Cerita Seks Terbaru 2017 Silahkan Baca Sampai Lemas, Di Tulis dan di sadur dari kisah nyata yang beredar di mana-mana, kategori dewasa, cerita ngentot dengan cewek berjilbab hot dewasa seligkuh sekolah masih pakai seragam SMA dan SMP Update Setiap Harim
Home » , , , , , , , , , , » Cerita Sex terbaru Ngentot Gadis Desa Rame-Rame Sensasi Hot - [Part 3]

Cerita Sex terbaru Ngentot Gadis Desa Rame-Rame Sensasi Hot - [Part 3]

Download Bokep

Cerita seks terbaru Cerita Sex terbaru Ngentot Gadis Desa Rame-Rame Sensasi Hot - [Part 3] 2018 update setiap hari silahkan simpan halaman ini, cerita bokep sex bergambar terbaru.
Cerita sex ngentot terbaru, cerita dewasa terbaru 2017,cerita seks dengan gadis desa. gadis desa yang lugu terbaru xxx ngentot,cerita sex dengan cewek desa yang lugu,cerita dewasa bokep beergambar.




Kini aku dan lilis telah kembali berada dikamar, dengan bernafsu lilis langsung menyosor, dikecupnya mulutku dengan penuh nafsu sambil tangannya mendorong tubuhku, hingga tubuh kami terbanting keatas ranjang dengan cukup keras, dilepasnya t-shirtku, lalu dasternya hingga menyisakan celana dalamnya, karna memang sebelumnya lilis sudah tak mengenakan bh.

Baru saja lilis hendak melepas celana pendekku, tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu kamar

" Siapa..? mamih ya..? " teriak lilis

" Iya lis.. gimana, mamih udah siap nih..? " terdengar jawaban kokom dari balik pintu

" Langsung masuk aja mih, enggak dikunci.." teriak lilis lagi

Pintu kamar terbuka, kulihat kokom agak terkejut melihat kami yg sudah setengah bugil, sadar kami sedang memulai permainan, kokom segera menutup kembali pintu itu untuk kemudian pergi.

" Eh, maaf.. nanti aja mamih kesini lagi.." ujar kokom

" Langsung masuk aja mih... enggak apa-apa.." teriak lilis, hingga beberapa saat kokom masih belum juga masuk, hingga lilis kembali berteriak.

" Mih, ayo masuk atuh.. mas hendi juga mau emak masuk sekarang..." ujarnya, rupanya namaku dijadikan senjata untuk memanggil mamihnya itu.

Tak lama kemudian pintu terbuka kembali, kali ini kokom masuk kedalam, agak malu-malu dia melihat kami yg sudah setengah bugil.

Kulihat kokom cantik sekali saat itu, setelah ia selesai mandi dan sedikit dandan seperti itu, tak seorangpun akan percaya kalau wanita yg berdiri didepanku ini adalah seorang pekerja kasar pemecah batu, pantasnya istri pejabat, pikirku.

" Mamih disini aja.. kita main sama-sama mih, kayak yang difilm tadi.." ujar lilis

" Yah, terserah, mamih sih ikut aja kalau mas hendi setuju..." ujar kokom

Tiba-tiba lilis langsung menarik celana pendekku, sehingga terpampanglah batang kontolku yg mulai mengacung, kulihat kokom agak terperanjat melihatnya, entah apa yg ada dalam pikirannya.

" Gimana mih, gede kan, kontolnya mas hendi...? " ujar lilis

" Mamih duduk sini, deket mas hendi mih.. jangan malu-malu atuh.." ajak lilis kepada kokom yg masih diam berdiri, seolah bingung hendak melakukan apa.

Sepertinya aku harus sedikit agresif kepada kokom untuk mencairkan kekakuannya padaku, karna entah mengapa kulihat dia masih agak canggung saat berdekatan denganku. Kutarik lengan kokom yg duduk dibibir ranjang, sehingga kini kokom tepat berada disampingku, sementara lilis sudah mulai mengoral batang kontolku.

Kurangkul tubuhnya dengan tangan kiriku, lalu kukecup bibirnya, kokom membalas ciumanku, kami berciuman cukup lama, sambil batang kontolku masih dikulum oleh lilis. Hembusan nafas kokom agak hangat dan nafasnya mulai memburu, sepertinya hasratnya mulai bangkit, lalu kubuka dasternya, terlihatlah lekuk-lekuk tubuh kokom yg indah, padat berisi, putih dan mulus. Tak kuasa aku melihatnya, hingga kucium-cium sekujur tubuhnya, mulai dari lengan, leher, sampai ketiak. Lalu dengan tak sabar kubuka BHnya, dan tersembulah bukit kembarnya yg besar dengan putting berwarna coklat kemerah-merahan, kukulum dengan rakus putingnya, teteknya kurasakan benar-benar padat dan tidak lembek atau gembyor.

Mulai terdengar desahan lembut dari mulut kokom, kulihat matanya mulai terpejam menikmati kulumanku pada putting susunya, dirangkulnya kepalaku dengan kedua tangannya.

" Zzzzzzz...aaaaahhhhh.... Terusss mas hendiiii...enaakkk..aaahhhh.." desahnya pelan

Sementara lilis semakin liar mengoral batang kontolku, kepalanya tampak naik turun dengan berirama, dikocok-kocoknya batang zakarku dengan tempo yg cepat dan dalam, hingga sampai menyentuh tenggorokannya, glohhggg... glohhggg... glohhggg... suara gemelocok yg bagiku terdengar begitu erotis, kulihat dari sela-sela bibir lilis menetes cairan ludah yg kental, hingga membasahi area testis dan bulu jembutku.

Setelah puas aku "nenen" pada tetek kokom, kulepas celana dalam kokom yg masih membungkus memeknya, tersembulah memek yg dengan bibir luarnya bewarna kecoklatan dengan bulu-bulu jembut yg cukup lebat, begitu nafsu aku melihat pemandangan itu, tak sabar diri ini untuk mencicipinya, ya, ingin kucicipi dulu memek kokom ini dengan mulutku, ingin kurasakan nikmatnya, dengan tak sabar kubimbing tubuh kokom untuk menyodorkan memeknya pada mulutku.

" Mamih dudukin muka saya, biar saya jilatin memek mamih..." perintahku pada kokom, kulihat kokom masih agak bingung, namun setelah aku arahkan dia mulai paham maksud dan keinginanku.
Kokom dengan pantatnya yg besar dan bulat itu berdiri sejenak, seraya kedua kakinya dikangkangkan kewajahku yg sedang berbaring telentang, dan dengan hati-hati diturunkan pantatnya hingga memeknya tepat berada didepan wajahku, segera kutarik pantatnya dengan maksud agar memeknya yg menggemaskan itu menempel pada mulutku, dengan rakus kukecup memek itu, setelah puas aku "memakannya", kusibak memek itu dengan kedua ibu jariku, sehingga memperlihatkan lubang memeknya yg berwarna kemerahan, bentuk yg indah dan menggoda, pikirku, dengan aroma khasnya yg menggoda, mmm..tak kuasa aku menatapnya berlama-lama, gemas diri ini dibuatnya hingga kukecup kembali memek itu, seolah ingin kutelan saja rasanya, kulihat kokom mengerang merasakan nikmatnya, matanya kulihat sayu, mulutnya terbuka, sesekali lidahnya disapukan kebibirnya, sementara kedua tangannya bertumpu pada dadaku.

Kini aku mulai menjilati rongga-rongga bagian dalam memek kokom, sesekali klitorisnya ku kulum dan kuhisap, bahkan karna gemas kugigitnya walaupun tak seberapa keras, sampai kokom memekik kaget sesaat. Rupanya kokom mulai terbuai dengan aksi oralku, nafsunya semakin tinggi, hingga ditekan-tekannya pantatnya sampai memeknya begitu rapat menyentuh mulutku sampai aku sulit untuk bernafas, bahkan sesekali diputarkannya pantatnya sambil kedua tangannya menjambak rambutku, benar-benar kewalahan aku dibuatnya.

Sementara lilis, setelah puas mengoral batang kontolku, dilepasnya celana dalamnya yg masih melekat, seraya berjongkok mengangkangi tubuhku dan menggenggam batang kontolku untuk kemudian dituntunannya memasuki lubang memeknya yg sudah basah oleh cairan birahinya bless..masuklah dengan tandas seluruh batang kontolku didalam memeknya, dipompakannya pantatnya naik turun untuk mengocok-ngocok batang kontolku, legit kurasakan pijitan otot-otot vagina lilis yg menjepit batang kontolku, lalu kedua tangan lilis berpegangan pada pundak kokom yg berjongkok mengangkangi wajahku, sehingga lilis lebih leluasa memompakan pantatnya dengan lebih cepat dan bertenaga.

Kokom semakin histeris, yg kemudian aku tahu bahwa ternyata baru saat inilah untuk pertama kalinya kokom merasakan memeknya dioral, cairan bening agak keasinan membasahi memeknya, semakin bersemangat lidahku bergerilya menjilati dan mengunyam-ngunyam memeknya, hingga beberapa saat kemudian kokom memekik panjang disertai keluarnya cairan kenikmatan dari memeknya, rupanya kokom telah mencapai klimaks yg pertama.

" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh...... enaaaaaaakkkkk euuuuiiiiiiiiyyyyyy..." hanya itu yg keluar dari mulutnya sambil matanya terpejam dan wajahnya menghadap kelangit- langit kamar.

Kuhirup dengan rakus cairan yg keluar membanjiri memeknya, kutelan sampai tak ada yg tersisa cairan asin, gurih dan agak sedikit anyir itu. akhirnya kokom terdiam, namun dengan posisi masih seperti itu, dan memang itu yg aku inginkan, saat itu aku ingin memek kokom tetap berada dimulutku sambil aku menikmati kocokan memek lilis. Kulihat keringat telah membasahi sekujur tubuh kokom, wajahnya memancarkan kepuasan, sambil tersenyum dia menatapku yg masih mengemut-emut memeknya.

Goyangan lilis semakin gencar, dengan isengnya dimasukannya tangannya kesela-sela ketiak kokom untuk kemudian diremasnya buah dada kokom dari belakang. Kali ini pegangan lilis tidak lagi bertumpu pada pundak kokom, melainkan kedua payudara kokom itu yg diremasnya dengan kedua tangannya dari belakang, menerima aksi dari putrinya itu dan juga jilatan lidahku yg masih aktif bergerilya dimemeknya, gairah kokom mulai bangkit kembali, itu dapat kurasakan dari memeknya yg sebelumnya hanya pasrah menempel dimulutku, kali ini pantatnya mulai terangkat dan mulai di desak-desakannya memeknya kemulutku, begitupun dari ekspresi wajahnya yg kini kembali memancarkan ekspresi birahi.

Beberapa menit kemudian lilis mencapai puncak kenikmatannya, diikuti dengan kocokannya yg semakin cepat dan bertenaga sehingga menimbulkan suara jrott..jrott..jrott.. yg keras, diremasnya dengan kuat kedua tetek kokom, nafasnya memburu, dirasakan hembusan nafas lilis ditengkuk kokom, hembusan nafas yg panas, sepanas adegan ranjang yg terjadi disore itu.

" Aaaaaaaaaahhhhhhhh.... Sedaaaaappp.. maaaaassssssss...." Pekik lilis, dengan cukup keras, sebagai ekspresi dari rasa nikmat yang ia rasakan.

Akhirnya lilis lunglai terdiam, namun batang kontolku masih berada didalam memeknya, hanya kali ini tanpa adanya gesekan. Kudorong tubuh lilis dari selangkanganku, lilis mengerti maksudku, seraya dicabutnya memeknya dari kontolku, lalu dia beringsut dan berbaring disampingki.

Kali ini bangkit, kudorong tubuh kokom yg sebelumnya masih mengangkangi wajahku, kokom telentang dengan kaki mengangkang memperlihatkan lubang memeknya yg becek kemerahan, tanpa basa-basi kutancapkan batang kontolku kedalam lubang memek itu, kupompakan pantatku sekuat yg aku bisa, kutundukan wajahku, dan kucium mulutnya dengan rakus, kutelan air liurnya, lidahnya kukulum, nikmat kurasakan lubang memek kokom, begitu hangat dan legit.

" Aduuuhhh.. mih, memek mamih enak banget mih...aaaahhh.." gumamku

" Kontol mas hendi juga enak pisan, terus maaasss... entotin memek mamih mas, mamih betul-betul seneng ...uuuhhhh " ujar kokom, sambil pantatnya mulai ikut bergoyang mengimbangi pompaan pantatku.

Ucapan kokom yg seperti itu membuatku semakin gemas, semakin rakus aku melumat mulutnya. Goyangan pantatku yg maju mundur membuat tetek kokom yg bulat besar itu juga ikut bergoyang seirama dengan gerakan pantatku, sungguh indah dan menggoda, sehingga kukulum putting susunya secara bergantian kiri dan kanan, puas aku melumat pentilnya lalu kubenamkan wajahku pada belahan buah dadanya, kuhirup sepuasnya.

Sekitar sepuluh menit kontolku menghujami memek kokom dengan posisi konfensional seperti itu, lalu kusuruhnya kokom untuk menungging. Huuhhh.. tak tahan diri ini melihat pemandangan didepan mata, betapa tubuh montok kokom dengan pantatnya yg besar dan padat dengan posisi menungging seperti itu, pantat yg putih, nyaris tanpa cacat, bulat bagai buah tomat, sebelum kumasukan batang kontolku dengan posisi doggie style, kujilati terlebih dahulu memek kokom yg tampak terjepit diantara kedua pahanya, lidahku terus bergerilya, kali ini kusapu sekujur bokongnya yg licin mulus itu, hingga kepahanya, tak puas hanya itu, kini pandanganku tertuju pada lubang anusnya, dengan garis-garis kerutannya yg khas yg berpusat pada satu titik ditengahnya, kuarahkan ujung lidahku pada titik pusatnya, kudengar kokom merintih, rintihan nikmat, manakala ujung lidahku mulai menggelitik anusnya, kurasakan lubang anus kokom kembang kempis bagaikan pantat ayam, semakin bergairah aku dibuatnya, titik pusat anus kokom mulai sedikit terbuka, terlihat berwarna agak kemerahan, kuarahkan lidahku tepat pada lubang itu, aroma khas anus semakin membuatku terbuai, semakin aktif lidahku menari. Kulihat kokom semakin blingsatan, diremasnya sprei ranjang itu, matanya terpejam, dan mulutnya terus bergumam pelan.

" Uuuuuuhhhhhh.... Terusss mas hendi, jilatin terus dubur mamih, enaakkk..uuuuhhh" gumam kokom.

Kulihat lilis seperti terkesima melihat aksi yg kulakukan, entah apa yg ada dalam pikirannya itu.

Puas aku mengoral lubang anus kokom, kuarahkan batang kontolku pada lubang memek kokom yg menungging, dengan posisi doggie style kuhujamkan batang kontolku didalam memeknya, pantatku mulai bergerak maju mundur, sementara kedua tanganku meremas buah pantatnya yg besar dan montok itu, benar-benar nikmat kurasakan memek kokom dengan posisi seperti ini, sampai terpejam mataku menikmatinya.

Kokom mulai mengimbangi goyanganku dengan gerakan pantatnya yg maju mundur, sehingga hantaman kontolku menjadi lebih tandas dan mantap, dari mulutnya mulai terdengar erangan-erangan nikmat yg menandakan dirinya telah terhanyut dalam arus nikmat.


Sementara aku menikmati memek kokom sambil memejamkan mataku, tiba-tiba kurasakan benda yg lembut menyentuh-nyentuh lubang anusku, terkaget aku dibuatnya, seraya kutengok kebelakang, yg ternyata kulihat lilis ssambil berjongkok menjilati lubang anusku, rupanya dia terinfirasi melihat aksiku tadi kepada kokom, aku hanya tersenyum sesaat, lalu kulanjutkan kembali aksiku menghantam memek kokom, kali sambil menikmati jilatan lidah lilis pada lubang anusku, wuuiiihhh...betapa nikmat kurasakan, seperti melayang sukma ini.

Hingga beberapa saat kulihat kokom semakin histeris, dan akhirnya kembali kokom mencapai puncak kenikmatannya untuk yg kedua kalinya disertai dengan lenguhan panjang.

Tak beberapa lama kemudian kurasakan nikmat yg teramat sangat menjalari tubuhku, dan aku berteriak keras

" Aaaaahhhhhhhh.... Aku keluaaaaaaarrrrrrr...." Teriakku.

Namun, disaat aku menikmati puncak birahi itu, dengan cepat lilis mencabut batang kontolku dari memek ibunya.

" Mas, pejuhnya dikeluarin dimulut lilis aja, biar lilis makan, seperti yg difilm tadi.." ujarnya. Rupanya lilis kembali terinfirasi oleh adegan film tadi. Diarahkannya ujung kontolku tepat didepan mulutnya yg menganga lebar, dan crootttt..crooottt.. tumpahlah seluruh air maniku tertampung didalam rongga mulutnya, dan beberapa saat kemudian setelah dirasakan tak ada lagi tetesan sperma yg keluar dari lubang kontolku, ditelannya seluruh cairan kental yg tertampung dimulutnya itu, glekkk.. masuklah seluruhnya kedalam perut lilis.

" Mmmmm.. enak mas, gurih..hi..hi..hi.." ujarnya, seraya dikulumnya kembali batang kontolku dengan maksud membersihkan sisa-sisa seperma yg masih melekat disekitar kontolku.

Sementara kokom menyaksikan aksi yg dilakukan anaknya itu sambil berbaring.

" Emang enak lis..? Tanya kokom kepada lilis


" Enak mih, nanti mamih harus cobain atuh.. pasti ketagihan.." ujar lilis, sambil sesekali menyapukan lidahnya kebibir. Kokom hanya tersenyum menanggapinya.


Kurebahkan tubuhku disamping kokom, puas rasanya diri ini setelah menikmati klimaks yg mengasikan.

" Mau dipijitin mas..? " tawar kokom, padaku

" Boleh, kalau mamih enggak capek sih.." jawabku

" Ah, mamih sih enggak capek... ayo sekarang mas hendi tengkurep " ujarnya, yg segera aku turuti, kutelungkupkan badanku.

Kini kokom duduk mengangkangi pantatku, sehingga memeknya menempel dengan pantatku, kurasakan gesekan bulu-bulu jembutnya. Kini kedua tangannya mulai memijat bahuku, sama seperti lilis, tangan kokom juga kasar, namun tetap tidak mengurangi rasa nikmatnya, pijitannya cukup bertenaga, sehingga terasa sampai keotot-otot dan tulangku. Fuuuhhh.. enak juga habis ngentot dipijitin, pikirku.

" Mih.. pak engkos enggak marah kalau mamih tidur sama saya..? " tanyaku,sambil terus dipijit, walaupun aku sudah mendengar jawabannya dari lilis, namun aku tetap ingin mendengarnya langsung dari kokom, untuk itulah aku menanyakannya.

" Ah,enggak apa-apa mas, abah mah, enggak bakalan marah, malah abah seneng, soalnya kontol abah udah enggak bisa lagi dipake buat ngentot, semenjak kecelakaan 7 tahun lalu.." jawabnya, sebuah jawaban yg lugas, namun juga vulgar, terutama saat menyebut kata kontol dan ngentot itu, rupanya memang didesa itu bukanlah menjadi suatu hal yg tabu orang mengucapkan kata-kata seperti itu, mereka sudah terbiasa dan sudah menjadi keseharian mereka, tanpa perlu memperhalus bahasa, bahkan orang-orang tua disana tak akan melarang anak-anak mereka untuk bicara paling cabul sekalipun, itulah kehidupan masyarakat didesa X, sebuah kehidupan keseharian yg apa adanya, tanpa basa-basi, namun jujur.

Jadi tak heran, desa X kadang-kadang dijadikan contoh buruk bagi masyarakat desa lain disekitarnya, yg menganggap bahwa desa mereka jauh lebih beradab, seperti mereka akan mengatakan kepada anak mereka " hey kamu jangan ngomong jorok begitu, kayak orang desa X aja.." atau seorang tokoh masyarakat dalam wejangannya " kita itu harus jaga nama baik desa ini, kita harus punya aturan dan tata krama, tidak baik kalau perempuan dan laki-laki yg belum terikat oleh tali pernikahan bertamu lama-lama, apa kata orang nanti, ini bukan desa X, yang....." begitulah kira-kira gambaran desa X ini dimata orang-orang desa lain.

" Jadi selama 7 tahun itu mamih enggak pernah enggak pernah ngentot lagi...?" Tanyaku, dengan gaya bicara apa adanya, seperti yg dilakukan kokom.

" Ya, enggak pernah.." jawab kokom, sambil tangannya kini mulai memijiti kepalaku, pandai juga dia memijit.

" Sama orang lain juga enggak pernah? " tanyaku,penasaran

" Enggak pernah, kecuali sama mas hendi ini.." jawabnya, dari nada bicaranya aku percaya dengan apa yg dikatakannya, dan memang sudah menjadi sifat orang-orang didesa itu yg senantiasa berkata jujur dan apa adanya, sebuah sifat jujur yg telah menjadi watak dasarnya, bukan jujur karena takut akan sesuatu, takut akan hukuman, atau jujur karena takut dosa.

" Mamih seneng enggak bisa ngentot sama saya? " godaku

" Hi..hi..hi...ya seneng mas.. seneng banget hi..hi..hi.." jawabnya

" Apanya yang bikin mamih seneng..?

" Kontol mas hendi yg gede itu, hi..hi..hi.. "

" Emangnya kontol abah enggak gede mih..? " pancingku

" Ya enggak segede punya mas hendi, paling-paling separuhnya mas.." jawabnya, sambil tangannya mulai memijiti bagian punggungku, masih kurasakan gesekan-gesekan bulu jembutnya yg menyentuh pantatku, dan kurasakan pula hangatnya memek kokom menempel dipantatku, hingga gairahku sedikit-demi sedikit kembali bangkit, ditandai dengan batang kontolku yg mulai agak mengeras.

" Terus, selain itu apa lagi..? " tanyaku lagi

" Itu mas, waktu mas hendi jilatin memek mamih, aduuuhhh..enak banget...seumur-umur mamih enggak pernah, apalagi waktu mas hendi jilatin lubang dubur mamih..hi..hi..hi...enak pisaaannn.." ujarnya,besar kepala juga aku mendengarnya.

Kini mamih mulai memijat pahaku, sesekali pijitannya mengarah hampir mendekati area selangkanganku, membuatku semakin terangsang. Lalu pijitannya mulai kearah betis, hingga kemudian sampai ketelapak kaki, dipijitinya pula setiap jari kakiku, dan telapak kakiku, ahli juga wanita ini dalam hal mijit- memijit.

"Mas hendi sekarang telentang, biar mamih pijitin bagian depannya.." perintah kokom, setelah dirasa rampung memijit bagian belakangku, tanpa banyak Tanya segera kuturuti.

" Hi..hi...hi... mas hendi, kontolnya udah bangun lagi tuh.." ujar kokom saat aku telentangkan tubuhku, sehingga batang kontolku yg mulai berdiri tampak mengacung tegak, walaupun belum sepenuhnya ereksi.

" Habis, sentuhan mamih sih, yg bikin si otongku bangun lagi..." jawabku

Kini dikangkanginya tubuhku yg telentang, sehingga memeknya bersentuhan dengan batang kontolku, mulai dipijitnya tanganku, kemudian mulai dipijitnya keningku dengan kedua ibu jarinya, tubuhnya yg agak menunduk membuat kedua teteknya yg bergelantungan nyaris menyentuh diwajahku, membuatku tergoda hingga dengan jail kugigit-gigitnya putting susunya yg membuatnya memekik manja.


" Auuww.. ih, mas hendi nakal... koq pentil mamih digigit sih.." pekiknya manja, seraya dicubitnya lenganku, yg membuatku justru semakin tergoda untuk melakukan hal yg sama.

Kini kokom bergeser agak kebawah, dipijitinya pahaku, lalu selangkanganku, ini yg paling aku suka disaat tangannya bersentuhan dengan biji pelirku, lalu dipijitnya area sekitar kantung pelirku.

" Dipijitin sininya mas.. biar aliran darahnya lancar, supaya kontol mas hendi ngaceng terus hi...hi..hi.." ujar kokom, sambil memijit-mijit dengan lembut kantung pelirku, lalu mulai merambat, kali ini tangannya mulai mengurut batang kontolku.

" Mamih isep sekalian ya mas..? mamih gemes nih sama kontol mas hendi..hi..hi..hi.." pintanya

" Iya mih..isep sekalian aja, aku juga udah enggak tahan pingin ngerasain isepan mami..." ujarku

Langsung dikulumnya batang kontolku, dan digerakannya maju mundur kepalanya sehingga batang kontolku terkocok-kocok oleh mulutnya, hisapan kokom begitu dalam dan tandas, sepertinya ujung kontolku sampai menyentuh kerongkongannya, kulihat hanya biji pelirku saja yg tertinggal diluar, sementara seluruh batangkontolku tenggelam didalam rongga mulutnya ghlogg..ghlogg..ghlogg cukup keras bunyi gemelocok itu, sehingga lilis yg sebelumnya tertidur disaat kokom sedang memijit tubuhku, kulihat kini telah terjaga, dan kembali kini lilis menyaksikan aksi ibunya itu.

Setelah puas kokom mengulum batang kontolku, diangkatnya sedikit pantatku, rupanya kokom ingin menyibak lubang anusku, kusegera tanggap dengan apa yg diinginkannya, kuposisikan tubuhku seideal mungkin agar lubang anusku dapat dengan mudah terjangkau, kini pahaku agak sedikit kuangkat, sehingga lubang anusku jelas terlihat, disibaknya anusku dengan kedua ibu jarinya lalu dijulurkannya lidahnya untuk kemudian mulai dijilatinya sekujur lubang duburku, begitu nikmat kurasakan lidah kokom yg mengelitik-gelitik lubang anusku, seraya terbang sukmaku.

" Enak ya mas, lubang duburnya mamih jilatin...? " Tanya kokom, disela-sela kesibukannya.

" Enak banget mih..terus miiiihhhh.. jilatin lubang dubur saya mih..mamih hebaaattt.." pujiku

" Mamih juga baru kali ini jilatin lubang pantat, ternyata enak juga hi..hi..hi..." ujar kokom

Beberapa menit kemudian setelah puas kokom dengan aksi oralnya, digenggamnya batang kontolku, lalu dimasukannya kedalam memeknya, kali ini kokom mengentot kontolku dengan posisi berjongkok, dinaik turunkannya pantatnya secara berirama, rupanya nafsu kokom sudah semakin memuncak, terlihat dari ekspresinya yg begitu liar saat memompa batang kontolku, dengan mata setengah terpejam dan nafas yg memburu.

" Uuuuuuhhhh... kontol mas hendi enak.. aaaahhhhh, mas hendi sering-sering datang kesini lagi ya mas, biar mamih bisa ngentotin kontol mas hendi lagi...mamih seneng banget... uuuhhh.. udah lama sih mami enggak pernah dientot...aaahhh" kicau kokom disela-sela gairahnya yg mulai memuncak.

" Iya mih, saya pasti akan sering kesini, ngentotin memek mamih yg legit ini.. dan juga ngentotin memek anak mamih yg cantik itu.." ujarku, menanggapi ocehan mamih

" Betul ya mas, jangan bohong.. uuuuuhhhh.." ujar kokom

Beberapa menit kemudian kokom mengejang, goyangan pantatnya semakin cepat, hingga akhirnya ambruk disertai dengan lenguhan panjang, kokom mengalami klimaks untuk yg kesekian kalinya.

Lilis yg sedari tadi hanya menyaksikan, kini birahinya kembali bangkit, melihat sang ibu sudah tak member perlawanan, lilis memposisikan diri menungging.

" Mas, ayo mas..entot lilis dari belakang mas, sambil nungging.." pinta lilis, sambil menggosok-gosokan memeknya dengan tangan kanannya.

Ku segera bangkit, dengan terlebih dulu kupinggirkan tubuh kokom yg masih jongkok mengangkangi batang kontolku. Lalu kuhampiri lilis yg menungging, langsung kumasukan kedalam memeknya dan kupompakan.

Hingga beberapa menit aku mengentot lilis dengan posisi doggie style, hingga akhirnya lilis mengejang dan memekik pertanda dirinya telah mencapai klimaks.

Tiba-tiba kokom bangkit dan mendekatiku, dibisikannya dengan lembut ketelingaku

" Mas, air maninya dikeluarin dimulut mamih aja ya.. mamih kepingin.." bisiknya lembut, mendengar bisikan kokom itu membuat gairahku semakin tinggi, dan akhirnya tubuhku mulai mengejang, segera kucabut batang kontolku dari memek lilis, kokom segera cepat bertindak, digenggamnya batang kontolku dan diarahkan ujungnya kemulutnya yg menganga lebar croortt..crroooott.. tumpahlah semprotan spermaku didalam mulut kokom, lalu ditelannya, terakhir dikulumnya batang kontolku, aahhh..benar-benar nikmat, pikirku, segeeeeerrrr.

" Mmmm.. gurih mas, hi..hi..hi.. enaaaak.." ujar kokom setelah memakan air maniku.

" Sering-sering minum air mani mih, biar tambah cantik dan awet muda he..he..he.." ujarku bergurau.

" Ah bisa aja mas hendi, tapi mamih bakal ketagian nih, hi..hi..hi.." ujar kokom, seraya kukecup bibirnya dengan mesra.

Akhirnya setelah letih mengarungi samudra birahi, kami bertiga tertidur diranjang itu dalam keadaan masih bugil, dan dengan senyum kepuasan tentunya.



**********
Menjelang petang aku baru terbangun, kulihat diponselku telah menunjukan jam 5 sore, lilis dan kokom sudah tak kulihat lagi disitu, rupanya mereka telah terlebih dahulu bangun, ternyata cukup lama juga aku tertidur, mungkin sekitar dua jam.


Sekeluarnya dari kamar, kudapati lilis sedang berbenah membersihkan debu-debu disekitar kursi dan meja dengan kemoceng, tampaknya lilis sudah selesai mandi, terlihat dari penampilannya yg segar, sepertinya dia habis keramas

" Udah bangun mas.., enak tidurnya? " tegurnya, sambil mengusap bagian atas televisi dengan kemoceng.

" Enak dong... apalagi yg sebelum tidur tadi, lebih enak lagi.." godaku

" Ih, bisa aja mas hendi.." ujarnya

" Mamih dimana lis? " tanyaku

" Wah, yang ditanyain koq mamih.., kangen nih..? tuh ada diluar.." ujarnya sambil terus sibuk dengan kemocengnya.

" Ah, enggak, cuma tanya aja.." jawabku, agak malu.

" Tuh, kopinya aja dimeja depan mas, ayo dimunum, keburu dingin.." ujarnya.


Tak lama kemudian aku duduk diteras depan rumah sambil menikmati kopi dan sebatang rokok, kulihat kokom sibuk memindahkan tumpukan batu-batu yg telah selesai dipecahkan dengan menggunakan pengki anyaman bambu. Kuhampiri kokom yg sibuk dengan pekerjaan rutinnya.

" Enggak capek mih, koq sudah kerja lagi.." tanyaku

" Yah, namanya juga udah kerjaan sehari-hari mas, ya capek enggak capek, harus dilakonin.." jawabnya, sambil meraup tumpukan batu-batu kecil yg telah dipecahkan, lalu dimasukan kedalam pengki bambu, untuk kemudian dipindahkannya ditempat yg lebih lapang, dan esok atau lusa siap diangkut oleh truk.

" Maaf mih, bukannya saya ikut campur, apa enggak sebaiknya mamih berhenti dulu kerja seperti ini, enggak pantes mih, terlalu berat, ini sih kerjaan laki-laki.." ujarku

" Bukan masalah pantes enggak pantes mas, ini masalah perut, kalau mamih berhenti kerja seperti ini, bisa-bisa keluarga mamih enggak makan, hasil empang abah enggak seberapa, enggak cukup untuk hidup kami.." jawabnya

" Mmmm..begini mih, mulai sekarang saya usahakan seminggu sekali saya datang kesini, dan tentunya saya akan ngasih uang belanja sama mamih..bagaimana mih.? " ujarku, entah mengapa aku berani berjanji seperti itu, sepertinya aku sudah begitu yakin dengan ucapanku itu, yakin akan selalu datang kesitu setiap akhir pekan. Kokom berhenti sejenak mendengar ucapanku itu, entah apa yg dipikirkannya, namun kemudian dilanjutinya lagi pekerjaannya, tak ada komentar sepatahpun darinya, apakah dia meragukan ucapanku?, pikirku.

Kugenggam pegelangan tangan kokom yg masih sibuk meraup batu, kali ini dia berhenti dengan pekerjaannya itu, ditatapnya mataku, aku tatap kembali mata itu, kutatap dengan penuh keyakinan dan kesungguhan.

" Aku janji mih.." hanya itu yg aku ucapkan, seraya aku ngeloyor pergi, meninggalkan kokom yg masih membisu. kini aku kembali duduk diteras dan menenggak kopi yg tersisa.

Tak lama kemudian kokom datang dan duduk disampingku, kami berdua duduk dikursi bambu yg panjang, kokom hanya diam sesaat wajahnya hanya menatap kedepan, hingga beberapa saat kemudian mulailah keluar kata dari mulutnya.

" Mas hendi sungguh mau datang kesini seminggu sekali..? " tanyanya, dengan tatapannya masih kedepan, tidak menatapku. Sebuah pertanyaan namun nadanya mengandung harapan, Yg aku jawab hanya dengan anggukan pelan.

" Kalau memang begitu, nanti mamih akan berhenti mecah batu, tapi masih ada sedikit sisa yg harus mamih selesaikan, karna sudah terlanjur didrop, paling-paling dua atau tiga hari rampung, setelah itu mamih tidak lagi minta untuk didrop batu lagi .." ujar kokom, lega aku mendengarnya, seraya kurapatkan tubuhku pada kokom, kurangkul tubuhnya dengan tangan kananku, direbahkannya kepalanya dibahuku, kukecup keningnya dengan lembut, kokom hanya tersenyum.


Hingga beberapa lama kami bercengkrama seperti itu, bagaikan sepasang kekasih yg sedang dimabuk asmara, ternyata kokom sosok wanita yg hangat, tidak hanya hangat diranjang, tetapi juga pandai menciptakan suasana romantis, ya, romantis seperti saat ini, hingga dibuatnya aku terlena.

" Mas hendi mandi dulu sana, bau hi..hi..hi.." ujarnya

" Kalau dimandiin sih mau.." godaku

" Mau..mamih mandiin? hi..hi..hi.. " ujarnya

" Mau dong.. ayo.." ajakku, seraya aku berdiri dan kutuntun tangannya

Saat kami melintas diruang tengah kulihat lilis sedang menyapu.

" Aduuuhh... mesra banget nih, kayak pengantin baru aja, mau kemana sih? " godanya

" Mau mandi bareng dong, jangan cemburu ya lis, hi..hi..hi.." ujar kokom sambil merangkul pinggulku. Lilis hanya tersenyum seraya mengeleng-gelengkan kepalanya, untuk kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.


Sebuah kamar mandi yg sederhana, dengan bak mandi yg terbuat dari batu bata yg langsung diplester dengan semen, tanpa porselen atau keramik, sementara lantainya menggunakan keramik, walaupun tampak tidak seragam satu sama lain, sepertinya menggunakan keramik bekas yg didapat dari sumber yg berbeda kemudian dikumpulkan, secara umum cukup bersih, dan tidak jorok, karna mungkin memang sering dibersihkan.

" Ayo, buka bajunya mas, katanya mau mandi..? " ujar kokom

" Bukain dong..!" jawabku manja

" Ih, mas hendi, pake minta dibukain segala.." ujarnya sambil mencubit lenganku

Dilepaskannyalah t-shirtku, lalu celana pendekku, kini tinggal menyisakan celana dalamku saja, tampak batang kontolku menonjol dibalik celana dalamku, kokom hanya tersenyum melihatnya.

" Wah.. kontol mas hendi udah bangun tuh..hi..hi..hi.." ujarnya, seraya ditariknya sempakku sehingga terpampanglah batang bazokaku yg mulai tegak.

" Mamih juga buka bajunya dong, biar kita sama-sama telanjang.." pintaku

" Bukain dong..hi..hi..hi.." jawabnya manja, sambil mengelus-elus batang kontolku.

Kulepas satu persatu pakaian kokom, hingga telanjang bulat, sehingga tubuh montok itu kini polos, dan kami sama-sama bugil, mengingatkan pada masa kecilku dulu saat sering mandi bersama dengan adikku.

" Ayo, sekarang mamih mulai mandiin mas hendi ya? " ujar kokom, seraya diambilnya gayung dan disiramkannya ketubuhku, lalu dibalurinya tubuhku dengan sabun batangan, digosoknya sekujur tubuhku dengan telapak tangan kasarnya, sampai keselangkanganku, bahkan lubang pantatku tak luput dari gosokannya, saat gosokan tangannya sampai pada batang kontolku, diliriknya wajahku sambil tersenyum, lalu diusapnya sebentar dengan sabun, dikocok-kocok sebentar lalu dimasukannya kedalam mulutnya, namun tiba-tiba dikeluarkannya lagi, dan beberapa kali meludah.

" Fuaaahh... pahit, rasa sabun.." ujarnya, aku hanya tersenyum. Kemudian dengan segera kokom membilas sekujur badanku dengan air, setelah dirasa busa-busa sabun diseluruh tubuhku telah bersih, kembali ia berjongkok, untuk kemudian melanjutkan aksi oralnya yg tadi tertunda.

Uuuuhhhh, nikmat kurasakan kokom mengulum batang kontolku, betapa nikmatnya memang, sudah dimandikan, selesainya, masih diservis oral pula.

Gemas aku menyaksikan aksi kokom mengulum batang kontolku, hingga kuangkat kepalanya sejenak mendekati wajahku, kucium bibirnya dengan rakus, kurasakan penuh air ludah dimulutnya, yg dengan rakus kuhirup dan kutelan, kemudian kutundukan kembali, agar dia kembali mengulum batang kontolku.

Setelah beberapa saat kokom mengulum batang kontolku, kokom menerobos kebawah selangkanganku, rupanya dia mulai menjilati lubang anusku dari bawah, aahhh..nikmatnya, digelitiknya lubang duburku, agak kukangkangkan sedikit kakiku, agar kokom lebih leluasa melakukan aksinya, kurasakan ujung lidah itu menyodok-nyodok bagian dalamnya, seolah ingin ditembusnya sampai kedalam.

" Enak ya mas, lubang duburnya mamih jilatin..? " ujarnya, sambil terus beraksi.

" Aaaaahhhh...bukan enak lagi miiiihhh.. nikmaaaatt..terus mih..aahhh" erangku, sambil menjambak pelan rambut kokom.

Beberapa saat kemudian kutarik kokom agar berdiri dan menyudahi aksi oralnya.

" Sudah mih..sekarang giliran mamih yg saya jilatin.." ujarku, seraya kukecup bibirnya.

" Aiiiihhh.. asiiiiikkk..mamih paling suka nih, dijilatin hi..hi..hi.." ujarnya seperti anak kecil yang akan diberikan mainan


Segera aku jongkok, kusibak memek kokom, langsung kujilati memek kokom yg mulai basah oleh cairan birahi, kutelusuri lidahku keseluruh area lubang memeknya, kokom merintih, dijambaknya rambutku.

" Zzzzzz...aaaaahhhh.. enak maaaassss... jilatin terus memek mamih mas, zzzzz...aaaahhh.." erangnya, dengan mata setengah terpejam.

" Aaaahhh...mas, itil mamih mas, itil mamih tolong diemut mas, diisep mas...aaahh.." pinta kokom, yg segera kuturuti, kujilati klitorisnya itu, lalu kukulum dan kuhisap-hisap.

" Aaaaaahhhh...iya mas, terus mas...mas hendi pinter iiihhh...aaaahhhh, enak euuuiiiii..." racaunya, semakin menjadi.

Masih kukulum-kulum "kacang" kokom dengan rakus, hingga aku gemas, lalu kugigitnya, namun tidak terlalu keras tapi cukup untuk membuatnya tersentak kaget.

" Aaauuuwww.... Aaeeeeeng.. mas hendi nakal, itil mamih digigit..nakal.." ujarnya manja, membuat aku semakin gemas dibuatnya.

Setelah puas aku menjilati memeknya, kusuruh kokom untuk berdiri dengan berpegangan pada bibir bak mandi, dengan pantat agak dibusungkan sehingga seperti posisi menungging, sehingga memperlihatkan pantatnya yg besar padat.

" Sekarang saya mau jilatin dubur mamih, mamih suka kan..? " tanyaku

" Assiiiikkk mas, mamih suka banget mas.. ayo mas, cepet jilatin dubur mamih mas.." pintanya tak sabar

Masih sambil berjongkok, kusibak lubang anus kokom, dan langsung kutelusuri ujung lidahku kearea anusnya, mmmm..seperti biasa aroma khasnya memang benar-benar membuatku terangsang, semakin liar lidahku mengelitiki seluruh permukaan anus kokom. Kulihat ekspresi kokom yg merebahkan kepalanya miring dibibir bak mandi, sehingga pipi kirinya bertumpu pada bibir bak, sedangkan mulutnya mengulum-ngulum jari telunjuk kanannya, dengan matanya yg setengah terpejam, suatu ekspresi yg seksi untukku, ya, memang terlihat seksi dan menggoda kokom dengan ekspresi seperti itu, semakin bersemangat aku menjilati anusnya.

" Zzzzz...uuuuhhh... enak maaaassss, terus jilatin lubang dubur mamih mas..aaahhh.. mamih seneng sekali mas... mamih bahagia pisan.. aaahhh " gumamnya.

Sesekali kukenyot-kenyot lubang duburnya, seolah ingin kusedot isi dari lubang anusnya, nafsuku semakin tinggi.

Beberapa saat kemudian aku berdiri, dan tanpa basa-basi kutancapkan batang kontolku kedalam lubang memeknya masih dengan posisi seperti itu blesss.. masuklah batang kontolku, didikuti oleh desahan nafas kokom. Kupompa batang kontolku maju mundur brroott....brroott..brroott.. memek kokom yg sudah basah menimbulkan suara yg seperti itu.

" Aaaaahhhh...terus mas, entotin memek mamih mas...aaahhh.." gumam kokom

" Iya mih..mulai sekarang, tiap seminggu sekali saya pasti kesini, memek mami bakalan saya entot terus mih, mamih suka kan memeknya dientotin sama kontol saya mih..? suka kan mih? " ocehku

" Iya mas...mamih suka sekali mas..suka dientotin sama kontol mas hendi yg gede pisan itu..uuuhhh" oceh kokom, menanggapi ocehanku.

Beberapa menit kemudian kucabut batang kontolku dari memeknya, kusuruh kokom untuk duduk dibibir bak mandi, lalu kubentangkan kedua kakinya sehingga lubang memeknya yg sudah licin berair tampak menganga, dengan tak sabar kubimbing batang kontolku memasui memeknya dan bless...dengan mudah kontolku masuk, dipeluknya tubuhku dengan erat, sementara kedua kakinya mengapit melingkar dipinggulku. Segera kupacu pantatku maju mundur, kontolku dengan mantap keluar masuk dilubang memeknya. dengan bernafsu kokom melumat bibirku, kubalas lumatan kokom dengan tak kalah rakusnya, kuemut-emut lidahnya, kureguk air liur dari mulutnya, sehingga aksi kami kali ini tanpa adanya ocehan yg keluar dari mulut kami, kecuali suara pagutan mulut kami disertai dengan erangan tertahan. Semakin erat kokom memeluk punggungku, begitupun kakinya yg menjapit dipinggulku, kurasakan begitu kuat, sehingga sedikit mengganggu keleluasaan dalam memompa pantatku, namun itu bukanlah masalah.

Hingga beberapa saat kemudian, tubuh kokom mengejang, pelukan dan jepitan kakinya ditubuhku semakin kencang, nafasnyapun memburu, hangat kurasakan hembusannya, kokom mencapai klimaks namun kali ini tanpa diikuti dengan teriakannya yg panjang karna mulutnya kusumbat dengan pagutan mulutku, hanya lenguhan tertahan yg terdengar, dicengkramnya punggungku, hingga agak perih kurasakan. Dan akhirnya beberapa detik kemudian cengkraman dan jepitan kakinya mulai mengendor,hingga dilepasnya sama sekali, hanya senyumnya kini yg tersisa, tersenyum padaku.

Terlepasnya jepitan kaki kokom pada pinggulku, membuat gerakanku untuk memompakan pantatku semakin leluasa, kuhantamkannya pantatku maju mundur dengan sekuat tenaga, hingga tubuh kokom ikut bergoyang-goyang mengikuti irama kocokanku. Dan akhirnya aku mengerang panjang pertanda telah sampai diriku pada puncak kenikmatan.

" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh......" hanya itu yg keluar dari mulutku, kutumpahkan seluruh spermaku didalam rahim kokom, nikmat kurasakan, seperti tuntas semuanya, fuuuuhh..legaaaaa...

Kukecup bibir kokom, dan kucabut batang kontolku dari dalam memeknya, kulihat cairan putih kental mengintip disela-sela lubang memek kokom yg ternyata adalah air maniku.

Kokom yg masih duduk dibibir bak mandi, mengangkat sedikit kedua kakinya sehingga lubang memeknya tampak menganga, dimasukannya jari tengah dan telunjuknya kedalam memeknya, dikorek-koreknya beberapa saat, lalu dikeluarkannya kembali, kali ini kedua jarinya itu telah terbaluri oleh air maniku yg kusemprotkan tadi.

" Sayang mas, mubajir...hi..hi..hi.." seraya dimasukannya kedua jari yg telah terbaluri air maniku itu kedalam mulutnya, dikulum-kulumnya beberapa saat sambil memejamkan matanya, seolah-olah sedang menikmati makanan yg lezat, untuk kemudian dikoreknya kembali lubang memeknya seperti sebelumnya dan kembali diemutnya, begitu seterusnya, sekitar lima kali dia melakukannya.

" Enak mih..? " tanyaku

" Sedap mas, gurih-gurih asin hi..hi..hi.." jawab kokom sambil masih mengulum-ngulum jari telunjuknya.

Tampak begitu erotis bagiku apa yg dilakukan kokom itu, sehingga menginsfirasi bagiku untuk melakukan hal yg serupa, walaupun mungkin terlalu ekstrim.

"Mamih sih enak, sudah makan air maniku, tapi saya juga pingin mih.." ujarku

" Emangnya kepingin apa mas, sudah terlambat, sudah abis mamih makan hi..hi..hi.." ujarnya

" Bagaimana kalau saya minum air kencing mamih..?" ujarku, agak tersentak kokom mendengar ucapanku.

" Ah, mas hendi ada-ada saja, masa' air kencing mamih mau diminum sih, jijik ah.." ujarnya

" Enggak apa-apa mih, saya suka, saya kepingin banget nih..tolong mih.." ujarku sedikit memelas

" Ya udah, kalau mas hendi emang kepingin sekali sih.. tapi bagaimana? " ujarnya

Lalu aku berjongkok dibawah kokom yg masih duduk dipinggir bak mandi

" Ayo mih, mamih kencingin mulut saya.." pintaku, sambil kubuka mulutku lebar-lebar

Lalu kokom menyibakan memeknya dengan kedua tangannya, berkonsentrasi sejenak, dan surrrrrrr.... Mancurlah air kencingnya yg berwarna agak kekuningan, kutampung air kencing kokom didalam mulutku dan kuminum, namun begitu banyak air kencingnya yg memancur sehingga belum habis aku menelannya sudah penuh terlebih dulu air kencing itu dimulutku, sehingga sebagian bertumpahan kesekujur tubuhku dan kelantai kamar mandi, beberapa pancurannya mengenai wajah dan rambutku, hingga basahlah sekujur tubuhku oleh air kencingnya.

Sebuah sensasi yg gila memang, tapi entah mengapa aku begitu menyukainya, dan akhirnya berhentilah pancuran air kencing yg keluar dari memeknya, puas rasanya diri ini, sampai beberapa kali aku bersendawa.

" Memang enak mas..? " tanya kokom

" Wow..sedap kom segaaarrr.." jawabku, lalu kokom diam sejenak, entah apa yg dipikirkannya.

" Kenapa mih, koq bengong.." ujarku

" Ah enggak, mas..mmm.. mamih mau juga dong, minum air kencing mas hendi, boleh enggak?" pintanya, malu-malu.

" Wow, dengan senang hati mih.. ayo sekarang mamih jongkok.." ujarku, seraya kokom segera jongkok sambil membuka mulutnya lebar-lebar.

Kuarahkan ujung kontolku tepat diatas mulutnya yg menganga, dan serrrrrrr... keluarlah air kencingku masuk kedalam mulutnya, tampak lehernya bergerak-gerak pertanda sedang menelan air kencingku, sebagian tumpah mengenai buah dadanya, ada beberapa semprotan yg sengaja kuarahkan kewajah dan rambutnya.

" Iya bagus mih..minum mih..biar mamih awet muda.. ini juga mih buat cuci muka, biar mamih tambah cantik.. ini lagi mih, untuk keramas.." godaku

Cukup banyak juga air kencingku yg diminum kokom, sebagian dibuatnya untuk membasuh wajahnya, dengan kedua tangannya digosok-gosoknya wajahnya menggunakan air kencingku, juga rambutnya seolah-olah seperti orang yg sedang keramas. Akhirnya berhentilah aliran air kencingku. Kubimbing tangan kokom untuk berdiri, kukecup bibirnya yg beraroma pesing air kencingku, kami berkecupan dengan mesra.

" Bagaimana mih, enak? " tanyaku

" Wah, mantap mas, betul-betul enak.. lain kali lagi ya mas.. puas saya mas, sampai bertahak terus hi..hi..hi.. " ujarnya, sesekali dibarengi dengan sendawa dari mulutnya bertanda cukup banyak air kencingku yg diminumnya.

Akhirnya kami mandi bersama, aku dimandikan kokom, dan setelah itu bergantian aku yg memandikannya, diselingi dengan tawa dan canda.

Selesai mandi kami keluar kamar mandi bersama beriringan, kokom hanya mengenakan handuk yg dililitkan ditubuhnya, sedangkan aku bertelanjang dada hanya mengenakan celana pendek, saat melintas ruang tengah kulihat lilis dan pak engkos berada disana sedang menonton tv.

" Wah penganten baru mandi bareng lama banget, ngapain aja nih...? Abah mau mandi jadi kelamaan nunggu tuh.." goda lilis

" Rahasia dong, pokoknya yg asik-asik lah.. hi..hi..hi.." jawab kokom genit, seraya tangannya dilingkarkan ke pinggulku, salah tingkah juga aku dengan adanya pak engkos disitu, bagaimanapunh dia adalah suaminya, namun dengan melihat sikap pak engkos yg hanya tersenyum, rasa tak enakku berangsur sirna.




Description: Cerita Sex terbaru Ngentot Gadis Desa Rame-Rame Sensasi Hot - [Part 3]
Rating: 4.7
Reviewer: Ratna S
ItemReviewed: Cerita Sex terbaru Ngentot Gadis Desa Rame-Rame Sensasi Hot - [Part 3]


Blog dewasa untuk anak dewasa aja ya, yang masih kecil ngumet di bantal dulu aja ntar kalau udah gede dan pada udah punya pendamping hidup silahkan main lagi ke sini, OK OK. dan sekarang kalau kalian masih merasa kesil ya monggo keluar dulu dari blog ini.