska semakin menegang. “Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh riska menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..! Kemudian riska memeluk tubuhku dengan erat. Riska telah mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya. “Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi. “Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm, terruuss…, oohh” “Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memiawnya dan menyentuh rahimmnya. “Ahh…, ahh…, Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar. “Uuhh… uuh… aduh.. aduh… aduhh.. uhh… terus.. terus.. cepat… cepat aduhhh..!” Sementara nafas saya seolah memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..” “Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!” “Hehh.. eh… eh… ehhh..” “Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet…” “Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam Ommm ooohhh… aku mau keluar… terus… aahhh… enak benar, aku… nggak tahaaan… aaakkhhh…”

Setelah riska orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memiawnya, aku tidak menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Riska pun semakin lemas dan hanya pasrah memiawnya aku sodok. Sementara itu … aku dengarkan lirih … suara riska menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memiawnya yang semakin dalam menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu. Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam lagi, dan.. “Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!” kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin menjadi. Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., “Seerr..!” terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memiaw riska, kami pun lemas dengan keringat yang semakin membasah di badan.

Aku langsung memeluk riska dan membisikan “Kamu hebat sayang, apa kamu puas..?” diapun tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari memiawnya sehingga sebagian cairan sperma yang aku tumpahkan di dalam memiawnya keluar bersama darah keperawanannya, yang membuat nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memiaw riska kembali dan ini aku lakukan sampai sore hari dan memiaw riska mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi seluruh gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta. Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya “Kok anak SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi” riska pun menjelaskannya “bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita riska aku langsung berfikir adiknya saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.

Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga. Setelah kejadian itu saya dan riska sering melakukan seks di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang biasanya kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Riska sekarang telah berumur 14 tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan riska tidak keberatan bila aku suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen aku yang membuat riska tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat aku berpikir bahwa anak ini maniak sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-temen.




Description: Cerita Sex Mendapatkan Perawan Tetanggaku Yang Sangat Cantik
Rating: 4.7
Reviewer: Ratna S
ItemReviewed: Cerita Sex Mendapatkan Perawan Tetanggaku Yang Sangat Cantik

Kisah Nikmatnya Memek Gadis Desa Yang Kutiduri - [Part 5]

Cerita Seks ML dengan gadis desa terbaru 2017, september. xxx cerita seks terbaru. gaddis ddesa yang lugu. memek legit gaddis desa. gadis desa yang perawan, cerita sex 2017.




Kini kokom beralih posisi dengan lilis, kokom mulai memacu batang kontolku naik turun dengan irama yg cukup cepat, sementara kini lilis yg berganti menempatkan memeknya dimulutku.


Hingga beberapa menit kami melakukan aksi seperti itu, sampai akhirnya kokom memberikan perintah untuk sesi berikutnya.

" Aku rasa sudah cukup untuk sesi terapi yang ini pak... selanjutnya bapak turun dari meja ini.." perintahnya padaku, yg langsung kuturuti.

Sejurus kemudian kokom dan lilis memposisikan diri menungging secara berjejer diatas meja makan, pantat keduanya yg montok dan putih tampak bulat dan begitu menggoda serasi dengan sepatu hak tinggi yg dikenakannya sehingga tampak begitu menantang.

" Sekarang bapak entot memek kami dari belakang secara bergantian, dimulai dari suster terlebih dahulu.." ujar kokom.

Segera kuposisikan diriku berdiri menghadap bokong lilis yg berada dalam posisi menungging ditepi meja makan, kupegang buah pantatnya dengan kedua tanganku, kuremas sesaat, seksi sekali kulihat lilis saat itu dengan posisi menungging sementara pipi kirinya bertumpu pada meja sambil mulutnya menghisap-hisap jari telunjuk kanannya, suatu ekspresi yg menggemaskan bagiku.

Kuarahkan batang kontolku yg sudah mengacung tegang keubang memeknya yg sudah basah, blesss.. tanpa banyak kesulitan masuklah dengan mudahnya batang kontolku menembus liang senggamanya diikuti dengan lenguh manja lilis yg merasakan nikmatnya hantaman kontolku.

Segera kupompa pinggulku maju mundur, nikmat kurasakan batang kontolku berpenetrasi didalam liang memek lilis dalam posisi doggie style seperti ini, kulihat mata lilis mulai separuh terpejam sambil mulutnya terus mengulum-ngulum dengan manja jari telunjuknya, disertai dengan erangan nikmat yg keluar dari mulutnya.

" Mmmmmm... uuuuhhh.... Terrruuuss..paaaakk... entotin terus memek saya paaakkk...aaahh.." erangnya lilis sambil jari telunjuknya masih berada didalam mulutnya.

Sementara kokom yg juga masih dalam posisi menungging disamping lilis memberikan support kepadaku untuk lebih semangat menghantam lubang memek lilis.

" iya terus pak.. lebih kuat pak.. supaya otot-otot dan peredaran darah bapak cepat kembali normal... nah..bagus, begitu pak.. bapak memang jagoan deh.. suster sampai terbuai tuh pak..." oceh kokom yg membuatku semakin bersemangat menghujami kontolku.

Sekitar lima menit sudah aku menghantam memek lilis dari belakang, kini kokom menyuruhku untuk melakukan hal yg sama kepadanya.

" Ayo sudah..sudah.. sekarang gantian memek saya yang bapak entot, saya juga udah kepingin lho pak..." ujar kokom genit sambil mengerlingkan sebelah matanya.

Segera kulepaskan tancapan kontolku dari lubang memek lilis, yg langsung kuberalih kearah kokom dan tanpa banyak basa-basi segera kutancapkan kelubang memek kokom dan langsung kugoyang maju mundur, pantatnya yg besar dan putih membuatku gemas hingga sambil pinggulku bergerak maju mundur kuremas bokong kokom dengan keras.

" Aaaahhh... terus hantam yg kuat pakk...uuuuhhhh... sedaaaapppp...." Erang kokom

" Ayo suster kamu hisap-hisap puting susu saya... " perintah kokom kepada lilis, yg segera dituruti oleh lilis dengan bergeser kearah buah dada kokom, lalu lilis merebahkan dirinya telentang sehingga wajahnya berada tepat dibawah buah dada kokom yg besar dan bergelantung, sejurus kemudian dikulumnya puting susu ibunya itu.

Semakin terangsang aku melihat adegan lilis mengulum-ngulum puting susu kokom, sementara kokom kulihat semakin "on fire" merasakan dua organ sensitifnya yaitu memek dan teteknya yg mendapatkan sentuhan yg membuatnya merasa nikmat, hingga hanya sekitar tiga menit aku menghujamkan batang kontolku keluarlah lenguhan panjang dari mulutnya yg menandakan dirinya telah mencapai puncak kenikmatan.

" Aaaaaaaaaaaaahhh.... Eeennnaaaaaaakkkkkkkk....." lenguhnya dengan suara sedikit parau.

Setelah mendapatkan puncak kenikmatannya kulihat kokom hanya diam tak bereaksi saat pan tatku terus menghujami lubang memeknya yg sudah sangat basah itu.

" Ayo pak..sekarang bapak entotin suster aja, bu dokter sudah kecapean tuh..." pinta lilis sambil menarik lenganku, segera kucabut batang kontolku yg masih menancap dalam memek kokom.


Aku beralih pada lilis yg kini dalam posisi mengangkang, langsung kuhujamkan batang kontolku kedalam lubang memeknya dan kupompakan maju mundur dengan kecepatan tinggi sehingga tubuhnya tampak bergoyang-goyang maju mundur seirama dengan gerakan pinggulku.

" aaahhh... iya pak, terus entotin memek suster biar bapak cepet sembuh ya pak..." ujar lilis, yg membuatku semakin terangsang sehingga kutundukan kepalaku kearah wajahnya dan kulumat bibir seksinya sehingga kami saling berpagutan dengan liar.

Telah lima menit aku menggarap lilis, kini kedua kaki lilis melingkari pinggulku dengan kuat, sepertinya lilis telah hampir mencapai puncak, hembusan nafasnya kurasakan begitu hangat dan matanya setengah terpejam hanya menyisakan putihnya saja.

Hingga akhirnya lilis melenguh tertahan namun tak banyak kata yg keluar dari mulutnya yg kusumbat dengan mulutku, tubuhnya menggelinjang, jepitan kedua kakinya yg melingkar dipinggulku semakin kuat kurasakan, dan gerakannya semakin liar, hingga akhirnya lilis terdiam setelah selesai menikmati proses datangnya puncak kenikmatan pada dirinya itu.

Kokom yg tadi hanya terdiam setelah mencapai orgasme, kini telah bangkit dari posisi telungkupnya.

" Sudah pak, suster sudah capek tuh... sekarang bapak tiduran telentang lagi disini ya... kita akan lakukan simulasi terapi selanjutnya.." ujar kokom.

Segera kuturuti perintah kokom, kembali kurebahkan tubuhku diatas meja makan untuk menunggu aksi kokom selanjutnya.

" Kali ini bapak ngentot lubang anus saya ya pak... ini salah satu sesi yg paling penting bagi proses penyembuhan bapak..." ujar kokom, seraya dikulumnya beberapa saat batang kontolku yg berdiri tegak untuk kemudian dia berjongkok mengangkangiku, sambil menggenggam kontolku dengan tangan kanannya lalu diarahkannya kelubang anusnya dan blesss... masuklah batang kontolku dalam anus kokom, seraya kokom mulai memompakannya naik turun dengan posisi WOT.

" Gimana, enak kan pak, kontol bapak ngentotin lubang anus saya..? " ujar kokom sambil terus menggoyangkan pantatnya naik turun.

" Iya dokter nikmat sekali dokter..." jawabku

" Apanya yg nikmat pak..? " tanya kokom lagi

" Lubang anus dokter nikmat sekali .." jawabku lagi

Kira-kira empat menit kokom memompakan batang kontolku didalam anusnya, tiba-tiba kokom menghentikan goyangannya, namun batang kontolku tetap masih berada dalam lubang anusnya.

" Sekarang bapak lihat kearah memek saya ya pak.." ujar kokom sambil menggosok-gosok bagian atas memeknya, kutatap kearah memek kokom sebagaimana yg diperintahkannya.

" Terus perhatikan pak, apa yg akan keluar dari memek saya...." Ujarnya lagi

Kutatap terus kearah memek kokom, dan tiba-tiba ssrrrrrrr... muncratlah air kencing kokom kearah wajahku, dengan posisi anus kokom masih tetap tertancap batang kontolku dengan posisi WOT. Rupanya sesi kali ini adalah memberikan terapi semprotan air seni kearah wajahku.

" Minum air kencing saya pak.. dan gunakan untuk membasuh wajah bapak, ini sangat penting bagi proses penyembuhan bapak..." ujar kokom sambil menggosok-gosokan tangan kanannya dibagian atas memeknya, sementara air seninya terus menyemprot dengan deras kearah wajahku, sebagian masuk langsung kearah mulutku yg langsung kureguk, dan sebagian besar membasuhi wajahku yg juga kuhusap-husap bagaikan orang yg sedang membasuh wajahnya dengan air.

Beberapa saat kemudian habislah pancuran air seni kokom yg keluar, kini wajah, rambut dan badanku basah kuyup oleh semprotan air seni kokom.

Sejurus kemudian kokom mencabut keluar batang kontolku yg masih bersarang didalam lubang duburnya.

" Bagaimana rasanya air kencing saya... ?" tanya kokom dengan mendekatkan wajahnya kearah telingaku.

" Sedap dok.. segar.. " jawabku

" Baik, kali ini bapak mengentot lubang anus suster ya pak.." ujar kokom

" Suster coba sekarang kamu nungging..." perintahnya kepada lilis, yg segera diikuti oleh lilis yg menungging diatas meja makan.

" Ayo pak, tunggu apa lagi, langsung entot lubang anus suster..." perintah kokom, dan langsung kuikuti.

Kutancapkan batang kontolku kedalam lubang anus lilis dan langsung kugoyang maju mundur, kulihat lilis mendesah menikmati lubang duburnya yg disodomi oleh batang kontolku.

" Zzzzzzzzzz.... Uuuuuuhhhh.... Terussss pak enakkk... terus entotin lubang dubur saya, aaahhh.." gumam lilis, yg membuatku semakin terangsang.

Hingga beberapa menit kemudian tubuhku mengejang, puncak kenikmatan rasanya telah menjalari sekujur tubuhku dan akhirnya, crottt....croottt.... tumpahlah air maniku yg cukup banyak dikarnakan sudah satu minggu belum mendapatkan penyaluran.

" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh.... Sedaaaaaaaaaappppp...." Ujarku, mengekspresikan kenikmatan birahi yg kualami.

Dan akhirnya aku terdiam, hanya sesekali aku menggelinjang dikarnakan masih ada satu dua tetes air maniku yg rasanya masih keluar memenuhi lubang anus lilis yg masih dalam posisi menungging.

Kulihat ditangan kokom telah memegang piring kecil, kemudian memerintahkan aku untuk melepaskan tancapan batang kontolku dalam dubur lilis.

" Ayo pak, sekarang bapak cabut kontol bapak dari lubang anus suster..." perintahnya sambil memposisikan piring yg dipegangnya dibawah pantat lilis, aku segera menarik batang kontolku keluar dari dalam anus lilis.

" Ayo, susuter sekarang kamu bangun, kamu jongkok pelan-pelan..." perintahnya kepada lilis.

Secara perlahan dan hati-hati lilis bangkit dari posisi menunggingnya, kali ini dia berjongkok diatas meja makan dengan posisi bagaikan orang sedang buang air besar, sementara kokom menempatkan piring yg dipegangnya tepat dibawah pantat lilis.

" Oke suster, sekarang kamu keluarkan sperma bapak ini yg tertampung didalam anusmu itu..." perintah kokom.

Kulihat lilis berkonsentrasi, diam sejenak bagaikan menunggu sesuatu, lalu plupp..plupp.. tumpahlah secara bertahap air maniku yg bersemayam didalam anusnya kedalam piring, hingga tak ada lagi tetesan yg keluar dari lubang anusnya.

" Coba kamu korek lagi lubang anusmu suster, mungkin masih ada yg tersisa didalamnya.." perintah kokom, yg diikuti oleh lilis dengan memasukan jari telunjuknya, dicolok-coloknya beberapa saat didalam anusnya dan dikeluarkannya kembali, benar saja seperti yg dikatakan kokom, begitu jari telunjuk lilis dicabut keluar mengalirlah sisa-sisa spermaku yg masih bersemayam didalam anusnya, sehingga membuat piring yg menjadi tampungan sepermaku itu cukup banyak tertampung dengan spermaku.

" Sudah, cukup suster.. " seraya diraihnya piring yg sudah berisikan air maniku itu, didekatkannya kearah hidungnya, lalu dihirupnya bagaikan sedang menghirup aroma makanan.

" Mmmmm... nikmatnya aromanya..." ujarnya dengan mata terpejam.

" Kemari suster, kita nikmati bersama santapan lezat ini... " ujarnya kepada lilis, sambil merapatkan tubuhnya dengan lilis.

" Maaf ya pak... yang ini khusus untuk saya dan suster, nanti giliran bapak masih ada lagi..." ujar kokom padaku

Dengan lahap kokom dan lilis memakan air maniku, pertama-tama dengan jari telunjuk yg mereka fungsikan sebagai sendok untuk kemudian dikulumnya jari telunjuknya yg telah dilumuri oleh sperma dari piring itu, merasa kurang puas dengan cara itu, akhirnya disruput dengan mulutnya yg ditempelkan langsung pada permukaan piring srrryyuuffff.... terdengar suara seruputan mulutnya yg langsung ditelannya sampai tandas, hingga tinggal tersisa sedikit mereka menjilati sisa-sisa air maniku yg masih melekat pada permukaan piring, yg selanjutnya diakhiri dengan saling berpilin lidah antara ibu dan anak itu, sungguh atraksi yg menurutku sangat sensasional dan menggairahkan untuk kutonton.


Selesai dengan aksi mereka itu, kokom mengambil gelas yg sebelumnya memang sudah disiapkan

" Coba suster, sekarang kamu kencing, lalu kamu tampung semua air kencingmu dengan gelas ini.." perintah kokom pada lilis, dan segera diikuti oleh lilis yg duduk berjongkok diatas meja makan, sementara kokom yg sudah turun dari atas meja makan berdiri sambil memegangi gelas yg berada tepat dibawah memek lilis.

Lilis diam sejenak, mula-mula keluar beberapa tetes air seni, selanjutnya soorrrrr... diikuti dengan keluarnya air seni lilis yg cukup deras yg seluruhnya tertampung dalam gelas yg dipegang kokom, hingga gelas bir yg lumayan besar itu nyaris terisi penuh oleh air kencing lilis. Seraya kokom menghampiriku dengan membawa gelas yg berisi air kencing itu.

" Sekarang bapak habiskan air kencing suster ini.. ini merupakan sesi terapi yg paling penting, jadi bapak harus minum sampai habis..." ujarnya sambil menyodorkan gelas kearahku.

Gelas berisi penuh air kencing itu kini berada ditanganku, kuhirup sejenak aroma khasnya, aroma yg membuatku semakin terangsang, selanjutnya ghlok..ghlok..ghlok... kuminum semua isi dalam gelas itu sampai tandas, penuh rasanya perutku ini, berkali-kali aku bersendawa.

Mungkin untuk orang lain hal yg kulakukan ini terbilang jorok dan nyeleneh, bahkan mungkin ada yg menganggap sebagai kelakuan orang abnormal, namun tidak begitu bagiku, aku sungguh menikmati permainan ini, begitupun kedua wanitaku ini, sehingga kami melakukannya dengan enjoy dan fun, dan menurut aku itu sehat-sehat saja. Bertambah gandrung aku dengan kegemaranku yg nyeleneh ini setelah aku membaca artikel kesehatan tentang manfaat urine untuk kesehatan.

Dalam artikel itu disebutkan manfaat terapi urin untuk kesehatan, yg menurut ahli Urinoterapi (Dr. Iwan T. Budiarso. MSC ) yg juga merupakan pakar patologi dan parasitologi alumnus universitas Purdue, Indiana, USA, bahwa urin mengandung mineral,vitamin,enzim,hormon,asam amino,antibody dan masih banyak zat-zat yg bermanfaat lainnya.

Dan urine merupakan obat alami terbaik yg dihasilkan oleh tubuh, Sehingga urine menjadi minuman ajaib yg berkhasiat bagaikan air suci, yg menurut para peneliti mancanegara dapat menyembuhkan berbagai penyakit, diantaranya adalah: penyakit kanker prostat,asma,hepatitis,hipertensi,kencing manis,jantung koroner,wasir,rematik ,dll.

Dan untuk kesehatan urine baik juga dikonsumsi oleh orang sehat satu gelas setiap pagi setelah bangun tidur.

Bahkan menurut informasi, kini telah diproduksi sekitar 20 macam obat paten dari ekstrak air seni, dalam bentuk pil atau kapsul, dan dijual dengan resep dokter.
Namun akan lebih baik lagi bila air seni itu dikunsumsi langsung dalam keadaan fresh, artinya kita minum langsung setelah keluar dari "sumbernya".

Dengan mengetahui informasi tentang itu, seolah-olah kegemaranku yg sebelumnya hanyalah having-fun dalam kenikmatan seks, dan waktu itu aku masih menganggap sebagai sesuatu yg tidak umum, kini seolah mendapatkan legalitas, sehingga kami semakin sering melakukannya, karna lilis dan kokompun telah kujelaskan pula manfaat air kencing bagi kesehatan, sehingga merekapun sangat antusias mengkunsumsi air kencingku.



Hari itu sudah mulai petang, saat itu kami sudahi dulu permainan kami untuk sore itu, kokom mulai membersihkan dan merapikan sekitar area tempat dia "praktek" tadi, untuk kemudian kami mandi lalu dilanjutkan dengan makan malam, untuk malam harinya kami masih melakukan "permainan" kami yg lain, yaitu main sekolah-sekolahan, lalu pada keesokan harinya kami memainkan lakon tentara-tentaraan, dan masih banyak lagi selama 3 hari kokom dan lilis menginap dirumahku, sebelum akhirnya pada rabu sore sepulangnya aku dari tempat kerja mereka memintaku untuk diantar pulang kedesa X, dengan alasan kasihan abah sendirian dirumah.

Dan hingga saat ini hubungan kami masih tetap berlanjut, entah sampai kapan...



Description: Kisah Nikmatnya Memek Gadis Desa Yang Kutiduri - [Part 5]
Rating: 4.7
Reviewer: Ratna S
ItemReviewed: Kisah Nikmatnya Memek Gadis Desa Yang Kutiduri - [Part 5]

Cerita Sex terbaru Ngentot Gadis Desa Rame-Rame Sensasi Hot - [Part 3]

Cerita sex ngentot terbaru, cerita dewasa terbaru 2017,cerita seks dengan gadis desa. gadis desa yang lugu terbaru xxx ngentot,cerita sex dengan cewek desa yang lugu,cerita dewasa bokep beergambar.




Kini aku dan lilis telah kembali berada dikamar, dengan bernafsu lilis langsung menyosor, dikecupnya mulutku dengan penuh nafsu sambil tangannya mendorong tubuhku, hingga tubuh kami terbanting keatas ranjang dengan cukup keras, dilepasnya t-shirtku, lalu dasternya hingga menyisakan celana dalamnya, karna memang sebelumnya lilis sudah tak mengenakan bh.

Baru saja lilis hendak melepas celana pendekku, tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu kamar

" Siapa..? mamih ya..? " teriak lilis

" Iya lis.. gimana, mamih udah siap nih..? " terdengar jawaban kokom dari balik pintu

" Langsung masuk aja mih, enggak dikunci.." teriak lilis lagi

Pintu kamar terbuka, kulihat kokom agak terkejut melihat kami yg sudah setengah bugil, sadar kami sedang memulai permainan, kokom segera menutup kembali pintu itu untuk kemudian pergi.

" Eh, maaf.. nanti aja mamih kesini lagi.." ujar kokom

" Langsung masuk aja mih... enggak apa-apa.." teriak lilis, hingga beberapa saat kokom masih belum juga masuk, hingga lilis kembali berteriak.

" Mih, ayo masuk atuh.. mas hendi juga mau emak masuk sekarang..." ujarnya, rupanya namaku dijadikan senjata untuk memanggil mamihnya itu.

Tak lama kemudian pintu terbuka kembali, kali ini kokom masuk kedalam, agak malu-malu dia melihat kami yg sudah setengah bugil.

Kulihat kokom cantik sekali saat itu, setelah ia selesai mandi dan sedikit dandan seperti itu, tak seorangpun akan percaya kalau wanita yg berdiri didepanku ini adalah seorang pekerja kasar pemecah batu, pantasnya istri pejabat, pikirku.

" Mamih disini aja.. kita main sama-sama mih, kayak yang difilm tadi.." ujar lilis

" Yah, terserah, mamih sih ikut aja kalau mas hendi setuju..." ujar kokom

Tiba-tiba lilis langsung menarik celana pendekku, sehingga terpampanglah batang kontolku yg mulai mengacung, kulihat kokom agak terperanjat melihatnya, entah apa yg ada dalam pikirannya.

" Gimana mih, gede kan, kontolnya mas hendi...? " ujar lilis

" Mamih duduk sini, deket mas hendi mih.. jangan malu-malu atuh.." ajak lilis kepada kokom yg masih diam berdiri, seolah bingung hendak melakukan apa.

Sepertinya aku harus sedikit agresif kepada kokom untuk mencairkan kekakuannya padaku, karna entah mengapa kulihat dia masih agak canggung saat berdekatan denganku. Kutarik lengan kokom yg duduk dibibir ranjang, sehingga kini kokom tepat berada disampingku, sementara lilis sudah mulai mengoral batang kontolku.

Kurangkul tubuhnya dengan tangan kiriku, lalu kukecup bibirnya, kokom membalas ciumanku, kami berciuman cukup lama, sambil batang kontolku masih dikulum oleh lilis. Hembusan nafas kokom agak hangat dan nafasnya mulai memburu, sepertinya hasratnya mulai bangkit, lalu kubuka dasternya, terlihatlah lekuk-lekuk tubuh kokom yg indah, padat berisi, putih dan mulus. Tak kuasa aku melihatnya, hingga kucium-cium sekujur tubuhnya, mulai dari lengan, leher, sampai ketiak. Lalu dengan tak sabar kubuka BHnya, dan tersembulah bukit kembarnya yg besar dengan putting berwarna coklat kemerah-merahan, kukulum dengan rakus putingnya, teteknya kurasakan benar-benar padat dan tidak lembek atau gembyor.

Mulai terdengar desahan lembut dari mulut kokom, kulihat matanya mulai terpejam menikmati kulumanku pada putting susunya, dirangkulnya kepalaku dengan kedua tangannya.

" Zzzzzzz...aaaaahhhhh.... Terusss mas hendiiii...enaakkk..aaahhhh.." desahnya pelan

Sementara lilis semakin liar mengoral batang kontolku, kepalanya tampak naik turun dengan berirama, dikocok-kocoknya batang zakarku dengan tempo yg cepat dan dalam, hingga sampai menyentuh tenggorokannya, glohhggg... glohhggg... glohhggg... suara gemelocok yg bagiku terdengar begitu erotis, kulihat dari sela-sela bibir lilis menetes cairan ludah yg kental, hingga membasahi area testis dan bulu jembutku.

Setelah puas aku "nenen" pada tetek kokom, kulepas celana dalam kokom yg masih membungkus memeknya, tersembulah memek yg dengan bibir luarnya bewarna kecoklatan dengan bulu-bulu jembut yg cukup lebat, begitu nafsu aku melihat pemandangan itu, tak sabar diri ini untuk mencicipinya, ya, ingin kucicipi dulu memek kokom ini dengan mulutku, ingin kurasakan nikmatnya, dengan tak sabar kubimbing tubuh kokom untuk menyodorkan memeknya pada mulutku.

" Mamih dudukin muka saya, biar saya jilatin memek mamih..." perintahku pada kokom, kulihat kokom masih agak bingung, namun setelah aku arahkan dia mulai paham maksud dan keinginanku.
Kokom dengan pantatnya yg besar dan bulat itu berdiri sejenak, seraya kedua kakinya dikangkangkan kewajahku yg sedang berbaring telentang, dan dengan hati-hati diturunkan pantatnya hingga memeknya tepat berada didepan wajahku, segera kutarik pantatnya dengan maksud agar memeknya yg menggemaskan itu menempel pada mulutku, dengan rakus kukecup memek itu, setelah puas aku "memakannya", kusibak memek itu dengan kedua ibu jariku, sehingga memperlihatkan lubang memeknya yg berwarna kemerahan, bentuk yg indah dan menggoda, pikirku, dengan aroma khasnya yg menggoda, mmm..tak kuasa aku menatapnya berlama-lama, gemas diri ini dibuatnya hingga kukecup kembali memek itu, seolah ingin kutelan saja rasanya, kulihat kokom mengerang merasakan nikmatnya, matanya kulihat sayu, mulutnya terbuka, sesekali lidahnya disapukan kebibirnya, sementara kedua tangannya bertumpu pada dadaku.

Kini aku mulai menjilati rongga-rongga bagian dalam memek kokom, sesekali klitorisnya ku kulum dan kuhisap, bahkan karna gemas kugigitnya walaupun tak seberapa keras, sampai kokom memekik kaget sesaat. Rupanya kokom mulai terbuai dengan aksi oralku, nafsunya semakin tinggi, hingga ditekan-tekannya pantatnya sampai memeknya begitu rapat menyentuh mulutku sampai aku sulit untuk bernafas, bahkan sesekali diputarkannya pantatnya sambil kedua tangannya menjambak rambutku, benar-benar kewalahan aku dibuatnya.

Sementara lilis, setelah puas mengoral batang kontolku, dilepasnya celana dalamnya yg masih melekat, seraya berjongkok mengangkangi tubuhku dan menggenggam batang kontolku untuk kemudian dituntunannya memasuki lubang memeknya yg sudah basah oleh cairan birahinya bless..masuklah dengan tandas seluruh batang kontolku didalam memeknya, dipompakannya pantatnya naik turun untuk mengocok-ngocok batang kontolku, legit kurasakan pijitan otot-otot vagina lilis yg menjepit batang kontolku, lalu kedua tangan lilis berpegangan pada pundak kokom yg berjongkok mengangkangi wajahku, sehingga lilis lebih leluasa memompakan pantatnya dengan lebih cepat dan bertenaga.

Kokom semakin histeris, yg kemudian aku tahu bahwa ternyata baru saat inilah untuk pertama kalinya kokom merasakan memeknya dioral, cairan bening agak keasinan membasahi memeknya, semakin bersemangat lidahku bergerilya menjilati dan mengunyam-ngunyam memeknya, hingga beberapa saat kemudian kokom memekik panjang disertai keluarnya cairan kenikmatan dari memeknya, rupanya kokom telah mencapai klimaks yg pertama.

" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh...... enaaaaaaakkkkk euuuuiiiiiiiiyyyyyy..." hanya itu yg keluar dari mulutnya sambil matanya terpejam dan wajahnya menghadap kelangit- langit kamar.

Kuhirup dengan rakus cairan yg keluar membanjiri memeknya, kutelan sampai tak ada yg tersisa cairan asin, gurih dan agak sedikit anyir itu. akhirnya kokom terdiam, namun dengan posisi masih seperti itu, dan memang itu yg aku inginkan, saat itu aku ingin memek kokom tetap berada dimulutku sambil aku menikmati kocokan memek lilis. Kulihat keringat telah membasahi sekujur tubuh kokom, wajahnya memancarkan kepuasan, sambil tersenyum dia menatapku yg masih mengemut-emut memeknya.

Goyangan lilis semakin gencar, dengan isengnya dimasukannya tangannya kesela-sela ketiak kokom untuk kemudian diremasnya buah dada kokom dari belakang. Kali ini pegangan lilis tidak lagi bertumpu pada pundak kokom, melainkan kedua payudara kokom itu yg diremasnya dengan kedua tangannya dari belakang, menerima aksi dari putrinya itu dan juga jilatan lidahku yg masih aktif bergerilya dimemeknya, gairah kokom mulai bangkit kembali, itu dapat kurasakan dari memeknya yg sebelumnya hanya pasrah menempel dimulutku, kali ini pantatnya mulai terangkat dan mulai di desak-desakannya memeknya kemulutku, begitupun dari ekspresi wajahnya yg kini kembali memancarkan ekspresi birahi.

Beberapa menit kemudian lilis mencapai puncak kenikmatannya, diikuti dengan kocokannya yg semakin cepat dan bertenaga sehingga menimbulkan suara jrott..jrott..jrott.. yg keras, diremasnya dengan kuat kedua tetek kokom, nafasnya memburu, dirasakan hembusan nafas lilis ditengkuk kokom, hembusan nafas yg panas, sepanas adegan ranjang yg terjadi disore itu.

" Aaaaaaaaaahhhhhhhh.... Sedaaaaappp.. maaaaassssssss...." Pekik lilis, dengan cukup keras, sebagai ekspresi dari rasa nikmat yang ia rasakan.

Akhirnya lilis lunglai terdiam, namun batang kontolku masih berada didalam memeknya, hanya kali ini tanpa adanya gesekan. Kudorong tubuh lilis dari selangkanganku, lilis mengerti maksudku, seraya dicabutnya memeknya dari kontolku, lalu dia beringsut dan berbaring disampingki.

Kali ini bangkit, kudorong tubuh kokom yg sebelumnya masih mengangkangi wajahku, kokom telentang dengan kaki mengangkang memperlihatkan lubang memeknya yg becek kemerahan, tanpa basa-basi kutancapkan batang kontolku kedalam lubang memek itu, kupompakan pantatku sekuat yg aku bisa, kutundukan wajahku, dan kucium mulutnya dengan rakus, kutelan air liurnya, lidahnya kukulum, nikmat kurasakan lubang memek kokom, begitu hangat dan legit.

" Aduuuhhh.. mih, memek mamih enak banget mih...aaaahhh.." gumamku

" Kontol mas hendi juga enak pisan, terus maaasss... entotin memek mamih mas, mamih betul-betul seneng ...uuuhhhh " ujar kokom, sambil pantatnya mulai ikut bergoyang mengimbangi pompaan pantatku.

Ucapan kokom yg seperti itu membuatku semakin gemas, semakin rakus aku melumat mulutnya. Goyangan pantatku yg maju mundur membuat tetek kokom yg bulat besar itu juga ikut bergoyang seirama dengan gerakan pantatku, sungguh indah dan menggoda, sehingga kukulum putting susunya secara bergantian kiri dan kanan, puas aku melumat pentilnya lalu kubenamkan wajahku pada belahan buah dadanya, kuhirup sepuasnya.

Sekitar sepuluh menit kontolku menghujami memek kokom dengan posisi konfensional seperti itu, lalu kusuruhnya kokom untuk menungging. Huuhhh.. tak tahan diri ini melihat pemandangan didepan mata, betapa tubuh montok kokom dengan pantatnya yg besar dan padat dengan posisi menungging seperti itu, pantat yg putih, nyaris tanpa cacat, bulat bagai buah tomat, sebelum kumasukan batang kontolku dengan posisi doggie style, kujilati terlebih dahulu memek kokom yg tampak terjepit diantara kedua pahanya, lidahku terus bergerilya, kali ini kusapu sekujur bokongnya yg licin mulus itu, hingga kepahanya, tak puas hanya itu, kini pandanganku tertuju pada lubang anusnya, dengan garis-garis kerutannya yg khas yg berpusat pada satu titik ditengahnya, kuarahkan ujung lidahku pada titik pusatnya, kudengar kokom merintih, rintihan nikmat, manakala ujung lidahku mulai menggelitik anusnya, kurasakan lubang anus kokom kembang kempis bagaikan pantat ayam, semakin bergairah aku dibuatnya, titik pusat anus kokom mulai sedikit terbuka, terlihat berwarna agak kemerahan, kuarahkan lidahku tepat pada lubang itu, aroma khas anus semakin membuatku terbuai, semakin aktif lidahku menari. Kulihat kokom semakin blingsatan, diremasnya sprei ranjang itu, matanya terpejam, dan mulutnya terus bergumam pelan.

" Uuuuuuhhhhhh.... Terusss mas hendi, jilatin terus dubur mamih, enaakkk..uuuuhhh" gumam kokom.

Kulihat lilis seperti terkesima melihat aksi yg kulakukan, entah apa yg ada dalam pikirannya itu.

Puas aku mengoral lubang anus kokom, kuarahkan batang kontolku pada lubang memek kokom yg menungging, dengan posisi doggie style kuhujamkan batang kontolku didalam memeknya, pantatku mulai bergerak maju mundur, sementara kedua tanganku meremas buah pantatnya yg besar dan montok itu, benar-benar nikmat kurasakan memek kokom dengan posisi seperti ini, sampai terpejam mataku menikmatinya.

Kokom mulai mengimbangi goyanganku dengan gerakan pantatnya yg maju mundur, sehingga hantaman kontolku menjadi lebih tandas dan mantap, dari mulutnya mulai terdengar erangan-erangan nikmat yg menandakan dirinya telah terhanyut dalam arus nikmat.


Sementara aku menikmati memek kokom sambil memejamkan mataku, tiba-tiba kurasakan benda yg lembut menyentuh-nyentuh lubang anusku, terkaget aku dibuatnya, seraya kutengok kebelakang, yg ternyata kulihat lilis ssambil berjongkok menjilati lubang anusku, rupanya dia terinfirasi melihat aksiku tadi kepada kokom, aku hanya tersenyum sesaat, lalu kulanjutkan kembali aksiku menghantam memek kokom, kali sambil menikmati jilatan lidah lilis pada lubang anusku, wuuiiihhh...betapa nikmat kurasakan, seperti melayang sukma ini.

Hingga beberapa saat kulihat kokom semakin histeris, dan akhirnya kembali kokom mencapai puncak kenikmatannya untuk yg kedua kalinya disertai dengan lenguhan panjang.

Tak beberapa lama kemudian kurasakan nikmat yg teramat sangat menjalari tubuhku, dan aku berteriak keras

" Aaaaahhhhhhhh.... Aku keluaaaaaaarrrrrrr...." Teriakku.

Namun, disaat aku menikmati puncak birahi itu, dengan cepat lilis mencabut batang kontolku dari memek ibunya.

" Mas, pejuhnya dikeluarin dimulut lilis aja, biar lilis makan, seperti yg difilm tadi.." ujarnya. Rupanya lilis kembali terinfirasi oleh adegan film tadi. Diarahkannya ujung kontolku tepat didepan mulutnya yg menganga lebar, dan crootttt..crooottt.. tumpahlah seluruh air maniku tertampung didalam rongga mulutnya, dan beberapa saat kemudian setelah dirasakan tak ada lagi tetesan sperma yg keluar dari lubang kontolku, ditelannya seluruh cairan kental yg tertampung dimulutnya itu, glekkk.. masuklah seluruhnya kedalam perut lilis.

" Mmmmm.. enak mas, gurih..hi..hi..hi.." ujarnya, seraya dikulumnya kembali batang kontolku dengan maksud membersihkan sisa-sisa seperma yg masih melekat disekitar kontolku.

Sementara kokom menyaksikan aksi yg dilakukan anaknya itu sambil berbaring.

" Emang enak lis..? Tanya kokom kepada lilis


" Enak mih, nanti mamih harus cobain atuh.. pasti ketagihan.." ujar lilis, sambil sesekali menyapukan lidahnya kebibir. Kokom hanya tersenyum menanggapinya.


Kurebahkan tubuhku disamping kokom, puas rasanya diri ini setelah menikmati klimaks yg mengasikan.

" Mau dipijitin mas..? " tawar kokom, padaku

" Boleh, kalau mamih enggak capek sih.." jawabku

" Ah, mamih sih enggak capek... ayo sekarang mas hendi tengkurep " ujarnya, yg segera aku turuti, kutelungkupkan badanku.

Kini kokom duduk mengangkangi pantatku, sehingga memeknya menempel dengan pantatku, kurasakan gesekan bulu-bulu jembutnya. Kini kedua tangannya mulai memijat bahuku, sama seperti lilis, tangan kokom juga kasar, namun tetap tidak mengurangi rasa nikmatnya, pijitannya cukup bertenaga, sehingga terasa sampai keotot-otot dan tulangku. Fuuuhhh.. enak juga habis ngentot dipijitin, pikirku.

" Mih.. pak engkos enggak marah kalau mamih tidur sama saya..? " tanyaku,sambil terus dipijit, walaupun aku sudah mendengar jawabannya dari lilis, namun aku tetap ingin mendengarnya langsung dari kokom, untuk itulah aku menanyakannya.

" Ah,enggak apa-apa mas, abah mah, enggak bakalan marah, malah abah seneng, soalnya kontol abah udah enggak bisa lagi dipake buat ngentot, semenjak kecelakaan 7 tahun lalu.." jawabnya, sebuah jawaban yg lugas, namun juga vulgar, terutama saat menyebut kata kontol dan ngentot itu, rupanya memang didesa itu bukanlah menjadi suatu hal yg tabu orang mengucapkan kata-kata seperti itu, mereka sudah terbiasa dan sudah menjadi keseharian mereka, tanpa perlu memperhalus bahasa, bahkan orang-orang tua disana tak akan melarang anak-anak mereka untuk bicara paling cabul sekalipun, itulah kehidupan masyarakat didesa X, sebuah kehidupan keseharian yg apa adanya, tanpa basa-basi, namun jujur.

Jadi tak heran, desa X kadang-kadang dijadikan contoh buruk bagi masyarakat desa lain disekitarnya, yg menganggap bahwa desa mereka jauh lebih beradab, seperti mereka akan mengatakan kepada anak mereka " hey kamu jangan ngomong jorok begitu, kayak orang desa X aja.." atau seorang tokoh masyarakat dalam wejangannya " kita itu harus jaga nama baik desa ini, kita harus punya aturan dan tata krama, tidak baik kalau perempuan dan laki-laki yg belum terikat oleh tali pernikahan bertamu lama-lama, apa kata orang nanti, ini bukan desa X, yang....." begitulah kira-kira gambaran desa X ini dimata orang-orang desa lain.

" Jadi selama 7 tahun itu mamih enggak pernah enggak pernah ngentot lagi...?" Tanyaku, dengan gaya bicara apa adanya, seperti yg dilakukan kokom.

" Ya, enggak pernah.." jawab kokom, sambil tangannya kini mulai memijiti kepalaku, pandai juga dia memijit.

" Sama orang lain juga enggak pernah? " tanyaku,penasaran

" Enggak pernah, kecuali sama mas hendi ini.." jawabnya, dari nada bicaranya aku percaya dengan apa yg dikatakannya, dan memang sudah menjadi sifat orang-orang didesa itu yg senantiasa berkata jujur dan apa adanya, sebuah sifat jujur yg telah menjadi watak dasarnya, bukan jujur karena takut akan sesuatu, takut akan hukuman, atau jujur karena takut dosa.

" Mamih seneng enggak bisa ngentot sama saya? " godaku

" Hi..hi..hi...ya seneng mas.. seneng banget hi..hi..hi.." jawabnya

" Apanya yang bikin mamih seneng..?

" Kontol mas hendi yg gede itu, hi..hi..hi.. "

" Emangnya kontol abah enggak gede mih..? " pancingku

" Ya enggak segede punya mas hendi, paling-paling separuhnya mas.." jawabnya, sambil tangannya mulai memijiti bagian punggungku, masih kurasakan gesekan-gesekan bulu jembutnya yg menyentuh pantatku, dan kurasakan pula hangatnya memek kokom menempel dipantatku, hingga gairahku sedikit-demi sedikit kembali bangkit, ditandai dengan batang kontolku yg mulai agak mengeras.

" Terus, selain itu apa lagi..? " tanyaku lagi

" Itu mas, waktu mas hendi jilatin memek mamih, aduuuhhh..enak banget...seumur-umur mamih enggak pernah, apalagi waktu mas hendi jilatin lubang dubur mamih..hi..hi..hi...enak pisaaannn.." ujarnya,besar kepala juga aku mendengarnya.

Kini mamih mulai memijat pahaku, sesekali pijitannya mengarah hampir mendekati area selangkanganku, membuatku semakin terangsang. Lalu pijitannya mulai kearah betis, hingga kemudian sampai ketelapak kaki, dipijitinya pula setiap jari kakiku, dan telapak kakiku, ahli juga wanita ini dalam hal mijit- memijit.

"Mas hendi sekarang telentang, biar mamih pijitin bagian depannya.." perintah kokom, setelah dirasa rampung memijit bagian belakangku, tanpa banyak Tanya segera kuturuti.

" Hi..hi...hi... mas hendi, kontolnya udah bangun lagi tuh.." ujar kokom saat aku telentangkan tubuhku, sehingga batang kontolku yg mulai berdiri tampak mengacung tegak, walaupun belum sepenuhnya ereksi.

" Habis, sentuhan mamih sih, yg bikin si otongku bangun lagi..." jawabku

Kini dikangkanginya tubuhku yg telentang, sehingga memeknya bersentuhan dengan batang kontolku, mulai dipijitnya tanganku, kemudian mulai dipijitnya keningku dengan kedua ibu jarinya, tubuhnya yg agak menunduk membuat kedua teteknya yg bergelantungan nyaris menyentuh diwajahku, membuatku tergoda hingga dengan jail kugigit-gigitnya putting susunya yg membuatnya memekik manja.


" Auuww.. ih, mas hendi nakal... koq pentil mamih digigit sih.." pekiknya manja, seraya dicubitnya lenganku, yg membuatku justru semakin tergoda untuk melakukan hal yg sama.

Kini kokom bergeser agak kebawah, dipijitinya pahaku, lalu selangkanganku, ini yg paling aku suka disaat tangannya bersentuhan dengan biji pelirku, lalu dipijitnya area sekitar kantung pelirku.

" Dipijitin sininya mas.. biar aliran darahnya lancar, supaya kontol mas hendi ngaceng terus hi...hi..hi.." ujar kokom, sambil memijit-mijit dengan lembut kantung pelirku, lalu mulai merambat, kali ini tangannya mulai mengurut batang kontolku.

" Mamih isep sekalian ya mas..? mamih gemes nih sama kontol mas hendi..hi..hi..hi.." pintanya

" Iya mih..isep sekalian aja, aku juga udah enggak tahan pingin ngerasain isepan mami..." ujarku

Langsung dikulumnya batang kontolku, dan digerakannya maju mundur kepalanya sehingga batang kontolku terkocok-kocok oleh mulutnya, hisapan kokom begitu dalam dan tandas, sepertinya ujung kontolku sampai menyentuh kerongkongannya, kulihat hanya biji pelirku saja yg tertinggal diluar, sementara seluruh batangkontolku tenggelam didalam rongga mulutnya ghlogg..ghlogg..ghlogg cukup keras bunyi gemelocok itu, sehingga lilis yg sebelumnya tertidur disaat kokom sedang memijit tubuhku, kulihat kini telah terjaga, dan kembali kini lilis menyaksikan aksi ibunya itu.

Setelah puas kokom mengulum batang kontolku, diangkatnya sedikit pantatku, rupanya kokom ingin menyibak lubang anusku, kusegera tanggap dengan apa yg diinginkannya, kuposisikan tubuhku seideal mungkin agar lubang anusku dapat dengan mudah terjangkau, kini pahaku agak sedikit kuangkat, sehingga lubang anusku jelas terlihat, disibaknya anusku dengan kedua ibu jarinya lalu dijulurkannya lidahnya untuk kemudian mulai dijilatinya sekujur lubang duburku, begitu nikmat kurasakan lidah kokom yg mengelitik-gelitik lubang anusku, seraya terbang sukmaku.

" Enak ya mas, lubang duburnya mamih jilatin...? " Tanya kokom, disela-sela kesibukannya.

" Enak banget mih..terus miiiihhhh.. jilatin lubang dubur saya mih..mamih hebaaattt.." pujiku

" Mamih juga baru kali ini jilatin lubang pantat, ternyata enak juga hi..hi..hi..." ujar kokom

Beberapa menit kemudian setelah puas kokom dengan aksi oralnya, digenggamnya batang kontolku, lalu dimasukannya kedalam memeknya, kali ini kokom mengentot kontolku dengan posisi berjongkok, dinaik turunkannya pantatnya secara berirama, rupanya nafsu kokom sudah semakin memuncak, terlihat dari ekspresinya yg begitu liar saat memompa batang kontolku, dengan mata setengah terpejam dan nafas yg memburu.

" Uuuuuuhhhh... kontol mas hendi enak.. aaaahhhhh, mas hendi sering-sering datang kesini lagi ya mas, biar mamih bisa ngentotin kontol mas hendi lagi...mamih seneng banget... uuuhhh.. udah lama sih mami enggak pernah dientot...aaahhh" kicau kokom disela-sela gairahnya yg mulai memuncak.

" Iya mih, saya pasti akan sering kesini, ngentotin memek mamih yg legit ini.. dan juga ngentotin memek anak mamih yg cantik itu.." ujarku, menanggapi ocehan mamih

" Betul ya mas, jangan bohong.. uuuuuhhhh.." ujar kokom

Beberapa menit kemudian kokom mengejang, goyangan pantatnya semakin cepat, hingga akhirnya ambruk disertai dengan lenguhan panjang, kokom mengalami klimaks untuk yg kesekian kalinya.

Lilis yg sedari tadi hanya menyaksikan, kini birahinya kembali bangkit, melihat sang ibu sudah tak member perlawanan, lilis memposisikan diri menungging.

" Mas, ayo mas..entot lilis dari belakang mas, sambil nungging.." pinta lilis, sambil menggosok-gosokan memeknya dengan tangan kanannya.

Ku segera bangkit, dengan terlebih dulu kupinggirkan tubuh kokom yg masih jongkok mengangkangi batang kontolku. Lalu kuhampiri lilis yg menungging, langsung kumasukan kedalam memeknya dan kupompakan.

Hingga beberapa menit aku mengentot lilis dengan posisi doggie style, hingga akhirnya lilis mengejang dan memekik pertanda dirinya telah mencapai klimaks.

Tiba-tiba kokom bangkit dan mendekatiku, dibisikannya dengan lembut ketelingaku

" Mas, air maninya dikeluarin dimulut mamih aja ya.. mamih kepingin.." bisiknya lembut, mendengar bisikan kokom itu membuat gairahku semakin tinggi, dan akhirnya tubuhku mulai mengejang, segera kucabut batang kontolku dari memek lilis, kokom segera cepat bertindak, digenggamnya batang kontolku dan diarahkan ujungnya kemulutnya yg menganga lebar croortt..crroooott.. tumpahlah semprotan spermaku didalam mulut kokom, lalu ditelannya, terakhir dikulumnya batang kontolku, aahhh..benar-benar nikmat, pikirku, segeeeeerrrr.

" Mmmm.. gurih mas, hi..hi..hi.. enaaaak.." ujar kokom setelah memakan air maniku.

" Sering-sering minum air mani mih, biar tambah cantik dan awet muda he..he..he.." ujarku bergurau.

" Ah bisa aja mas hendi, tapi mamih bakal ketagian nih, hi..hi..hi.." ujar kokom, seraya kukecup bibirnya dengan mesra.

Akhirnya setelah letih mengarungi samudra birahi, kami bertiga tertidur diranjang itu dalam keadaan masih bugil, dan dengan senyum kepuasan tentunya.



**********
Menjelang petang aku baru terbangun, kulihat diponselku telah menunjukan jam 5 sore, lilis dan kokom sudah tak kulihat lagi disitu, rupanya mereka telah terlebih dahulu bangun, ternyata cukup lama juga aku tertidur, mungkin sekitar dua jam.


Sekeluarnya dari kamar, kudapati lilis sedang berbenah membersihkan debu-debu disekitar kursi dan meja dengan kemoceng, tampaknya lilis sudah selesai mandi, terlihat dari penampilannya yg segar, sepertinya dia habis keramas

" Udah bangun mas.., enak tidurnya? " tegurnya, sambil mengusap bagian atas televisi dengan kemoceng.

" Enak dong... apalagi yg sebelum tidur tadi, lebih enak lagi.." godaku

" Ih, bisa aja mas hendi.." ujarnya

" Mamih dimana lis? " tanyaku

" Wah, yang ditanyain koq mamih.., kangen nih..? tuh ada diluar.." ujarnya sambil terus sibuk dengan kemocengnya.

" Ah, enggak, cuma tanya aja.." jawabku, agak malu.

" Tuh, kopinya aja dimeja depan mas, ayo dimunum, keburu dingin.." ujarnya.


Tak lama kemudian aku duduk diteras depan rumah sambil menikmati kopi dan sebatang rokok, kulihat kokom sibuk memindahkan tumpukan batu-batu yg telah selesai dipecahkan dengan menggunakan pengki anyaman bambu. Kuhampiri kokom yg sibuk dengan pekerjaan rutinnya.

" Enggak capek mih, koq sudah kerja lagi.." tanyaku

" Yah, namanya juga udah kerjaan sehari-hari mas, ya capek enggak capek, harus dilakonin.." jawabnya, sambil meraup tumpukan batu-batu kecil yg telah dipecahkan, lalu dimasukan kedalam pengki bambu, untuk kemudian dipindahkannya ditempat yg lebih lapang, dan esok atau lusa siap diangkut oleh truk.

" Maaf mih, bukannya saya ikut campur, apa enggak sebaiknya mamih berhenti dulu kerja seperti ini, enggak pantes mih, terlalu berat, ini sih kerjaan laki-laki.." ujarku

" Bukan masalah pantes enggak pantes mas, ini masalah perut, kalau mamih berhenti kerja seperti ini, bisa-bisa keluarga mamih enggak makan, hasil empang abah enggak seberapa, enggak cukup untuk hidup kami.." jawabnya

" Mmmm..begini mih, mulai sekarang saya usahakan seminggu sekali saya datang kesini, dan tentunya saya akan ngasih uang belanja sama mamih..bagaimana mih.? " ujarku, entah mengapa aku berani berjanji seperti itu, sepertinya aku sudah begitu yakin dengan ucapanku itu, yakin akan selalu datang kesitu setiap akhir pekan. Kokom berhenti sejenak mendengar ucapanku itu, entah apa yg dipikirkannya, namun kemudian dilanjutinya lagi pekerjaannya, tak ada komentar sepatahpun darinya, apakah dia meragukan ucapanku?, pikirku.

Kugenggam pegelangan tangan kokom yg masih sibuk meraup batu, kali ini dia berhenti dengan pekerjaannya itu, ditatapnya mataku, aku tatap kembali mata itu, kutatap dengan penuh keyakinan dan kesungguhan.

" Aku janji mih.." hanya itu yg aku ucapkan, seraya aku ngeloyor pergi, meninggalkan kokom yg masih membisu. kini aku kembali duduk diteras dan menenggak kopi yg tersisa.

Tak lama kemudian kokom datang dan duduk disampingku, kami berdua duduk dikursi bambu yg panjang, kokom hanya diam sesaat wajahnya hanya menatap kedepan, hingga beberapa saat kemudian mulailah keluar kata dari mulutnya.

" Mas hendi sungguh mau datang kesini seminggu sekali..? " tanyanya, dengan tatapannya masih kedepan, tidak menatapku. Sebuah pertanyaan namun nadanya mengandung harapan, Yg aku jawab hanya dengan anggukan pelan.

" Kalau memang begitu, nanti mamih akan berhenti mecah batu, tapi masih ada sedikit sisa yg harus mamih selesaikan, karna sudah terlanjur didrop, paling-paling dua atau tiga hari rampung, setelah itu mamih tidak lagi minta untuk didrop batu lagi .." ujar kokom, lega aku mendengarnya, seraya kurapatkan tubuhku pada kokom, kurangkul tubuhnya dengan tangan kananku, direbahkannya kepalanya dibahuku, kukecup keningnya dengan lembut, kokom hanya tersenyum.


Hingga beberapa lama kami bercengkrama seperti itu, bagaikan sepasang kekasih yg sedang dimabuk asmara, ternyata kokom sosok wanita yg hangat, tidak hanya hangat diranjang, tetapi juga pandai menciptakan suasana romantis, ya, romantis seperti saat ini, hingga dibuatnya aku terlena.

" Mas hendi mandi dulu sana, bau hi..hi..hi.." ujarnya

" Kalau dimandiin sih mau.." godaku

" Mau..mamih mandiin? hi..hi..hi.. " ujarnya

" Mau dong.. ayo.." ajakku, seraya aku berdiri dan kutuntun tangannya

Saat kami melintas diruang tengah kulihat lilis sedang menyapu.

" Aduuuhh... mesra banget nih, kayak pengantin baru aja, mau kemana sih? " godanya

" Mau mandi bareng dong, jangan cemburu ya lis, hi..hi..hi.." ujar kokom sambil merangkul pinggulku. Lilis hanya tersenyum seraya mengeleng-gelengkan kepalanya, untuk kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.


Sebuah kamar mandi yg sederhana, dengan bak mandi yg terbuat dari batu bata yg langsung diplester dengan semen, tanpa porselen atau keramik, sementara lantainya menggunakan keramik, walaupun tampak tidak seragam satu sama lain, sepertinya menggunakan keramik bekas yg didapat dari sumber yg berbeda kemudian dikumpulkan, secara umum cukup bersih, dan tidak jorok, karna mungkin memang sering dibersihkan.

" Ayo, buka bajunya mas, katanya mau mandi..? " ujar kokom

" Bukain dong..!" jawabku manja

" Ih, mas hendi, pake minta dibukain segala.." ujarnya sambil mencubit lenganku

Dilepaskannyalah t-shirtku, lalu celana pendekku, kini tinggal menyisakan celana dalamku saja, tampak batang kontolku menonjol dibalik celana dalamku, kokom hanya tersenyum melihatnya.

" Wah.. kontol mas hendi udah bangun tuh..hi..hi..hi.." ujarnya, seraya ditariknya sempakku sehingga terpampanglah batang bazokaku yg mulai tegak.

" Mamih juga buka bajunya dong, biar kita sama-sama telanjang.." pintaku

" Bukain dong..hi..hi..hi.." jawabnya manja, sambil mengelus-elus batang kontolku.

Kulepas satu persatu pakaian kokom, hingga telanjang bulat, sehingga tubuh montok itu kini polos, dan kami sama-sama bugil, mengingatkan pada masa kecilku dulu saat sering mandi bersama dengan adikku.

" Ayo, sekarang mamih mulai mandiin mas hendi ya? " ujar kokom, seraya diambilnya gayung dan disiramkannya ketubuhku, lalu dibalurinya tubuhku dengan sabun batangan, digosoknya sekujur tubuhku dengan telapak tangan kasarnya, sampai keselangkanganku, bahkan lubang pantatku tak luput dari gosokannya, saat gosokan tangannya sampai pada batang kontolku, diliriknya wajahku sambil tersenyum, lalu diusapnya sebentar dengan sabun, dikocok-kocok sebentar lalu dimasukannya kedalam mulutnya, namun tiba-tiba dikeluarkannya lagi, dan beberapa kali meludah.

" Fuaaahh... pahit, rasa sabun.." ujarnya, aku hanya tersenyum. Kemudian dengan segera kokom membilas sekujur badanku dengan air, setelah dirasa busa-busa sabun diseluruh tubuhku telah bersih, kembali ia berjongkok, untuk kemudian melanjutkan aksi oralnya yg tadi tertunda.

Uuuuhhhh, nikmat kurasakan kokom mengulum batang kontolku, betapa nikmatnya memang, sudah dimandikan, selesainya, masih diservis oral pula.

Gemas aku menyaksikan aksi kokom mengulum batang kontolku, hingga kuangkat kepalanya sejenak mendekati wajahku, kucium bibirnya dengan rakus, kurasakan penuh air ludah dimulutnya, yg dengan rakus kuhirup dan kutelan, kemudian kutundukan kembali, agar dia kembali mengulum batang kontolku.

Setelah beberapa saat kokom mengulum batang kontolku, kokom menerobos kebawah selangkanganku, rupanya dia mulai menjilati lubang anusku dari bawah, aahhh..nikmatnya, digelitiknya lubang duburku, agak kukangkangkan sedikit kakiku, agar kokom lebih leluasa melakukan aksinya, kurasakan ujung lidah itu menyodok-nyodok bagian dalamnya, seolah ingin ditembusnya sampai kedalam.

" Enak ya mas, lubang duburnya mamih jilatin..? " ujarnya, sambil terus beraksi.

" Aaaaahhhh...bukan enak lagi miiiihhh.. nikmaaaatt..terus mih..aahhh" erangku, sambil menjambak pelan rambut kokom.

Beberapa saat kemudian kutarik kokom agar berdiri dan menyudahi aksi oralnya.

" Sudah mih..sekarang giliran mamih yg saya jilatin.." ujarku, seraya kukecup bibirnya.

" Aiiiihhh.. asiiiiikkk..mamih paling suka nih, dijilatin hi..hi..hi.." ujarnya seperti anak kecil yang akan diberikan mainan


Segera aku jongkok, kusibak memek kokom, langsung kujilati memek kokom yg mulai basah oleh cairan birahi, kutelusuri lidahku keseluruh area lubang memeknya, kokom merintih, dijambaknya rambutku.

" Zzzzzz...aaaaahhhh.. enak maaaassss... jilatin terus memek mamih mas, zzzzz...aaaahhh.." erangnya, dengan mata setengah terpejam.

" Aaaahhh...mas, itil mamih mas, itil mamih tolong diemut mas, diisep mas...aaahh.." pinta kokom, yg segera kuturuti, kujilati klitorisnya itu, lalu kukulum dan kuhisap-hisap.

" Aaaaaahhhh...iya mas, terus mas...mas hendi pinter iiihhh...aaaahhhh, enak euuuiiiii..." racaunya, semakin menjadi.

Masih kukulum-kulum "kacang" kokom dengan rakus, hingga aku gemas, lalu kugigitnya, namun tidak terlalu keras tapi cukup untuk membuatnya tersentak kaget.

" Aaauuuwww.... Aaeeeeeng.. mas hendi nakal, itil mamih digigit..nakal.." ujarnya manja, membuat aku semakin gemas dibuatnya.

Setelah puas aku menjilati memeknya, kusuruh kokom untuk berdiri dengan berpegangan pada bibir bak mandi, dengan pantat agak dibusungkan sehingga seperti posisi menungging, sehingga memperlihatkan pantatnya yg besar padat.

" Sekarang saya mau jilatin dubur mamih, mamih suka kan..? " tanyaku

" Assiiiikkk mas, mamih suka banget mas.. ayo mas, cepet jilatin dubur mamih mas.." pintanya tak sabar

Masih sambil berjongkok, kusibak lubang anus kokom, dan langsung kutelusuri ujung lidahku kearea anusnya, mmmm..seperti biasa aroma khasnya memang benar-benar membuatku terangsang, semakin liar lidahku mengelitiki seluruh permukaan anus kokom. Kulihat ekspresi kokom yg merebahkan kepalanya miring dibibir bak mandi, sehingga pipi kirinya bertumpu pada bibir bak, sedangkan mulutnya mengulum-ngulum jari telunjuk kanannya, dengan matanya yg setengah terpejam, suatu ekspresi yg seksi untukku, ya, memang terlihat seksi dan menggoda kokom dengan ekspresi seperti itu, semakin bersemangat aku menjilati anusnya.

" Zzzzz...uuuuhhh... enak maaaassss, terus jilatin lubang dubur mamih mas..aaahhh.. mamih seneng sekali mas... mamih bahagia pisan.. aaahhh " gumamnya.

Sesekali kukenyot-kenyot lubang duburnya, seolah ingin kusedot isi dari lubang anusnya, nafsuku semakin tinggi.

Beberapa saat kemudian aku berdiri, dan tanpa basa-basi kutancapkan batang kontolku kedalam lubang memeknya masih dengan posisi seperti itu blesss.. masuklah batang kontolku, didikuti oleh desahan nafas kokom. Kupompa batang kontolku maju mundur brroott....brroott..brroott.. memek kokom yg sudah basah menimbulkan suara yg seperti itu.

" Aaaaahhhh...terus mas, entotin memek mamih mas...aaahhh.." gumam kokom

" Iya mih..mulai sekarang, tiap seminggu sekali saya pasti kesini, memek mami bakalan saya entot terus mih, mamih suka kan memeknya dientotin sama kontol saya mih..? suka kan mih? " ocehku

" Iya mas...mamih suka sekali mas..suka dientotin sama kontol mas hendi yg gede pisan itu..uuuhhh" oceh kokom, menanggapi ocehanku.

Beberapa menit kemudian kucabut batang kontolku dari memeknya, kusuruh kokom untuk duduk dibibir bak mandi, lalu kubentangkan kedua kakinya sehingga lubang memeknya yg sudah licin berair tampak menganga, dengan tak sabar kubimbing batang kontolku memasui memeknya dan bless...dengan mudah kontolku masuk, dipeluknya tubuhku dengan erat, sementara kedua kakinya mengapit melingkar dipinggulku. Segera kupacu pantatku maju mundur, kontolku dengan mantap keluar masuk dilubang memeknya. dengan bernafsu kokom melumat bibirku, kubalas lumatan kokom dengan tak kalah rakusnya, kuemut-emut lidahnya, kureguk air liur dari mulutnya, sehingga aksi kami kali ini tanpa adanya ocehan yg keluar dari mulut kami, kecuali suara pagutan mulut kami disertai dengan erangan tertahan. Semakin erat kokom memeluk punggungku, begitupun kakinya yg menjapit dipinggulku, kurasakan begitu kuat, sehingga sedikit mengganggu keleluasaan dalam memompa pantatku, namun itu bukanlah masalah.

Hingga beberapa saat kemudian, tubuh kokom mengejang, pelukan dan jepitan kakinya ditubuhku semakin kencang, nafasnyapun memburu, hangat kurasakan hembusannya, kokom mencapai klimaks namun kali ini tanpa diikuti dengan teriakannya yg panjang karna mulutnya kusumbat dengan pagutan mulutku, hanya lenguhan tertahan yg terdengar, dicengkramnya punggungku, hingga agak perih kurasakan. Dan akhirnya beberapa detik kemudian cengkraman dan jepitan kakinya mulai mengendor,hingga dilepasnya sama sekali, hanya senyumnya kini yg tersisa, tersenyum padaku.

Terlepasnya jepitan kaki kokom pada pinggulku, membuat gerakanku untuk memompakan pantatku semakin leluasa, kuhantamkannya pantatku maju mundur dengan sekuat tenaga, hingga tubuh kokom ikut bergoyang-goyang mengikuti irama kocokanku. Dan akhirnya aku mengerang panjang pertanda telah sampai diriku pada puncak kenikmatan.

" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh......" hanya itu yg keluar dari mulutku, kutumpahkan seluruh spermaku didalam rahim kokom, nikmat kurasakan, seperti tuntas semuanya, fuuuuhh..legaaaaa...

Kukecup bibir kokom, dan kucabut batang kontolku dari dalam memeknya, kulihat cairan putih kental mengintip disela-sela lubang memek kokom yg ternyata adalah air maniku.

Kokom yg masih duduk dibibir bak mandi, mengangkat sedikit kedua kakinya sehingga lubang memeknya tampak menganga, dimasukannya jari tengah dan telunjuknya kedalam memeknya, dikorek-koreknya beberapa saat, lalu dikeluarkannya kembali, kali ini kedua jarinya itu telah terbaluri oleh air maniku yg kusemprotkan tadi.

" Sayang mas, mubajir...hi..hi..hi.." seraya dimasukannya kedua jari yg telah terbaluri air maniku itu kedalam mulutnya, dikulum-kulumnya beberapa saat sambil memejamkan matanya, seolah-olah sedang menikmati makanan yg lezat, untuk kemudian dikoreknya kembali lubang memeknya seperti sebelumnya dan kembali diemutnya, begitu seterusnya, sekitar lima kali dia melakukannya.

" Enak mih..? " tanyaku

" Sedap mas, gurih-gurih asin hi..hi..hi.." jawab kokom sambil masih mengulum-ngulum jari telunjuknya.

Tampak begitu erotis bagiku apa yg dilakukan kokom itu, sehingga menginsfirasi bagiku untuk melakukan hal yg serupa, walaupun mungkin terlalu ekstrim.

"Mamih sih enak, sudah makan air maniku, tapi saya juga pingin mih.." ujarku

" Emangnya kepingin apa mas, sudah terlambat, sudah abis mamih makan hi..hi..hi.." ujarnya

" Bagaimana kalau saya minum air kencing mamih..?" ujarku, agak tersentak kokom mendengar ucapanku.

" Ah, mas hendi ada-ada saja, masa' air kencing mamih mau diminum sih, jijik ah.." ujarnya

" Enggak apa-apa mih, saya suka, saya kepingin banget nih..tolong mih.." ujarku sedikit memelas

" Ya udah, kalau mas hendi emang kepingin sekali sih.. tapi bagaimana? " ujarnya

Lalu aku berjongkok dibawah kokom yg masih duduk dipinggir bak mandi

" Ayo mih, mamih kencingin mulut saya.." pintaku, sambil kubuka mulutku lebar-lebar

Lalu kokom menyibakan memeknya dengan kedua tangannya, berkonsentrasi sejenak, dan surrrrrrr.... Mancurlah air kencingnya yg berwarna agak kekuningan, kutampung air kencing kokom didalam mulutku dan kuminum, namun begitu banyak air kencingnya yg memancur sehingga belum habis aku menelannya sudah penuh terlebih dulu air kencing itu dimulutku, sehingga sebagian bertumpahan kesekujur tubuhku dan kelantai kamar mandi, beberapa pancurannya mengenai wajah dan rambutku, hingga basahlah sekujur tubuhku oleh air kencingnya.

Sebuah sensasi yg gila memang, tapi entah mengapa aku begitu menyukainya, dan akhirnya berhentilah pancuran air kencing yg keluar dari memeknya, puas rasanya diri ini, sampai beberapa kali aku bersendawa.

" Memang enak mas..? " tanya kokom

" Wow..sedap kom segaaarrr.." jawabku, lalu kokom diam sejenak, entah apa yg dipikirkannya.

" Kenapa mih, koq bengong.." ujarku

" Ah enggak, mas..mmm.. mamih mau juga dong, minum air kencing mas hendi, boleh enggak?" pintanya, malu-malu.

" Wow, dengan senang hati mih.. ayo sekarang mamih jongkok.." ujarku, seraya kokom segera jongkok sambil membuka mulutnya lebar-lebar.

Kuarahkan ujung kontolku tepat diatas mulutnya yg menganga, dan serrrrrrr... keluarlah air kencingku masuk kedalam mulutnya, tampak lehernya bergerak-gerak pertanda sedang menelan air kencingku, sebagian tumpah mengenai buah dadanya, ada beberapa semprotan yg sengaja kuarahkan kewajah dan rambutnya.

" Iya bagus mih..minum mih..biar mamih awet muda.. ini juga mih buat cuci muka, biar mamih tambah cantik.. ini lagi mih, untuk keramas.." godaku

Cukup banyak juga air kencingku yg diminum kokom, sebagian dibuatnya untuk membasuh wajahnya, dengan kedua tangannya digosok-gosoknya wajahnya menggunakan air kencingku, juga rambutnya seolah-olah seperti orang yg sedang keramas. Akhirnya berhentilah aliran air kencingku. Kubimbing tangan kokom untuk berdiri, kukecup bibirnya yg beraroma pesing air kencingku, kami berkecupan dengan mesra.

" Bagaimana mih, enak? " tanyaku

" Wah, mantap mas, betul-betul enak.. lain kali lagi ya mas.. puas saya mas, sampai bertahak terus hi..hi..hi.. " ujarnya, sesekali dibarengi dengan sendawa dari mulutnya bertanda cukup banyak air kencingku yg diminumnya.

Akhirnya kami mandi bersama, aku dimandikan kokom, dan setelah itu bergantian aku yg memandikannya, diselingi dengan tawa dan canda.

Selesai mandi kami keluar kamar mandi bersama beriringan, kokom hanya mengenakan handuk yg dililitkan ditubuhnya, sedangkan aku bertelanjang dada hanya mengenakan celana pendek, saat melintas ruang tengah kulihat lilis dan pak engkos berada disana sedang menonton tv.

" Wah penganten baru mandi bareng lama banget, ngapain aja nih...? Abah mau mandi jadi kelamaan nunggu tuh.." goda lilis

" Rahasia dong, pokoknya yg asik-asik lah.. hi..hi..hi.." jawab kokom genit, seraya tangannya dilingkarkan ke pinggulku, salah tingkah juga aku dengan adanya pak engkos disitu, bagaimanapunh dia adalah suaminya, namun dengan melihat sikap pak engkos yg hanya tersenyum, rasa tak enakku berangsur sirna.




Description: Cerita Sex terbaru Ngentot Gadis Desa Rame-Rame Sensasi Hot - [Part 3]
Rating: 4.7
Reviewer: Ratna S
ItemReviewed: Cerita Sex terbaru Ngentot Gadis Desa Rame-Rame Sensasi Hot - [Part 3]

Cerita Sex Terbaru ML Dengan Cewek Desa Yang Lugu - [Part 1]

cerita seks terbaru ml dengan cewek desa xxx bokep ngentot cewek ddesa yang lugu, cerita dewasa terbaru, cersex xxx ngentot, cerita dewasa dengan cewek ddesa, gadis desa yang lugu aku entot.




Sabtu 4 desember 2010, mobil hardtop tua milik temanku berjalan agak tersendat dimedan yg becek dan agak berlumpur dikawasan pedesaan sekitar kabupaten bogor, hampir 3 jam kami menempuh perjalanan dari Jakarta menuju ketempat yg menurut herman, temanku ini, adalah tempatnya mojang-mojang cantik sebagai teman akhir pekan. cerita sex perawan cewek desa, cerita sex terbaru dengan cewek ddesa.

“ Gila lu her, ini sih tempat jin buang anak..” ujarku kepada herman yg memegang kemudi.

“ Tenang aja hen, bentar lagi juga nyampe..pokoknya lu kalo udah kesini bakalan ketagian, barangnya bagus-bagus, masih orisinil…” ujarnya meyakinkan, sambil pandangannya tetap tertuju pada jalan becek diperkampungan yg telah mernyerupai medan offroad itu.

Aku sebetulnya ikut ketempat inipun karna ajakan temanku ini, yg menurutnya sudah sekitar enam bulan lebih “malang- melintang” mencari hiburan dikawasan ini, yg berdasarkan ceritanya konon didesa X yg akan kami tuju ini banyak terdapat janda-janda yg bisa diajak kencan, dan yg menariknya, kita bisa dengan leluasa bermalam dirumah wanita itu layaknya suami istri, dan tanpa kawatir ada pihak yg usil, baik orang tuanya, tetangga, ataupun masyarakat sekitar, menurutnya didesa itu hal seperti itu adalah lumrah adanya, dan masih menurut cerita temanku ini, bahwa wanita-wanita disana itu bukanlah sejenis pelacur-pelacur yg biasa menjajakan diri secara professional seperti di jakarta, jadi kesimpulannya masih belum banyak dijamah oleh lelaki-lelaki hidung belang.

“ Pokoknya masih orisinil lah.. cukup cuma kita bayar 300 ribu untuk sehari semalam, mereka sudah senang, mereka itu janda-janda yg enggak punya penghasilan hen, jadi mereka senang kalo ada orang seperti kita ini yg berkunjung, pokoknya kalo lu enggak percaya entar elu buktiin sendiri lah… itung-itung membantu perekonomian mereka hen.. ingat kata pak ustad, kita harus membantu janda-janda yg membutuhkan uluran tangan kita ha..ha..ha..” itu kata temanku waktu membujukku untuk ikut bersamanya.

Tertarik juga aku mendengar penjelasannya itu, kalau dipikir-pikir dengan uang 300 ribu kita bisa bebas “nancep” sehari semalam, bandingkan kalau kita memboking PSK di Jakarta, paling tidak 500ribu semalam, itupun belum termasuk hotel, minimal kita musti merogoh kocek sekitar 700 ribu untuk satu malam, dan yg pasti “barangnya” sudah pernah dipakai oleh berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus lelaki, itu yg menjadi pertimbanganku, dan sebagai seorang bujangan berusia 28 tahun, yg berpenghasilan hanya tak lebih dari 5 juta sebulan, tentu aku harus pandai-pandai mempertimbangkan segala hal secara ekonomis, termasuk dana untuk memenuhi kebutuhan biologis.

Tak beberapa lama kemudian akhirnya kami tiba juga dirumah “gacoan” temanku itu, rumah yg sederhana dengan dinding yg separuh tembok dan sebagiannya lagi merupakan papan kayu yg disusun sedemikian rupa sebagaimana rumah kebanyakan didesa itu, bahkan sebagian rumah lain masih ada yg kondisinya jauh lebih memprihatinkan, untuk peneranganpun tak semua penduduk disini menggunakan listrik, sebagian masih menggunakan lampu teplok kecil sekedar untuk menerangi rumah, dan jalan disinipun hampir seluruhnya masih jalan tanah tanpa aspal, sehingga pada saat musim hujan seperti ini jalan-jalan tersebut persis menyerupai kubangan kerbau, ironis memang, sebuah kawasan yg sebetulnya masih termasuk dalam wilayah jabotabek, yg kata orang adalah termasuk kawasan yg lebih maju dibanding wilayah lain dipulau jawa, tetapi mengapa disini sepertinya tak terjangkau oleh pembangunan, ah.. peduli amat, pikirku, toh tujuanku kesini hanya untuk bersenang-senang seperti yg dijanjikan oleh temanku ini.

Akhirnya kami turun dari mobil, didepan rumah tampak berdiri seorang wanita muda yg usianya aku taksir sekitar 22 tahun, wajah cukup cantik dengan kulit kuning langsat dengan body yg cukup proporsional, dan tentunya enak dilihat, bahkan bisa dibilang seksi, mengingatkan aku pada artis-artis dangdut ibu kota, mungkin wanita ini yg membuat temanku itu begitu tergila-gila, benar-benar kembang desa pikirku, pantas dia rela jauh-jauh datang kesini.

“ Ayo masuk mas..mangga..” ujar wanita itu mempersilahkan kami untuk masuk.

“ Kenalkan is, ini teman mas, namanya hendi..panggil saja mas hendi..” ujar herman.

“ Saya Euis..” ujar wanita itu memperkenalkan diri.

Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, ditemani segelas kopi yg disuguhkan oleh euis, herman mulai menyinggung soal maksud dan tujuanku kesini.

“ Begini is, mas hendi ini pingin juga punya temen disini, ngomong-ngomong ada enggak temen kamu disekitar sini yg bisa “digoyang”.. tapi yg begini lho..” ujar herman sambil mengacungkan ibu jarinya.

“ Mmm.. ada mas, masih muda lagi, baru sebulan cerai dari lakinya.. waktu itu sih dia pernah ngobrol-ngobrol sama saya, katanya dia minta tolong untuk dikenalin kalau ada cowok dari Jakarta, saya sih cuma mau nolong saja sama temen, kasian mas, dia butuh duit, maklumlah baru jadi janda, gak punya penghasilan, nanti saya panggil dia kesini.. tapi kalau mas hendi enggak cocok enggak apa-apa nanti bisa saya carikan yg lain..” ujar euis, seraya tak lama kemudian dia keluar rumah untuk memanggil temannya itu, dalam hatiku mengapa enggak ditelpon saja, yg akhirnya kemudian baru aku tau kalau wanita yg akan dijemput euis itu tidak memiliki pesawat telpon atau ponsel.

Sekitar setengah jam kemudian euis datang, kali ini bersama dengan seorang wanita muda, kutaksir usianya sekitar 18 atau 19 tahun, dengan wajah cantik, hidung mancung, kulit kuning langsat cenderung putih, tinggi sekitar 160cm, tidak terlalu gemuk juga tidak terlalu kurus, bodynyapun cukup menawan, dengan bokong yg bulat dibalut oleh celana ketat selutut, sehingga memperlihatkan betisnya yg begitu bening, ternyata ada juga wanita seperti ini didesa terpencil seperti ini, mungkin inilah wanita yg dimaksud itu, semoga saja, pikirku, tapi apa iya wanita semuda ini sudah menjadi janda.


Cerita sex dengan cewek desa

 “ Ini temen euis yg dimaksud mas.. ayo kenalan dulu mas, jangan malu-malu atuh..koq jadi bengong begitu..” ujar euis kepadaku disaat pandanganku masih terpaku dengan wanita yg baru saja hadir itu.

“ Oh iya.. saya hendi..” sambil aku mengulurkan tanganku untuk berjabat tangan

“ Saya lilis mas..” balas wanita itu sambil membalas uluran tanganku sehingga kami berjabatan tangan, tangan yg terlihat putih dan halus itu ternyata kurasakan telapak tangannya agak kasar mungkin karna keadaan sehingga mengharuskan wanita secantik ini melakukan pekerjaan kasar, pikirku.

Setelah kami berbincang-bincang sebentar sekedar berbasa-basi, akhirnya euis menanyakan kepadaku.

“ Gimana mas hendi, mau main kerumah lilis enggak? “ Tanya euis sambil tersenyum, sebuah pertanyaan yg sebetulnya bisa diartikan sebagai permintaan kepastian apakah aku tertarik pada lilis atau tidak, dan dari senyumnya itu aku rasa euis sudah dapat menebak jawabanku.

“ Yah, saya sih oke..oke.. saja” jawabku mencoba untuk santai, agar tidak terlihat terlalu bernafsu

“ Ya udah kalo begitu tunggu apalagi.. langsung sana..” ujar herman, sepertinya meminta agar aku cepat-cepat meninggalkannya, mungkin sudah tidak sabar dia untuk cepat-cepat ingin berasik masuk dengan pujaan hatinya itu.

Akhirnya aku dan lilis berjalan kaki menuju kerumahnya, rumah lilis ternyata lebih terisolir lagi, bagaimana tidak aku katakan terisolir, untuk mencapainya saja kami harus menyebrangi sungai, potong jalan biar lebih cepat, begitu alasan lilis, beruntung airnya tidak terlalu dalam, namun arusnya cukup deras, sesekali lilis membantu menuntun tanganku disaat kami menapaki bebatuan sungai, agak malu juga aku sebagai seorang laki-laki yg harus dituntun oleh seorang wanita, tapi wajarlah aku pikir, toh aku belum pernah melalui medan yg seperti itu, sedangkan dia memang sudah menjadi kesehariannya, terpaksalah aku mengikuti tuntunannya, daripada nanti aku salah langkah dan jatuh terpeleset.

Lepas dari menyebrangi sungai, kini kami menyusuri pematang sawah yg lebarnya tak lebih hanya sekitar 30 cm, namun entah mengapa aku menyukai perjalanan seperti itu, terlepas karna aku bersama dengan wanita cantik disampingku, suasana alam pedesaan itu memang aku suka, bebas dari kebisingan suara kendaraan, bebas dari polusi udara dari asap kendaraan, dan bebas dari carut marutnya suasana kota Jakarta yg semakin hari kian sumpek dan tak karuan.

Disini aku rasakan alam memainkan perannya dengan semestinya, tidak seperti yg aku saksikan dijakarta, seolah alam telah diperkosa oleh berbagai macam kepentingan, sehingga alam tidak bisa lagi memainkan perannya secara lami. Berbeda dengan yg aku rasakan didesa ini, semua aku rasakan berjalan secara natural, seperti burung-burung kecil yg beterbangan diantara padi-padi yg mulai menguning, atau kupu-kupu yg berpindahan dari satu bunga kebunga lainnya, atau bila aku melihat kebawah, disepanjang tepi pematang terdapat selokan kecil yg airnya jernih, sehingga tampak jelas sekumpulan ikan kecil yg berenang sambil menyodok-nyodokan mulutnya pada tumbuhan lumut untuk dimakannya, suatu keindahan yg alami pikirku, sealami keindahan dan kecantikan lilis, ya, lilis kuakui adalah wanita yg memiliki kecantikan dan keindahan yg alami, atau yg seperti dikatakan herman “orisinil”, bukan karna polesan kosmetik atau kepiawaian seorang ahli kecantikan dalam polesannya, apalagi oprasi hidung, mata, dagu, suntik silicon, sedot lemak, bleacing atau apalah namanya itu semua, yg akhir-akhir ini rela dilakukan oleh beberapa wanita di ibukota demi untuk kesempurnaan penampilannya, walaupun dengan segala resiko yg harus mereka tanggung.

Seperti halnya lilis dan euis, wanita-wanita didesa ini menjalani hidupnya secara alami dan hanya mengikuti alurnya, dalam artian mulai dari mereka lahir, lalu tumbuh menjadi gadis remaja dan menemukan jodohnya. Dan dalam menentukan jodohpun mereka tak terlalu berpikir sedemikian jlimet dengan mempertimbangkan bibit,bobot dan bebet. Asal mereka laku dan ada pria yg bersedia menjadi suaminya, meski usia mereka masih 16 atau 17 tahun mereka akan kawin, kawin adalah suatu kehormatan ketimbang menjadi perawan tua, begitu pikir mereka. namun akhirnya seiring jalannya waktu dan terdorong oleh berbagai kebutuhan akhirnya terjadilah perceraian, bagaimana tidak sebagai seorang suami yg tanpa pekerjaan tetap, dan hanya luntang lantung, satu tahun mungkin masih bertahan, namun selanjutnya, bubar jalan, dan “terciptalah” janda, janda muda tentunya.

Namun juga sebaliknya, apabila sisuami itu sukses secara ekonomi, biasanya mereka cenderung untuk ingin kawin lagi, mungkin merasa secara ekonomi dia sanggup menghidupi lebih dari seorang istri, yg akhirnya itupun menjadi masalah, karna sebagian besar wanita tak sudi untuk dimadu, dan akhirnya dia lebih memilih untuk diceraikan, dan lagi terciptalah janda.

Akhirnya kami tiba ditepi empang yg tak seberapa luas, sesekali tampak beberapa ekor ikan muncul kepermukaan untuk kemudian masuk kembali kedalam air kolam yg agak kehijauan itu. diatas empang itu terdapat rumah yg tak jauh berbeda dengan rumah euis, yg ternyata adalah rumah orang tua lilis, kemudian kami menuju kerumah itu dengan jalan yg agak mendaki, ternyata rumah itu memiliki halaman yg cukup luas, yg disalah satu sudut halaman itu terdapat semacam bangunan yg tidak permanen dengan menggunakan tiang bambu dan beratapkan daun kelapa yg sekedar untuk melindungi dari terpaan panas matahari bagi seorang wanita dengan kepala dan wajah tertutup oleh kain, menggunakan baju kaos lengan panjang yg agak lusuh dengan bawahannya dibalut kain sarung, ditangan wanita itu memegang palu yg dengan sigapnya dihantamkan pada bongkahan batu kali yg besar, rupanya wanita itu sedang memecahkan batu kali untuk dipecahkan menjadi kecil-kecil sebagai bahan bangunan, yg kemudian aku ketahui bahwa itu adalah ibunya lilis, yg mendapatkan penghasilan dari memecahkan batu kali yg didrop oleh pengepul dgn masih dalam bentuk bongkahan batu yg besar-besar, untuk kemudian dipecah menjadi beberapa bagian kecil, dan untuk pekerjaan itu, ibu lilis memperoleh upah dengan hitungan perkubiknya, entahlah berapa ribu rupiah upah yg didapat untuk setiap kubiknya, yg pasti tidaklah besar, dan selama ini pula lilis pun ikut membantu sang ibu dalam pekerjaannya itu, dari situlah baru aku paham mengapa telapak tangan lilis begitu kasar.

“ Mih, ini temen lilis.. dari Jakarta..” ujar lilis, agak berteriak, mendengar itu perempuan yg sedang asik dengan pekerjaannya itu berhenti sejenak.

Mangga.. silahkan masuk jang..” ujar ibu lilis, seraya kembali tangannya diayunkan untuk menghantamkan palunya kepada bongkahan batu yg hendak dipecahkannya.

Akhirnya kami masuk kerumah lilis, diteras tampak seorang pria setengah baya agak kurus, duduk sambil menikmati sebatang rokok, yg kemudian aku tau bahwa itu adalah ayahnya lilis.

“ Mangga jang, silahkan masuk.. maaf berantakan, maklumlah dikampung..” ujarnya ramah, seraya menyodorkan tangannya kearahku untuk bersalaman.

Aku duduk diruang tengah sambil menikmati segelas kopi yg disuguhkan lilis, sementara lilis menemaniku dengan duduk tepat disampingku.

“ Mas hendi mau mandi dulu?, biar seger mas..” tawar lilis, yg langsung aku iyakan, karna memang terasa lengket sekali badanku oleh keringat.

Seusai mandi kembali aku duduk ditempat yg sama, kemudian lilis meninggalkan aku, juga untuk pergi mandi.

Beberapa menit kemudian lilis muncul, kali ini dengan mengenakan daster tanpa lengan yg agak tipis, cantik sekali aku lihat lilis saat itu, membuatku agak sedikit terpukau, sebelum dia menawarkan untuk istirahat dikamarnya.

“ Mas, ayu kita istirahat dikamar aja.. nanti mas saya pijitin, keliatannya mas hendi capak ya..?” ujar lilis.

“ Oh iya, boleh..” jawabku agak gugup, seraya aku ikuti lilis yg berjalan menuju kamarnya.

Kamar yg sederhana namun cukup bersih, terdapat jendela yg menghadap kearah empang, dari jendela itu kulihat ayah lilis sedang menaburkan sesuatu kedalam empang, mungkin pakan ikan, yg kemudian aku tau bahwa empang itulah yg menjadi sumber mata pencaharian keluarga lilis, menurutnya sekitar 3 bulan sekali ikan-ikan itu siap untuk dipanen, bersamaan dengan itu pula tengkulak-tengkulak datang untuk mengangkut seluruh ikan-ikan yg sudah siap dipasarkan itu, menurut lilis pula bahwa hasil dari ternak ikan itu juga tak seberapa besar, tidak cukup untuk biaya hidup 2 bulan, jadi untuk menutup kebutuhan yg satu bulan lagi, mereka mengandalkan upah dari memecah batu yg dilakukan oleh ibu lilis dan dibantu oleh lilis sendiri, menurutnya ayah lilis sudah tidak lagi mampu untuk melakukan pekerjaan yg berat, disebabkan dulu waktu ayah lilis masih bekerja dijakarta sebagai pekerja bangunan, pernah mengalami kecelakaan kerja yg menyebabkan beberapa tulangnya patah dan tidak bisa difungsikan lagi secara sempurna, dan bukan hanya itu, ada beberapa saraf-saraf ayah lilis yg tak lagi dapat berfungsi secara normal, beruntung sampai saat ini masih dapat bertahan hidup walaupun dengan kondisi yg seperti itu.

“ Mas hendi bajunya dibuka aja, biar lilis enak mijitnya…” ujar lilis, seraya kuturuti sarannya itu, kubuka pakaianku sehingga hanya menyisakan celana dalamku saja, aku tak sungkan, toh lilis pun sudah mengerti apa maksud kedatanganku kesini. Lalu kubaringkan tubuhku telungkup diatas ranjang itu, lilis duduk disampingku seraya telapak tangannya mulai membalurkan cairan baby oil keseluruh punggungku, terasa kasar telapak tangan lilis dipunggungku, tapi itu sama sekali tak menggangguku, justru ada sensasi tersendiri yg kurasakan.

Kemudian lilis mulai memijit, diawali dari belakang leherku kemudian pundak, cukup bertenaga kurasakan pijitan tangan lilis, serasa sampai kesendi-sendi tulangku.

“ Terlalu keras enggak mas..?” Tanya lilis

“ Enggak apa-apa lis, mantep malah..biar pegel-pegelku cepet hilang..” jawabku

“ Tangan lilis kasar ya mas..? maklum mas, soalnya lilis suka bantuin emak mecahin batu kali..yah mau gimana lagi mas, emang sudah keharusan..” ujar lilis, nadanya terdengar seperti menyesali.

“ Enggak apa-apa lis, malah enak, kayak ada rasa geli-gelinya gitu he..he..he..” jawabku

“ Ah si mas bisa aja..” kali ini kulihat wajahnya tersenyum

Kini tangan lilis mulai memijit area pahaku, lalu tangan itu terus merayap lebih keatas hingga nyaris kearah selangkanganku, uh..nikmatnya , batang zakarku kurasakan mulai berdiri, dan rupanya lilis paham dengan apa yg aku rasakan, semakin agresif selangkanganku dipijitnya hingga sedikit menyentuh pada testisku, geli kurasakan sampai-sampai pantatku agak kunaikan keatas, kulirik kearah lilis, kulihat dia tersenyum, manis sekali senyumnya, pikirku.

“ Mas, sekarang telentang aja, biar lis pijit depannya..” ujar lilis, yg segera aku turuti.

Kini posisiku telentang menghadap kelangit-langit kamar, kulihat lilis tersenyum saat matanya tertuju pada celana dalamku yg ternyata saat itu batang kontolku berdiri, sehingga terlihat mengacung dibalik celana dalamku . agak malu juga aku, ah tapi setelah kupikir, mengapa mesti malu, toh lilis pun sudah paham.

Kini lilis membaluri pahaku dengan baby oil, diratakannya sejenak keseluruh area pahaku, barulah kemudian mulai memijit pahaku, tak beberapa lama kembali lilis memijit kearah selangkanganku, punggung tangannya menyentuh-nyentuh biji pelirku menambah tegang batang kontolku sehingga tambah mengacung tegak.

“ Sempaknya dibuka aja ya mas..? ujar lilis setengah berbisik, yg aku jawab dengan mengangguk.

“ Iiihh.. gede amat mas, dulu mantan suami lilis mah enggak segede gini, hi..hi..hi..” ujar lilis sedikit terkejut saat melepas celana dalamku

“ Emang segede mana lis..? “ tanyaku

“ Lebih kecil mas, paling cuma separuhnya..” jawabnya sambil tangannya mengurut-urut dengan lembut batang kontolku.

“ Kurang nikmat ya mas, kalo dikocok pakai tangan lilis, soalnya tangan lilis kasar..” ujar lilis, memang sih, terasa seperti digosok-gosok benda kasar rasanya batang kontolku, namun sebetulnya menurutku oke-oke saja, cukup nikmat, baby oil yg membaluri batang kontolku cukup membantu menambah licin kocokan tangan lilis.

“ Lilis kocokin pakai mulut lilis aja ya mas..? pasti enggak kasar deh..” ujar lilis sambil sedikit menundukan kepalanya kearah wajahku, kurasakan udara dari nafasnya yg hangat dipipiku.

“ Boleh lis, siapa takut..” ujarku, lalu dielapnya sebentar batang kontolku dengan menggunakan dasternya, mungkin dimaksudkan untuk menyeka sisa-sisa baby oil yg melekat pada batang kontolku.

Kini lilis mulai menjilati kontolku, digelitik-gelitiknya dengan lembut batang kontolku dengan menggunakan ujung lidahnya, nikmat kurasakan hingga kupejamkan mataku sejenak, lalu lidah itu menjalar menuju biji pilirku, kali ini dikulum dan diemut biji pelirku dengan mulutnya, tak lama kemudian kembali lidah itu menyapu kebatang kontolku, lalu menggelitik kepala kontolku, betapa ngilu aku rasakan terutama saat ujung lidahnya menjilti lubang kencingku.

“ Gimana mas, mulut lilis enggak kasar kan..? “ ujarnya sambil tersenyum

“ Enggak lis, lembut, enak..terusin lis..aaaahhhhhh…”

Nikmat kurasakan jilatan lidah lilis menyapu diseluruh area batang kontolku, bahkan kali ini mulai dikulum batang kontolku dan dikocokannya naik turun dengan mulutnya. Sambil mengulum batang kontolku sesekali tatapan lilis tertuju padaku mungkin ingin mengetahui reaksiku saat menikmati hisapannya.


[Bersambung]


Selanjutnya:




Description: Cerita Sex Terbaru ML Dengan Cewek Desa Yang Lugu - [Part 1]
Rating: 4.7
Reviewer: Ratna S
ItemReviewed: Cerita Sex Terbaru ML Dengan Cewek Desa Yang Lugu - [Part 1]

Blog dewasa untuk anak dewasa aja ya, yang masih kecil ngumet di bantal dulu aja ntar kalau udah gede dan pada udah punya pendamping hidup silahkan main lagi ke sini, OK OK. dan sekarang kalau kalian masih merasa kesil ya monggo keluar dulu dari blog ini.